Kesehatan Pasca Erupsi
Pasca terjadinya erupsi gunung kelud pada 13 februari 2014, banyak korban yang mengalami trauma dan gangguan kesehatan.
Hujan abu yang telah mencapai jawa tengah dan bahkan sampai jawa barat turun begitu lebat. Akibatnya banyak warga yang kesulitan untuk bernafas dan jarak pandang menjadi dekat. Di sisi lain warga di sekitar gunung kelud mengalami trauma dan gangguan kesehatan yang lebih parah dari yang lain.
Maka dari itu banyak ditemui penggalangan dana di jalan-jalan, sekolah-sekolah, dan didalam kampus untuk membantu para korban bencana erupsi gunung kelud. Tak sedikit pula yang memberikan bantuannya melalui bantuan tenaga, seperti para relawan dan organisasi-organisasi dan komunitas-komunitas pada masyarakat.
Kebanyakan para relawan memberikan hasil penggalang dana banyak berupa bantuan kesehatan. Mereka membelikan masker, obat-obatan, dan mengajak para dokter yang bersedia untuk ikut membantu para korban bencana.
Mereka lebih menitik beratkan bantuan berupa kesehatan, karena bantuan berupa kesehatan dinilai paling penting dari yang lain, dan sebenarnya dalam tulisan ini mengkaji tentang ilmu antropologi yang berhubungan dengan kesehatan.
Seperti yang di bahas oleh koentjaradiningrat (2009:28) yaitu:
Hubungan antara ilmu kesehatan masyarakat dan antropologi. Selain yang telah tersebut, yaitu data mengenai konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit, terhadap dukun, terhadap obat-obatan tradisional, terhadap kebiasaan dan pantangan makan sebagainya, ilmu antropologi juga dapat memberi kepada para dokter kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan keragaman kebudayaan, metode-metode dan cara-cara untuk segera mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat istiadat lain.
dari situ dapat diketahui antropologi mempunyai hubungan dengan kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H