Mohon tunggu...
Ulumi Salam
Ulumi Salam Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

(Potret Kemiskinan di Purwakarta) Satu Keluarga Tinggal di Rumah yang Hampir Ambruk

1 Februari 2018   16:36 Diperbarui: 1 Februari 2018   16:46 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilihan Bupati Purwakarta 2018 tinggal beberapa bulan lagi. Salah satu tantangan terbesar dari bupati terpilih nanti adalah mengentaskan angka kemiskinan. Pasalnya, di pelosok daerah, masih banyak keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Memang angka kemiskinan di Purwakarta bukan yang tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Tetapi dengan angka kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) per 17 Maret 2017, mencapai 9.6%. Angka ini masih di atas tingkat kemiskinan provinsi sebesar 8,71%.

dokpri
dokpri
Masih tingginya angka kemiskinan di daerah tersebut, siapapun yang terpilih pada Pilkada nanti, PR nya harus bisa mengurangi angka kemiskinan tersebut. Tidak mudah tetapi harus dilakukan. Karena itulah tugas utama dari bupati baru nanti.

Bupati terpilih nanti sebisa mungkin harus lebih memperhatikan tidah hanya aspek fisik daerah yang harus maju, tetapi warganya pun harus benar-benar dipastikan bisa menikmati segala kemajuan itu. Karena sungguh percuma jika pemerintah membangun fisik daerahnya saja, tertapi warganya hidup jauh dari kelayakan.

Seperti keluarga yang berada di Desa Warung Jeruk Cijati, Kecamatan Tegal Waru, Purwakarta ini, kehidupannya sangat jauh dari kata laik. Jangankan untuk memperbaiki rumahnya yang nyaris ambruk, untuk makan sehari-hari saja sulitnya luar biasa.

dokpri
dokpri
Selama ini, ia mengandalkan pemberian tetangganya dan hasil jerih payah yang seadanya. Bahkan  seluruh anggota keluarga ini terkadang terpaksa harus berpuasa karena tidak ada makanan.

Masih adanya keluarga yang tinggal di rumah bilik yang memprihatinkan seperti gambar di atas menunjukkan di tengah berita banyaknya kemajuan yang dicapai oleh bupati Dedi Mulyadi, ternyata tidak semua keluarga menikmati kemajuan itu.  Bahkan keluarga ini, ketika musim hujan turun harus bertarung melawan air yang menembus gubuknya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun