Kabupaten Purwakarta Jawa Barat, yang sudah terkenal dalam keberhasilan pembangunannya, ternyata masih menyisakan berbagai permasalahan, termasuk kemiskinan. Salah satu contohnya abah Onang, kakek berusia 68 tahun warga Kampung Cipicung Rt 04 Rw 07 Kelurahan Tegal Munjul Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta Jawa Barat.
Abah Onang, selama 2 tahun terakhir, terpaksa tinggal di sebuah gubuk kumuh, di atas aliran air selokan. Dikutip dari cakrawala.co, alasan abah Onang tinggal di gubuk kumuh, karena dirinya tidak memiliki tanah dan rumah milik pribadi.
Abah Onang memilih tinggal di gubuk berukuran 2 Kali 2 Meter Persegi, karena letak gubuknya berada dekat areal pesawahan milik majikannya, tempat abah Onang mencari sesuap nasi sebagai buruh kuli tani.
Jangankan punya rumah pribadi, untuk menyambung hidup pun setiap hari kesulitan. Meski menjadi kuli tani di sawah milik orang lain, Abah Onang bahkan tidak setiap hari bisa makan.
Apalagi semenjak meninggalnya istri tercinta abah Onang 11 tahun lalu, abah Onang memilih hidup seorang diri, padahal dirinya di karuniai 5 orang anak, namun abah Onang tidak mau menyusahkan kelima anaknya yang sudah hidup mandiri.
Catatan Buruk Dedi Mulyadi
Cerita yang dialami Abah Onang ini tentu saja menjadi catatan buruk kepemimpinan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Kemajuan yang selama ini dibangga-banggakan ternyata tidak menyentuh rakyat miskin seperti Abah Onang.
Melihat kondisi kehidupan Abah Onang itu, sangat wajar jika Kang Dedi sapaan akrab Dedi Mulyadi oleh banyak pihak dikritik sebagai pemimpin yang lebih memperhatikan aspek fisik dibanding kesejahteraan warganya.
Kritikan itu bukan tanpa dasar, Kang Dedi memang lebih dikenal sebagai bupati yang gemar membangun kemegahan wilayahnya, seperti patung dan tanda-tanda daerah. Tetapi kurang memperhatikan kehidupan warganya.
Pilkada Purwakarta 2018
Tahun 2018, Purwakarta akan mengadakan Pilkada. Ajang ini tentu diharapkan bisa melahirkan pemimpin yang tidak hanya peka terhadap pembangunan kota tetapi juga kesejahteraan warganya.