Mohon tunggu...
Himma Ulya
Himma Ulya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Partikel Sajak, Sang Sastrawan Kudus

16 April 2018   09:38 Diperbarui: 16 April 2018   12:03 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mukhlas Afroni merupakan keturunan perpaduan dari Kudus dan Solo. Ayahnya ialah seorang Tentara Indonesia yang berasal dari keturunan Keraton Solo. Ayahnya bernama R. Son Haji, sedangkan Ibunya bernama Sumiyati. Mukhlas, itulah nama panggilannya. Beliau hidup dalam lingkup keluarga dan lingkungan santri di daerah K.H Hambali dan Arwaniyah Kudus. Walaupun Ayahnya seorang TNI, Kakeknya merupakan seorang Ulama besar di daerah Kudus, yakni K.H Hambali. Seorang Ulama yang disegani dan memiliki banyak pondok di daerah Kudus. 

Beliau, pada saat kecilnya tidak pernah melangsungkan pendidikan dasar kelas satu dan dua. Akan tetapi beliau loncat kelas di Pendidikan Dasar kelas tiga. Hal ini diketahui semenjak kecil, beliau memiliki kecerdasan yang mumpuni untuk dijadikan panutan. Beliau merupakaN sosok yang keras dan sangar. Akan tetapi dilain sikapnya yang keras, beliau merupakan sosok yang humoris. Selalu santai dalam menghadapi hidupnya. Baginya, segala sesuatu mudah dikerjakan asal ada niat dan kesungguhan. 

Saat menginjak di sekolah menengah atas, beliau lolos di  sekolah PGRI Kudus. Semenjak itu, beliau aktif dalam bidang kesusastraan. Beliau sering mengikuti lomba-lomba di bidang Bahasa dan Sastra. Untuk itu, beliau sering mendapatkan penghargaan di beberapa perlombaan. 

Bahkan sampai sekarang masih bisa ditemukan piagam dan penghargaan lainnya di dalam rumahnya. Setelah lulus dari sekolah menengah atas, beliau mendaftar di salah satu perguruan tinggi di Semarang yakni IKIP PGRI. Dari situlah, lambat laun beliau telah menciptakan beberapa karya dan memiliki ruang pribadi atau bisa disebut dengan Studio Sastra. Bahkan beliau telah memiliki beberapa partner yang dijadikan teman seirama untuk menulis sajak. 

Akan tetapi pada saat tragedi banjir bandang di Semarang, semua karya-karyanya lenyap terbawa arus banjir tersebut. Lepas dari tragedi yang telah membumi hanguskan karya-karyanya dan menewaskan kekasihnya, beliau kembali bangkit dan kembali memulai semuanya dari bawah. Hal tersebut mungkin tragedi yang memilukan bagi beliau, akan tetapi semua itu tidak membuatnya putus asa dalam menjalani kehidupannya. 

Setelah diwisuda dari IKIP PGRI Semarang, beliau menjadi seorang guru di salah satu Madrasah di daerah Pati Winong. Dari sanalah, beliau berhasil menemukan tambatan hatinya. Gadis itu ialah seorang salah satu muridnya yang bernama Siti Laikhah. Seorang gadis cantik yang ternama di daerah Winong Gabus. 

Akan tetapi bertepatan dengan itu, beliau dipindahkan tugas yakni di Madrasah Banat Kudus. Kemudian, beliau diangkat menjadi Wakil Kepala sekolah di MTs NU Banat Kudus. Beliau juga seorang guru yang terkenal di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia. Seorang guru yang tenang pembawaannya dan selau humoris dalam setiap pengajarannya. Karya-karyanya memanglah tidak setenar WS. Rendra ataupun pujangga lainnya, namun ada banyak karyanya yang telah beliau bukukan. Salah satunya, Antologi puisinya yang berjudul Potret I. Partikel sajak-sajak itulah yang membuatnya ingin terus bebas dalam berkarya.

Semenjak menikah dengan gadis tambatannya, beliau dikaruniai seorang enam anak, yakni empat perempuan dan dua laki-laki. Beliau berdomisili di daerah Pedak Klumpit Gebog Kudus. Baginya, keluarga adalah tempat ia mengadu segala rasa lelah dan capeknya. Tempat dimana ia bisa bertemu dengan isti dan anak-anaknya. Tempat dimana hanya ada kasih dan sayang. Hidupnya, adalah untuk istri dan anaknya. Beliau adalah seorang Ayah yang hebat. 

Tri Himmatul Ulya, 151510000318, Dakwah dan Komunikasi, Semester Enam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun