Mohon tunggu...
Asep Saeful Ulum
Asep Saeful Ulum Mohon Tunggu... Operational Manager of ButterflyAct - Training and Coaching -

Panggilan hati saya adalah tentang Pengambilan Keputusan. Saya tertarik untuk belajar dan membantu apapun yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Sedang menekuni bidang Personal Decision Making, menulis buku tentang keputusan, dan akan merambah pada Government Decision Making. "Trainer Pengambilan Keputusan | Authorized Trainer of ButterflyAct"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pola Gelisah Mahasiswa Baru

6 September 2014   16:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:27 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa minggu ini saya berkesempatan bertemu dengan para mahasiswa baru dari berbagai kampus. Ada yang antusias menyambut status barunya dari yang semula pelajar abu-abu menjadi siswa yang maha 

:)
:)
ada juga yang menanggapi dengan gelisah karena masih terbayang dengan kampus idamannya yang dulu yang gagal dia masuki. Ketika saya menjadi mahasiswa baru pun sekitar 5 tahun yang lalu, kurang lebih gelisah yang sama saya rasakan. Kegelisahan itu rupanya berpola, khas sekali gelisahnya mahasiswa baru. Meskipun ada pola, bila pilihan sikap atas gelisah itu tidak tepat maka selama menjalani kuliah 3, 4, atau 5 tahun ke depan para mahasiswa tidak akan merasakan nikmatnya. Padahal, kenikmatan menjalani masa perkuliahan adalah sesuatu yang harus dirisaukan. Orang-orang yang sukses di bidangnya masing-masing, banyak yang mengawali langkah pertama kesuksesannya adalah di dunia perkuliahan. Pak Chairul Tanjung misalnya, siapa yang tidak kenal beliau sekarang ini? Usahawan sukses, pemilik Para Group, membawahi Trans Corp termasuk Trans TV dan Trans Studio; membawahi Bank Mega termasuk Asuransi Umum Mega dan Mega Finance, dan sekarang menjabat sebagai Menteri Perekonomian. Beliau mengawali langkah pertamanya itu di dunia perkuliahan. Betapa krusialnya memang masa perkuliahan seseorang. Dari sekian banyak kegelisahan yang dialami oleh para mahasiswa, kita bisa masukkan ke dalam 4 kategori besar. Pola gelisah mahasiswa baru itu bisa kita masukkan dalam 4 ‘kamar’. Pertama, Academics. Banyak mahasiswa baru yang gelisah, akan seperti apa prestasi akademiknya. Ada yang memimpikan menjadi mahasiswa berprestasi. Ada pula yang takut prestasi akademiknya anjlok karena dia harus berkuliah di tempat yang bukan keinginannya. Kedua, Relationship. Sebelumnya, ketika masih sebagai pelajar SMA, teman masih satu kota, guru-guru pun bisa kita kenal semuanya. Dunia perkuliahan agak lain. Sebagian mahasiswa baru ada yang ingin bagus menjalin hubungan dengan banyak sekali kawan dan para dosen karena mungkin mereka berpikir dari relationship-lah kesuksesannya akan datang. Namun, ada pula yang resah bertemu dengan banyak orang baru, jauh dengan orang-orang yang dulu sudah dekat. Ketiga, Doing Something New. Sebelumnya, banyak yang masih tinggal satu rumah dengan orang tua. Sekarang, setelah menjadi mahasiswa, hidup sendiri. Mungkin di asrama, mungkin di kontrakkan. Ada banyak sekali kesempatan melakukan hal-hal baru, melihat pemandangan-pemandangan baru. Ada yang bahagia dengan ini, banyak yang terlena dan lupa diri, ada pula yang resah. Mereka yang merasa belum menemukan apa Passion-nya, akan banyak melakukan banyak hal selama perkuliahan. Keempat, Career Plan. Dari sejak masa orientasi, ada mahasiswa baru yang sudah tahu akan seperti apa karirnya ke depan. Banyak pula yang masih belum tahu harus berkarir sebagai apa setelah lulus kuliah nanti. Karir, termasuk yang banyak diresahkan setelah akademik. Empat pola gelisah itu, sangat wajar dirasakan oleh para mahasiswa baru. Gelisah itu cukup untuk dirasakan, baru kemudian dipikirkan bagaimana pola tindakannya? Salah satu pola tindakan yang perlu diperhatikan oleh para mahasiswa baru adalah bagaimana cara mengambil keputusan. Mereka perlu memutuskan akan fokus dimana nantinya? Apakah di akademik? Relationship? Mencoba sesuatu yang baru? Atau rencana karir? Atau mungkin ingin fokus di 2 bidang, 3 bidang, atau keempat-empatnya? Keputusan itu perlu diambil di awal perkuliahan, agar kenikmatan bisa segera dirasakan. Bila kita enjoy menjalani episode hidup, kesempatan-kesempatan akan jelas terlihat, terbuka, bahkan silih berganti mendatangi. So, untuk para mahasiswa baru, selamat bersenang-senang dan jangan lupa untuk terus belajar bagaimana cara mengambil keputusan 
:)
:)
Jangan takut dengan gelisah, karena “Gelisah adalah awan yang bergumul dengan udara, hasilnya adalah halilintar.”
1409971334201880331
1409971334201880331
Originally Created by : Asep Saeful Ulum Decision Support Analyst Follow Twitter : @UlumDSA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun