Mohon tunggu...
Ulya Fatimatuzzahra
Ulya Fatimatuzzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A long-life learner that passionate about improving self-potential every single day

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meneladani Sosok Nabi Harun 'Alaihissalam dalam Berdiplomasi

23 September 2022   17:59 Diperbarui: 23 September 2022   18:05 2583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nabi Harun 'alaihissalam merupakan seorang nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk membantu Nabi Musa dalam berdakwah. Beliau bernama lengkap Harun bin Imran bin Qahats bin Azar bin Lawi bin Ya'qub bin Ishak bin Ibrahim Khalilurrahman. Merupakan saudara kandung Nabi Musa 'alaihissalam yang dilahirkan 3 tahun sebelum Nabi Musa atau dalam artian 3 tahun lebih tua dari Nabi Musa. 

Kehadiran Nabi Harun tidak terpisahkan dengan Nabi Musa dan dakwahnya pun dilakukan bersama dengannya karena memang tugas Nabi Harun dalam membantu Nabi Musa berdakwah. Kehilaian Nabi Harun dalam berbicara dapat menjadi contoh adanya praktik diplomasi dan karakteristik yang dimiliki oleh Nabi Harun sebagai seorang diplomat.

Karakter Nabi Harun yang nampak secara eksplisit adalah patuh dan sabar sebagaimana yang disebutkan pada QS. Thaha ayat 90-94. Beliau dikenal karena memiliki kecakapan dalam berbicara dan bahkan Nabi Musa mengakui sendiri kelebihan yang dimiliki oleh Nabi Harun. 

Allah menganugerahi kelebihan kepada Nabi Harun berupa kefasihan dalam berbicara, yang disebutkan bahwa cara berbicara yang dimiliki Nabi Harun sangat lembut, tenang dan mudah dipahami. Disamping itu, Nabi Harun juga pandai dalam menata setiap perkataannya sehingga membuat banyak orang senang ketika berdialog dengan beliau. Beliau juga diketahui memiliki pendirian yang kuat dan tegas yang membuat beliau ditetapkan sebagai juru bicara Nabi Musa. Kemampuan dalam berbicara ini juga perlu untuk dimiliki oleh seorang diplomat, terutama untuk bernegosiasi dan berdialog dengan utusan negara lain disamping perlunya pendirian yang kuat dan tegas dalam diri seorang diplomat. (*)

Dikutip dari berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun