musim penghujan
air mata menggenang
darah tumpah
berbilah-bilah
di tanah gaza
muharam tiba
langit ditempa
cuaca papa
pecah luka
bom membahana
serdadu israel makin gila
kemudian kita tengok televisi
banjir darah mengendusi tiap nyawa yang pecah
rudal buncah menggerusi hari yang patah
tubuh-tubuh mereka terserak menjadi remah berdarah
palestina tak henti menyayatkan elegi yang begitu panjang
sedang kita hanya bisa bungkam dengan segala yang menerjang
berulang kali kubaca kisahnya
ternyata hujan masih tandang di sana
ia masih patuh mengguyuri tiap doa yang jatuh
juga mengiringi tiap langkah suci
para pemegang bayonet ilahi
: peluk mereka tanpa sekat, ya rabbi.
Bandung, 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H