Mohon tunggu...
Ulya Ulumiyah
Ulya Ulumiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa-Universitas Negeri Malang

Hidup Seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ruang Gerak Seni di Masa Pandemi

18 Desember 2020   10:16 Diperbarui: 18 Desember 2020   10:42 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika berbicara tentang seni, maka yang terbayang pertama kali di kepala adalah suatu bentuk yang merepresentasikan keindahan. Seni merupakan wujud ekspresi manusia yang dirupakan dengan banyak jenis dan lekat dengan nilai estetik. 

Seni meliputi banyak kegiatan manusia dalam menciptakan karya visual, audio, atau pertunjukan yang mengungkapkan imajinasi, gagasan, atau kepiawaian teknik pembuatnya, untuk dihargai keindahannya atau kekuatan emosinya. Seni rupa, seni tari, seni sastra, seni musik, seni teater adalah garis besar cabang-cabang seni yang ada.

Dalam perjalanannya, seni merupakan suatu karya yang erat kaitannya dengan apresiasi, yang semestinya memerlukan ruang atau biasa disebut dengan artspace. Apresiasi inilah yang menghidupkan aktivitas berkesenian dan menghubungkan pegiat dengan penikmat seni. Apresiasi seni pun banyak bentuknya. Ada yang memerlukan panggung sampai membuat pameran karya, tergantung pada cabang seninya.

Selama ini kita tahu banyak pameran-pameran oleh pegiat seni rupa, pertunjukan-pertunjukan dalam konsep yang berbeda antara seni tari, seni musik dan seni teater, serta publikasi buku bagi pegiat seni sastra. Baik untuk tujuan komersil atau tidak, cabang-cabang seni selalu memerlukan apresiasi. Dengan begitu akan banyak pesan-pesan kemanusiaan yang tersampaikan, sebagai refleksi diri, dan peradaban dapat terus diciptakan (kaitan erat seni dengan kebudayaan untuk peradaban). Yang jelas, dari awal keberadaan seni, antara pegiat dan penikmat seni selalu memiliki ruang tatap muka untuk saling berbagi.

universitas maarif hasyim latif
universitas maarif hasyim latif
Kemunculan pandemi Covid-19 mulai merubah banyak tatanan hidup manusia di seluruh dunia. Tidak hanya sektor ekonomi, politik, sosial saja yang berubah melainkan sektor kebudayaan juga yang berkaitan erat dengan dunia seni. Apalagi di awal masa pandemi yang segala kontak fisik dan kegiatan-kegiatan group dibatasi. Seolah kehidupan pekerja atau pegiat seni mati, sebab seluruhnya dilakukan sendiri-sendiri dengan tagline #dirumahsaja yang beredar.

Sempat ramai diperbincangkan tentang pegiat seni yang tidak memiliki panggung ekspresi dan kesulitan mengepulkan dapur sendiri. Tentu ini menjadi musibah besar bagi dunia seni. Namun, peradaban harus terus berjalan. Pada akhirnya muncul ide-ide kreatif dan inovatif yang mulai mengembalikan semangat berkesenian pegiat seni. Tentunya ide-ide ini jauh dari kontak fisik seperti biasanya, yaitu melalui kecanggihan teknologi dan sosial media.

istimewa
istimewa
Muncullah platform-platform modifikasi yang selama ini dimanfaatkan untuk komunikasi menjadi tempat berekspresi dan apresiasi seni. Seperti halnya media sosial instagram yang kini pemanfaatannya oleh pegiat dan penikmat seni digunakan sebagai panggungnya. Banyak seni rupa seperti lukisan, kolasi bahkan sampai gambar digital yang sengaja di-posting untuk tujuan apresiasi dan eksistensi pegiat seni, bahkan ada juga yang memanfaatkannya sebagai ‘ruang baru’ untuk berinteraksi dengan penikmat seni dengan lelang karya secara daring. 

Ada juga konser-konser virtual yang berbayar maupun tidak untuk penyaluran seni  musik antar pegiat dan penikmat seni. Kemunculan aplikasi Tik-tok pun kini dimanfaatkan sebagai panggung seni tari untuk berekspresi. Penggunaan web dan buku digital juga dimanfaatkan dengan baik oleh pegiat seni sastra dengan audience-nya. Media Youtube kini juga banyak dimanfaatkan untuk pertunjukan teater virtual, bahkan aplikasi Spotify-pun dapat beralih fungsi sebagai sandiwara sastra (audio).

Kini, dengan adanya pandemi kita tahu bahwa dalam kondisi dan situasi apapun peradaban harus tetap diciptakan, dan manusia harus terus bertransformasi, menggali diri dari ide kreatif dan inovatif terutama untuk terciptanya gagasan solutif dalam menghadapi tantangan berkesenian. Bahwa seni adalah suatu media yang fleksibel dan selalu dibutuhkan sepanjang masa. Untuk itu, ruang gerak pegiat seni dan penikmat seni harus disediakan dalam kondisi apapun dan media apapun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun