Mohon tunggu...
Ulung Hananto Erasotyo
Ulung Hananto Erasotyo Mohon Tunggu... -

ketika alam menjadi sahabat secangkir kopi pun siap menemani

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Anak Kecil

9 Maret 2016   23:34 Diperbarui: 9 Maret 2016   23:45 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu di sebuah perkampungan  yang riuh oleh anak-anak kecil yang sedang bermain menikmati masa liburan sekolah, mereka Mengingatkan pada masa kecilku yang begitu menyenangkan penuh dengan kenangan yang indah. Mereka sedang asik bermain ada yang main petak umpet,boneka"an,lompat tali ada juga yang cuma bersenda gurau dan bertukar cerita begitu senang dan cerianya, itu terlihat jelas dari raut wajah mereka. Terlihat dari ujung perkampungan itu ada sebuah kereta kelinci yang akan lewat di depan anak" yang sedang bermain ini. Terdengar lagu anak-anak yang mengundang saya dan anak-anak yang sedang bermain tadi untuk ikut bernyanyi. Tetapi tiba-tiba setelah lagu itu selesai bukan lagi lagu anak-anak yang di putar melainkan lagu dangdut. Di sini saya merasa jengkel dan ingin rasanya marah tetapi itu tidak mungkin karna kereta kelinci itu sudah jauh meninggalkan perkampungan itu. Saya merasa kasihan dengan anak-anak zaman sekarang yang tidak bisa mendengarkan lagu-lagu yang seharusnya di dengarkan di usia mereka yang masih belia seperti saat ini. Namun keresahanku belum selesai ketika anak-anak yang sedang bercanda ria tadi tiba-tiba membicarakan sebuah kisah percintaan yang ada di sinetron yang di siarkan salah satu stasiun TV. Sungguh ironis anak zaman sekarang.

Ternyata tidak hanya lewat lagu dan siaran yang ada di televisi yang merusak moral anak-anak kecil sekarang melainkan juga permainan game online. Itu terlihat dari salah satu penyedia tempat yang ada di perkampungan itu juga. Siang sampai malam tak pernah sepi oleh anak-anak yang ingin bermain game online. Mereka menghabiskan waktu beberapa jam hanya duduk di depan layar monitor dengan membuang ratusan rupiah secara percuma.

Begitu kasihan masa kecil anak-anak zaman sekarang karena masa kecil yang seharusnya mereka hiasi dengan kesenangan,keceriaan dan penuh dengan kenangan di rusak oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. 

Di sebuah warung kopi ketika saya sedang bertukar pendapat dengan seorang teman, saya melihat kejadian yang amat sangat tidak wajar. Yaitu ada beberapa anak usia sekitar 8-10 tahunan cangkruk di warung itu dan yang lebih parahnya mereka menghisap rokok juga. Sungguh sangat rusak anak bangsa sekarang, "pikirku dalam hati". 

Dalam benak saya mengatakan " apakah ini yang dinamakan perbedaan zaman ?" . Moral anak yang seharusnya di bentuk untuk menjadi seorang yang berguna harus di rusak oleh media-media yang hanya mementingkan kebutuhan pribadi mereka. Di mana peran para pelindung anak ketika moral anak bangsa dirusak. Masihkah kalian diam dengan kondisi yang seperti ini. Mungkin di sini peran mahasiswa sangat di butuhkan untuk membantu mengembalikan moral anak-anak ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun