Dengan melihat dampak yang akan di timbulkan dari pergerakan neoliberal, menjadi sangat penting bagi kita untuk melihat modal sosial yang dimiliki masyarakat NU dan aset kompetensi apa yang ada di dalamnya. Dari pemahaman tentang modal sosial dan skill kompetensi ini, penting juga melihat sikap yang telah diambil oleh komunitas NU pada hari ini untuk mengetahui bagaimana masyarakat NU harus menegosiasikan modal-modal sosial, kemampuan-kemampuan organisir yang dimiliki dan nasib di masa depannya.
Pentingnya melihat modal sosial dan skill kompetensi yang dimiliki NU disebabkan karena adanya tuntutan masa depan yang serba kompleks dan hegemonik. Maka dari itu dalam merespon tatanan neoliberal memerlukan sebuah aksi yang tidak hanya berporos pada kutipan ayat-ayat Al Qur'an atau hadits nabi dan juga kutipan dari kitab-kitab kuning semata.
Sebaliknya, dalam menghadapi neoliberal, di perlukan keberpihakan yang jelas terhadap basis massa NU. Perlu ada kekuatan militan dengan memanfaatkan modal sosial yang ada, dan juga perlu kecerdikan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang tiba-tiba muncul secara periodik. Saat ini, masyarakat NU setidaknya memiliki 4 modal sosial yang cukup sangat berarti untuk menatap masa depan dari komunitas bersarung ini:
(1) Memiliki jaringan yang cukup luas.
(2) Memiliki sejarah kemandirian dalam pergumulan sosial. Hal ini setidaknya telah dicontohkan dalam awal pendirian dan keberlangsungan pesantren di masa lalu.
(3) Adanya keyakinan dasar yang masih terpatri dalam Anggaran Dasar NU tentang perjuangan faham kerakyatan.
(4) Telah lahirnya elit elit muda NU yang bisa memahami zaman ini, atau setidaknya mampu mengawinkan ajaran yang terkandung dalam kitab
kuning dengan teori-teori perubahan sosial.
NU adalah organisasi keagamaan yang sedemikian tangguh dalam menamengi Keutuhan NKRI. Didalam tubuh NU terdapat ulama-ulama sepuh yang segala fatwanya dapat di jadikan sebagai motto hidup kita agar semakin semangat dalam menunaikan segala rutinitas kespiritualan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H