SMPN 4 Cikarang Timurvia faacebook)
Bullying menjadi fenomena yang akhir-akhir ini marak di perbincangkan di khalayak ramai. Entah di sosial media maupun di lingkungan masyarakat sekitar kita. Sebelum kita membahas lebih dalam tentang bullying, kita perlu tahu terlebih dahulu apa itu bullying.
Bullying merupakan suatu bentuk penindasan yang biasanya dilakukan kepada mereka kaum lemah yang tidak bisa melakukan apa-apa. Akibat dari bullying ini sangat tidak baik, bahkan bisa merusak mental dari seseorang. Baik dari korban bahkan pelaku nantinya akan merasakan efek dari bullying yang mereka lakukan. Bahkan dampak terburuk yang dialami korban bisa depresi hingga bunuh diri.
Sebenarnya dalam menyikapi kasus bullying ini kita juga harus melihat dari 2 sudut pandang, tidak bisa jika hanya melihat dari sudut pandang korban. Meskipun perbuatan dari pelaku bullying juga sama sekali tidak dibenarkan, namun terkadang ada penyebab tersendiri yang melatarbelakangi si pelaku melakukan tindakan tersebut.
Nah yang perlu kita tahu juga, perilaku bullying itu muncul dari pengalaman yang dialami oleh pelaku. Bahkan lingkungan dan pendidikan yang didapatkan oleh pelaku pun juga bisa menyebabkan pelaku melakukan bullying.
Dengan maraknya kasus bullying yang menyebar di sosial media dan tidak menutup kemungkinan video-video yang beredar bisa dilihat oleh anak-anak. Mengingat anak kecil jaman sekarang sudah diberi akses bebas oleh orang tuanya untuk menggunakan gadget. Tentu saja hal ini akan menjadi pengaruh buruk bagi anak. Kemungkinan terburuknya adalah anak-anak akan menirukan apa yang mereka lihat di media sosial
Meskipun bentuk pembullyan yang dilakukan oleh anak-anak berbeda tingkatannya dan bisa dikatakan tidak terlalu parah selayaknya orang dewasa, tetap saja hal tersebut tidak dibenarkan dan jangan di-normalisasikan. Biasanya perilaku bullying yang terjadi di lingkungan anak kecil, TK pada khususnya berupa fisik dan verbal.
Contoh pembullyan di ranah tk diantaranya adalah mengejek dengan menjulurkan lidah, meludah, mengejek, menendang, mencubit, menjambak bahkan mendorong temannya. Perilaku bullying tersebut jangan biasa untuk di-normalisasikan, karena jika hal seperti itu di-normalisasikan kita tidak akan pernah tahu hal-hal yang akan dia lakukan kedepannya. Sudah sepantasnya kita mengingatkan anak-anak untuk tidak melakukan hal seperti itu. Karena tidak ada yang tahu, berawal dari hal kecil seperti yang disebutkan diatas bisa membuat suatu tindakan yang lebih parah nantinya.
Lalu bagaimana cara kita sebagai seorang guru dalam memberikan pengertian kepada anak-anak tentang bahaya bullying? kita perlu melakukan pencegahan agar anak-anak tidak terbiasa melakukan hal-hal seperti yang disebutkan diatas tadi. Kita bisa mengawasi atau memperhatikan perilaku yang dilakukan setiap anak, dan sekiranya perilaku tersebut sudah mengarah ke arah bullying kita harus mengingatkan anak tersebut untuk tidak melakukan hal tersebut.
Selain itu kita juga bisa bekerjasama dengan orang tua dari anak. Dengan memberikan pengertian kepada orang tua untuk selalu aktif terlibat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak. Orang tua juga perlu melakukan komunikasi yang aktif agar anak bisa paham kenapa kita tidak boleh melakukan bullying.