SEPENGLIHATAN ORANG AWAM
Â
 Dimulai dari visi, misi, dan program kerja pasangan calon dengan nomor urut satu, mereka membuka pidato dengan penuh semangat untuk menyuarakan keadilan dan menyoroti permasalahan hukum yang tampaknya tumpul dan harus segera dieliminasi. Pasangan ini memproyeksikan keyakinan bahwa mereka mampu mengubah atau menggantikan pemerintahan yang dianggap kurang baik, dengan menawarkan serangkaian program kerja dan visi misi yang sangat menjanjikan. Pernyataan yang paling mencolok adalah: "Dalam negara hukum, kekuasaan diatur oleh hukum; dalam negara, kekuasaan hukum diatur oleh penguasa." Mereka menjanjikan tekad untuk menegakkan hukum yang lurus, menentang segala bentuk kebengkokan, dan mengembalikan keadilan yang mungkin telah terpinggirkan.
Dalam penanggapan yang antusias, pasangan calon nomor dua memasuki panggung dengan penuh semangat dan menyambut pernyataan rival mereka. Mereka menekankan pentingnya menetapkan hukum, HAM, pelayanan pemerintahan yang efisien, serta menempatkan pemberantasan korupsi dan perlindungan terhadap seluruh elemen masyarakat di puncak agenda mereka. Dengan yakin, mereka menyatakan bahwa membela Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah sumpah yang mereka bawa sejak usia muda, bahkan hingga mempertaruhkan nyawa mereka sebagai anggota TNI demi demokrasi. Meskipun sadar akan kekurangan, pasangan ini menegaskan tekad mereka untuk memperbaiki dan membersihkan korupsi sampai ke akarnya.
Sementara itu, calon presiden nomor tiga membagikan kisah perjalanan mereka bersama Pak Mahfud dari Sabang hingga Merauke, menyoroti pengalaman menarik mereka ketika bertemu dengan seorang pendeta bernama Pak Leo di Merauke. Pak Leo dengan tekun berusaha membantu permasalahan kesehatan di wilayah tersebut, terutama berkaitan dengan kondisi keterbatasan fasilitas kesehatan yang membuatnya belajar melalui sumber-sumber online. Calon nomor tiga menyoroti urgensi percepatan kemajuan dalam berbagai sektor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Saya juga menangkap Prabowo Subianto tampak sangat yakin pada dirinya sendiri. Saat dimulainya sesi, ia dengan tegas menyampaikan visi dan misinya, yang mencakup peningkatan dalam bidang hukum, hak asasi manusia, perbaikan layanan pemerintahan, pemberantasan korupsi, dan perlindungan untuk semua golongan. Menurutnya, kepemimpinan dan manajemen negara harus optimal untuk mencegah krisis di Indonesia, meskipun beliau mengakui bahwa kesempurnaan selalu menjadi tantangan. Prabowo menekankan pentingnya pemimpin memberikan teladan dan memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya.
Dalam menjawab pertanyaan panelis, Prabowo sering merujuk pada pencapaian era Jokowi. Meskipun ia menunjukkan kelanjutan kebijakan Jokowi, kritik-kritiknya menciptakan kesan perbedaan, terutama ketika membahas penanganan masalah di Papua. Prabowo menyebut Jokowi sebagai Presiden yang paling sering mengunjungi Papua dan berhasil meningkatkan perekonomian di sana dibandingkan dengan presiden sebelumnya. Jika terpilih, Prabowo berjanji untuk melanjutkan dan menyempurnakan program-program Jokowi di Papua.
Meski terlihat percaya diri, sikap Prabowo dalam menyampaikan argumen dan menjawab pertanyaan terkesan defensif dan mudah tersinggung. Saat berhadapan dengan Anies, Prabowo memberikan tanggapan bahkan sebelum diberikan kesempatan untuk berbicara, dan terlihat tersenyum kepada Anies. Responnya terhadap pertanyaan Anies mengenai kepercayaan partai politik dan demokrasi juga terkesan berlebihan, dengan berjoget dan mengkritik proses politik Anies.
Ketidaksetujuan Prabowo terhadap pertanyaan mengenai kerusuhan pemilu 2019 dan keputusan Mahkamah Konstitusi menunjukkan keengganannya untuk berkomitmen. Responsnya yang terlalu emosional dan kurangnya kemampuan retorika memberikan kesan bahwa Prabowo kurang mampu mengendalikan emosinya dan menjelaskan argumennya secara memadai.
 Sementara itu, Ganjar Pranowo, kandidat nomor urut 3, tampil tenang sepanjang debat. Meskipun menghadapi serangan, Ganjar mampu mengendalikan diri dan memberikan respons yang seimbang. Visi dan misinya mencakup pemerataan dalam bidang kesehatan, pendidikan, keadilan bagi penyandang disabilitas, dan tata kelola pemerintah yang bersih. Terutama saat membahas isu pupuk dan petani di Jawa Tengah, Ganjar mampu menghadapi kritik Prabowo dengan membuktikan bahwa masalah tersebut melibatkan daerah-daerah di seluruh Indonesia, bukan hanya Jawa Tengah, dan menyoroti ketidakberesan data petani yang seharusnya dikenal oleh Prabowo selaku mantan Ketua HKTI.
Meskipun Ganjar Pranowo berhasil menangani debat dengan sikap yang tenang, namun hal tersebut dapat membuat performanya terlihat kurang mencolok. Satu-satunya momen yang mencuat adalah ketika ia menyerang Prabowo dengan isu HAM, tetapi Prabowo berhasil mengatasi situasi tersebut dengan baik. Selain itu, Ganjar tampak kesulitan menawarkan visi yang jelas. Dalam menjawab pertanyaan, ia lebih banyak mengandalkan pengalaman 10 tahunnya sebagai gubernur sebagai nilai tambah, namun solusi yang ditawarkan masih terkesan kurang konkret.