Mohon tunggu...
Uly Abdul Jalil
Uly Abdul Jalil Mohon Tunggu... Lainnya - Umma Maryam

Seorang ibu rumah tangga lulusan Magister Ilmu Komunikasi. Menulis catatan perjalanan hidup dalam perspektif seorang istri dan ibu. Follow ig @ulyjalil untuk interaksi lebih asyik! 🍉

Selanjutnya

Tutup

Love

Anak Pertama Ku Perempuan

19 Desember 2021   10:24 Diperbarui: 23 Desember 2021   20:23 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Ada berjuta rasa syukur, ketika dokter memprediksi kalau anak ku perempuan. Sebuah doa panjang yang begitu lama ku untai: memiliki anak perempuan dan akan menamainya Maryam. Untaian doa ini aku haturkan bahkan jauh sebelum tau siapa bapaknya.

*yaaa kebiasan perempuan, nikah belum bahkan hilal jodoh belum nampak tapi udah mikirin nama anak yeukan?

Seiring dengan rasa syukur dan bahagia, ternyata aku juga harus mencicipi beberapa omong kosong menyakitkan: KENAPA ANAK PERTAMANYA PEREMPUAN? KENAPA BUKAN LAKI LAKI?

Heii andaa, julid yaaa
Coba cungg siapa yang punya anak pertama perempuan atau justru jadi anak pertama perempuan. Apa perlu kita buat pasukan khusus?

Teruntuk yang bertanya, Anda lupa ya siapa yang berkuasa mengatur semua ini?
Diberikan kepercayaan untuk mengandung di usia 2 bulan pernikahan saja sudah sebuah nikmat yang luar biasa besar dan sangat wajib aku syukuri. Segala berdebat soal laki perempuan, huh. Mikir ceunahhh.

Terlepas dari siapa yang menyampaikan, tapi kok rasa rasanya agak kurang pantas kita mempertanyakan hal demikian. Yang lebih lucu, yang bertanya bukan satu tapi ada beberapa orang, bahkan dari orang yang baru di kenal

Meskipun bisa menjawab dengan nada bercanda, tapi aku tak bisa berbohong bahwa pedih hati mendapat pertanyaan ajaib itu. Apakah mereka masih membudidayakan akal Yahudi yang membenci anak perempuan bahkan membunuh mereka? Lupakah mereka bahwa perempuan dalam Islam begitu dimuliakan? Ckck

Pernah dengar selentingan "beban anak pertama perempuan?"
Ironis memang, seolah anak pertama perempuan dituntut ini itu tanpa mengetahui batas mereka, dituntut menjadi contoh dan panutan sementara orang tua lupa bahwa merekalah panutan utama anak, terlepas anak pertama kedua kesepuluh, terlepas laki laki perempuan.

Maryam, anakku
Ketahuilah Ayah dan Umma akan sangat mencintai dan melindungimu dari pandangan orang orang yang lisannya menyakitkan.


Ayah dan Umma akan berusaha yang terbaik agar pemikiran "beban anak pertama perempuan" tidak pernah terlintas di pikiran Maryam.
Ayah dan Umma akan senantiasa belajar dan berproses, meskipun nanti diperjalanannya engkaulah yang justru akan mengajari kami banyak hal.

Terima kasih telah menjadi putri kecintaan Ayah dan Umma, Maryam!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun