Mohon tunggu...
ULVI PUTRI MUSTAFIDAH
ULVI PUTRI MUSTAFIDAH Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pelajar

ig : ulviputri_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Granada

24 Oktober 2021   16:03 Diperbarui: 24 Oktober 2021   16:07 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Metode Granada

Pengertian Terjemah Al -- Qur'an

Al Qur'an secara etimologi berasal dari bahasa Arab "qara'ayaqrau- Qur'anan" yang merupakan bentuk kata benda abstrak masdar yang memiliki arti bacaan. Menurut gramatika bahasa Arab bahwa kata "Al Qur'an" adalah bentuk mashdar dari kata qara'a yang maknanya muradif (sinonim) dengan kata qira'ah, artinya bacaan tampaknya tidak menyalahlaturan, sebab mengingat pemakaian yang dipergunakan Al Qur'an dalam berbagai tempat dan ayat.

 Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. sebagai salah satu rahmat yang tiada taranya bagi umat manusia dan alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa saja yang mempercayainya serta mengamalkannya. Bukan itu saja, Al-Qur'an juga merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Allah SWT. yang isinya mencakup segala pokok ajaran yang terdapat dalamlkitab-kitab suci sebelumnya. Al-Qur'an adalah menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW., bukti kebenaran tersebut dikemukakanldalam tantangan yang sifatnya bertahap dan seluruh mahluk-Nya tidak akan mampu dengan tantangan tersebut.

Terjemah adalah masdar fi'il ruba'i, artinya adalah penjelasan. Terjemah ialah pengalih bahasaan dari suatu bahasa ke bahasa lain, seperti dari bahasa Arab ke bahasa Parsia. Terjemah ialah menjelaskan apa yang diinginkan oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialih bahasakan kedalam teks penerjemah. Sebagai contoh, kadangkala makna untuk menampakkan penyesalan atau menampakkan kesedihan dan lain sebagainya. Seandainya teks seperti ini diterjemahkan, maka terjemahan itu harus menunjukan arti-arti tersebut. Terjemahan itu harus sedemikian akurat hingga bisa mengalih bahasakan makna penyesalan dan kesedihan, tidak hanya memindahkan makna hakiki majazi suatu lafazh.

Sedangkan menurut Manna Khalil al-Qattan kata "terjemah" dapat dipergunakan pada dua arti :

  • Terjemah harfiyah, yaitu mengalihkan lafaz-lafaz dari satu bahasa ke dalam lafaz-lafaz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama. Terjemah secara harfiyah ini dapat disebut juga dengan menyalin kata, misalnya kata bahasa Arab ke bahasa Indonesia dan tanpa merubah apapun dari makna kata tersebut jika dalam bahasa Arab bermakna A maka ketika di terjemahkan dalam bahasa Indonesia juga harus bermakna A, jika berubah maka itu bukan disebut dengan terjemah harfiyah (kata/lafadz).
  • Terjemah tafsiriyah atau terjemah maknawiyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa alin tanpa terikat dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.

Terjemah merupakan suatu cara atau metode alih bahasa dari bahasa asal suatu kata tersebut ke bahasa yang ingin diterjemahkan dengan demikian akan dapat mempermudah pemahaman dalam orang lain terhadap apa yang kita bicarakan atau maksudkan, selain itu terjemah juga memiliki klasifikasinya yakni terjemah kata, makna sehingga nanti memunculkan lagi berbagai macam metode atau cara bagaimana menerjemahkan dengan baik dan tetap sesuai struktur kalimat yang ada sehingga tidak mengurangi jumlah kalimata atau maksud kalimat tersebut dari bahasa asal sehingga yang diharapkan dari terjemah yakni memudahkan pemahaman ini dapat tercapai, selain itu nanti memunculkan juga tafsir atau pemahaman yang lebih mendalam mengenai maksud dari apa yang telah di terjemahkan tersebut.

Sejarah Metode Granada

Latar belakang penemuan metode granada ini karena banyaknya keluhan dari peserta didik beliau saat mengajar terutama tentang ilmu bahasa Arab, berdasarkan hal tersebut beliau menginginkan membuatlsuatu metode pembelajaran yang memberi kemudahan bagi peserta didik belajar bahasa Arab lebih cepat dari pada yang lain, padahal menurut beliau bahasa Arab sebagai bahasa al Qur'an itu mudah karena beberapa aspek berikut :

  • Kalimat di dalam bahasa Arab hanya meliputi isim, fi'il dan huruf
  • Isim atau kata benda dapat dipastikan dengan beragam karakter dan ciri khas, tiga karakter dari isim ialah selalu diawali dengan (al- ,(selalu ada tanwin, dan selalu diawali dengan
  • Fiil atau kata kerja di dalam bahasa Arab hanya ada tiga yaitu fi'il ma'di, fiil mudhari', fi'il amr
  • Pada ilmu bahasa Arab juga terdapat huruf yang memiliki makna dan dipastikan bukan termasuk isim dan fi'il.
  • Aspek diatas merupakan dasar dari kalimat-kalimat susunan dalam bahasa arab yang kemudian dikembangkan dengan memposisikannya sebagai apa dalam suatu kalimat tersebut sehingga dasar inilah yang kemudian diharuskan untuk difahami oleh seorang yang akan menerjemahkan AlQuran dan untuk memudahkan mengklasifikasikan kalimat ketika akan menerjemahkan kata per-kata.
  • Metode ini disebut dengan istilah granada atau metode granada, istilah ini diambil dari nama sebuah kota di Spanyol yaitu kota Granada, berdasarkan data historis, kota Granada merupakan kota bersejarah bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa berjayanya agama Islam serta di kota ini pula banyaknya aktivitas ilmiah bagi penemu metode granada untuk mengembangkan dan membangkitkan kejayaan Islam dengan banyaknya kegiatan pembelajaran terjemah Al Qur'an yang mudah dan praktis bagi masyarakat muslim di Nusantara maupun dunia.

Metode ini sebelum diberi nama dengan metode granada sudah di uji coba terlebih dahulu selama beberapa bulan baik itu di lembaga pendidikan diniyah nonformal maupun di lembaga pemerintahan, dan hasilnya memuaskan, alasan memberi nama metode ini dengan metode granada karena penemu metode ini membuat rumusrumus granada yang berupa kolom-kolom berisikan kata kunci ilmu nahwu dan ilmu sharaf. Keberhasilan metode ini mulai dirasakan, berdasarkan data bahwa selama kurun waktu 16 tahun 1998-2014 bahwa sudah ada 10.000 orang bisa menerjemahkan al Qur'an secara harfiyah menggunakan metode granada ini, sedangkan cakupan pembelajaran terjemah al Qur'an dengan metode granada sudah ke berbagai daerah nusantara dan manca negara seperi Qatar, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam dan Belanda.

Pengertian Metode Granada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun