“BILA INGIN KETAHUI PRINSIP DIRI DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN, PERHATIKANLAH MOMENT SAAT MENYENDIRI DAN BUATLAH KEPUTUSAN.”
Kemarin maghrib, ketika tiba waktu untuk buka puasa, tidak seperti hari-hari sebelumnya, saya kali ini berbuka puasa tidak dengan teman-teman, kali ini saya sendiri.
Saya pun lantas memilih dimana tempat makan yang akan saya kunjungi untuk berbuka puasa.
Di moment sendirian itu, saya teringat akan salah seorang guru saya yang mengajarkan saya tentang keputusan, “Jika ingin ketahui apa prinsipmu dalam membuat keputusan, perhatikanlah saat dimana engkau sedang sendiri, dan membuat keputusan untuk dirimu sendiri. Apa pertimbanganmu, bagaimana engkau memutuskannya?”
Saya bersyukur, saya dibesarkan oleh dua orang tua yang tidak mempermasalahkan harus makan dengan menu apa, di tempat yang sebagus apa.
Saya bersyukur, alih-alih dibesarkan dengan opini bahwa makan harus di tempat yang mahal, tempatnya ramai, atau sedang menjadi bahan pembicaraan orang-orang, saya justru mendapat didikan untuk mendatangi mereka yang sedang sepi pembeli.
Mudah-mudahan dengan hadirnya kita ke sana menjadi jalan lahirnya rasa bahagia dalam hati pedagang yang sedang sepi pesanan. Kita tidak pernah tahu ada berapa banyak tanggungan yang dipertaruhkan oleh pedagang itu melalui barang dagangannya.
Maghrib itu, saya membuat keputusan sederhana.
Seperti keputusan-keputusan yang biasanya akan diambil oleh ibu dan ayah saya, yaitu mendatangi pedagang yang sedang sepi pengunjung dan membeli satu atau beberapa dagangannya, saya pun demikian.
Sepi.
Sunyi.