Mohon tunggu...
Ulvia Nur Fianti
Ulvia Nur Fianti Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer and Student

1.Aktivis Intellectual Movement Community (IMC) 2.Ex Ketua YBM BRI Kanwil Malang - KC Jember 3.Ketua Departemen RnI KSEI 4.Kader PMII Rayon FEBI 5.Tutor Obama Learning Center 6.Freelancer and Student of Islamic Banking Dept.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kuliah Perdana IMC, Merawat Akal Sehat dan Tetap Berpikir Hebat Kuat & Akurat

23 Januari 2017   14:58 Diperbarui: 23 Januari 2017   17:27 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu, 18 Januari lalu Intellectual Movement Community atau yang akrab dikenal Sebagai Sekolah Intelektual melakukan Intellectual Society Program untuk yang pertama kalinya. Komunitas Sekolah Intelektual ini berada di bawah naungan langsung  Wakil rektor 1, Bapak H.Nur Solikin,M.H dan dibina langsung oleh dosen-dosen profesional yang ahli di bidangnya masing-masing. Dalam kuliah perdana ini, fasilitator atau pemateri untuk yang pertama kalinya adalah Dr.Fawaizul Umam yakni seorang Dosen yang membidangi filsafat Islam dan mengajar di pascasarjana IAIN Jember. Beliau dikenal mempuyai pemikiran yang nakal tetapi konstruktif. Beliau adalah alumni dari Universitas Isam Negeri Sunan Ampel (UINSA).

Beliau juga merupakan mantan Dosen IAIN Mataram yang menjadikan IAIN Mataram yang awalnya tidak mempunyai jurnal samasekali hingga mempunyai jurnal level Internasional. Selain itu, beliau adalah seorang penulis jurnal dan koran ternama dan beliau telah menghasilkan karya sebuah buku salah satunya adalah “Kala Beragama Tak Lagi Merdeka” beliau tidak hanya berkiprah di dunia intelektual yang bersifat universal saja tapi beliau juga berkiprah di dunia intelektual religius yaitu merupakan pengasuh pondok pesantren Miftahul Ulum,Wongsorejo-Banyuwangi. 

Beliau mengatakan, “ Sehubungan dengan akan beralihnya status IAIN Jember menjadi UIN Jember dan World Class University maka perlu adanya gerakan percepatan yaitu dengan melakukan gerakan culturalberupa dibangunnya sumber daya dosen muda dan kader  militan dari kalangan Mahasiswa karena tonggak pertama tercapainya cita-cita tersebut adalah Mahasiswa, Mengapa? karena diharapkan para kader intelektual ini dapat menjadi pilot project bagi Mahasiswa yang lain yang pada umumnya mengalami kekeringan Epistemologi”,

   Epistemologi adalah cabang filsafat yang menginvestigasi asal-usul pengetahuan atau metode-metode tentang kebenaran istilah singkatnya adalah teori tentang pengetahuan (theory of knowledge)dan para kader intelektual ini akan dibimbing untuk menyirami mahasiswa yang mengalami kekeringan epistemologi itu dengan cara menghasilkan sebuah produk berupa buku, tulisan baik di jurnal maupun koran , dan riset untuk mengembangkan IAIN Jember menggapai cita-citanya yaitu sebagai kampus riset. 

Pada kuliah perdana ini, beliau menyampaikan materi tentang Filsafat Ilmu yakni “Merawat Akal Sehat” Mengapa? Karena akal yang sehat akan memproduksi kebenaran. Oleh karena itu, akal yang sehat harus dirawat dan akal yang tidak sehat itu tidak bermakna dan harus diabaikan. Akan tetapi,semua orang yang berfikir belum tentu melahirkan kebenaran dan kebenaran itu akan muncul ketika kita berpengetahuan, dan muncul sebuah pertanyaan apakah pengetahuan itu selalu benar? Jawabannya adalah iya, pengetahuan pasti benar, jika ada yang salah berarti bukan pengetahuan dan itu harus diabaikan.akan tetapi wajib hukumnya jika kita sebagai manusia yang di anugerahi sebuah akal harus memproduksi kebenaran. 

Adakah kebenaran itu? Jika ada, apa sesungguhnya yang disebut kebenaran? Definisi kebenaran secara umum adalah, kesesuaian antara apa yang difikirkan (ide) dengan dengan kenyataan yang sesungguhnya (realitas). Artinya, kebenaran itu adalah sesuatu yang melahirkan kebaikan, dan yang disebut baik adalah sesatu yang memberi kegunaan praktis bagi yang lainnya. Kebenaran itu bersifat objektif-universalartinya sesuatu yang bersifat umum atau untuk semua orang dan tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi seseorang. Dan pada hakikatnya, manusia itu adalah mahluk pencarikebenaran , tidak dapat dipungkiri kita harus berhenti dahulu seketika, untuk sekedar mempersoalkan; apakah kebenaran (yang dicari oleh sang manusia itu?) untuk menjawab pertanyaan yang sangat penting itu kita harus berhenti lama untuk mengikuti “Diskusi besar” dan pada kuliah perdana ini, dijelaskan mengenai teori tentang kebenaran. 

Tiga teori telah tampil ke gelanggang diskusi ini, Pertama narasumber menjelaskan ada Teori korespondensi, Teori Konsistensi, dan Teori Pragmatis. Dan terkadang ada yang menyebutnya ada 5 teori ditambah dengan Teori Performatif dan Teori Konsensus. Disini, saya akan menjelaskan 3 teori inti saja, Teori yang pertama adalah teori korespondensi (The Correspondence Theory of Truth) yang berisi kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan apa yang sungguh merupakan halnya atau faktanya. Pada intinya, mengenai teori korespondensi tentang kebenaran ini dapat disimpulkan kita mengenal dua hal yaitu pernyataandan kenyataan,Menurut teori ini : Kebenaran ialah kesesuaian antara pernyataan seseorang dengan kenyataan sesuatu itu sendiri.  

Teori kedua adalah, Teori Konsensus (The Consistence Theory of Truth)Kebenaran menurut teori ini ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dulu kita ketahui , terima dan akui sebagai benar, Teori ini agaknya juga dapat dinamakan Teori Penyaksian (Justifikasi)tentang kebenaran, Karena menurut teori ini suatu dianggap benar apbila mendapat penyaksian (justifikasi,pembenaran) oleh putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah diketahui , diterima dan diakui kebenarannya. Dan yang ketiga adalah, Teori Pragmatis (The Pragmatic Theory of Truth), Pragmatisme(berasal dari bahasa Yunani : Pragma, artinya yang dikerjakan, yang dilakukan, perbuatan, tindakan), sebutan bagi filsafat yang dikembangkan oleh William James di Amerika Serikat. Menurut filsafat ini benar tidaknya suatu ucapan, dalil atau teori semata-mata bergantung kepada berfaedah atau tidaknya ucapan, dalil atau  teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam penghidupannya. 

Jadi, intinya bagi pragmatis, batu ujian kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability), akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequences) Menurut pendekatan ini , maka tidaklah terdapat apa yang disebut kebenaran yang tetap atau kebenaran yang mutlak. Dan ada beberapa istilah untuk mengarifi sejumlah teknis untuk mencapai kebenaran diantaranya benar-salah (true-false), betul-keliru (truth-error), tepat-meleset (correct-incorrect), sahih-tak sahih (valid-invalid). Dan bagaimana  cara kita membedakan diantara 4 istilah ini ? Penjelasannya adalah istilah benarberhubungan dengan melekat atau tidak melekat sesuai dengan epistemologi sedangkan betul lebih kepada pemanfaatannya dan tepat adalah lebih kepada penerapannya dan yang terakhir validadalah cara memperoleh kebenaran itu sendiri. Kebohongan yang di ulang-ulang akan menimbulkan kebenaran, Seperti apa yang pernah dilakukan oleh Adolf Hitler yang melakukan money politicsdahulu kala hal ini dianggap merupakan hal yang salah akan tetapi di zaman era modernisasi ini money politicsdianggap sebagai sesuatu yang absah dalam artian sah-sah saja atau salah kaprah salah yang dianggap kaprah atau lazim (biasa). 

Akan tetapi, sesuatu yang benar bisa menjadi salah seperti apa yang pernah dikatakan oleh Sayyidina Ali bin Abi Tholib Laillahailallahadalah benar di tangan ISIS kata Laillahailallahdigunakan untuk membunuh siapapun yang tidak mempercayai Allah, dalam hal ini kata Laillahailallahdisalahgunakan hingga berarti salah. Kesimpulannya, kebenaran adalah kebenaran dan sesuatu dianggap benar sebelum ada faktor lain yang mengugurkan kebenaran itu sendiri. Tidak ada kebenaran diatas kebenaran, kebenaran yang hampir benar, dan kebenaran yang tidak terlalu benar. 

Kebenaran adalah kebenaran yang terkalahkan bukan lagi disebut sebagai kebenaran jika ada yang menyebutkan kebenaran yang hampir benar dan kebenaran yang tidak terlalu benar pasti di dalamnya ada sebuah poin kesalahan maka itu tidak bisa disebut sebagai kebenaran. Dan setiap pengetahuan pasti benar, dan bisa disebut kebenaran jika lolos ke empat istilah teknis tadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun