Persoalan kematian
Orang-orang yang tiada mempercayai adanya alam akhirat senantiasa berusaha melawan naluri, dengan menjadikan alam ini sebagai alam yang abadi untuk menggembirakan hati mereka sendiri.Â
Oleh karena itu mereka sering membahas perihal "sebab-sebab terjadinya kematian" yang memungkinkan bagi mereka untuk melepaskan diri dari sebab-sebab kematian tersebut, untuk tetap hidup selama-lamanya (di dunia ini).
Tetapi mereka gagal. Dan setiap kali mereka mempersoalkan lagi persoalan tersebut, mereka kembali menghidangkan pembahasan-pembahasan baru tentang  kepastian adanya kematian.Â
Dan hal tersebut merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Berkali-kali mereka melakukan pembahasan, berkali-kali pula mereka menemui kebuntuan.
Kenapa harus mati?
Dari pertanyaan ini, hampir ada dua ratus jawaban, yang kebanyakan disampaikan pada pertemuan-pertemuan ilmiah. Di antara jawaban terbuktilah: Manusia mati karena:
- Tubuh kehilangan keefektifannya
- Berakhirnya proses kerja bagian yang tersusun
- Membekunya jaringan-jaringan urat syaraf
- Hilangnya zat-zat pelumas yang sedikit geraknya pada tempat bagian tubuh yang banyak geraknya
- Melemahnya jaringan-jaringan penghubung
- Menyebarnya racun bakteri ke dalam perut besar
- Dan lain-lain sebagainya
Analisa Pendapat Penyebab Kematian
Sesungguhnya setelah masa tertentu, alat-alat yang terbuat dan zat besi, zat kulit dan tenunan semuanya akan kehilangan keefektifannya. Demikian juga tubuh kita akan kehilangan keefektifannya seperti baju yang kita pakai pada musim dingin.
Tetapi sayangnya ilmu pengetahuan tidak menyokong pendapat tersebut. Sebab penelitian ilmiah terhadap tubuh manusia menguatkan bahwa tubuh manusia tidaklah seperti kulit binatang, alat-alat dari besi dan tidak pula seperti gunung.Â
Hal yang paling menyerupai tubuh manusia ialah sungai. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu sungai telah mengalir di atas permukaan bumi. Siapakah yang dapat mengatakan bahwa sungai yang mengalir, arusnya semakin jauh semakin melemah.