Dalam dunia pendidikan, merantau adalah salah satu kunci keberhasilan. Jauh dari orang tua, lebih aware pada diri sendiri, tahu lebih banyak jenis orang dengan berbagai karakter yang terkadang mampu membuat diri sendiri mengusap dada. Tapi dari semua kepahitan hidup yang dirasa, kita akan lebih bijak dalam menyikapinya. Dalam perantauan, Kita akan belajar banyak hal yang tentunya bisa mengantarkan kita pada kesuksesan entah sukses di tanah orang atau memilih kembali untuk meyebar kesuksesan di tanah sendiri.
MENYEMBUNYIKAN TANAH KELAHIRAN KARENA STIGMA
Di tanah perantauan, kita akan kenal banyak orang dari daerah yang berbeda. Sebagai orang baru, pastinya kita harus menjalin hubungan baik terutama dengan warga asli. Namun ternyata warga asli memiliki stigma negatif terhadap orang baru yang berasal dari daerah tertentu misal Madura. Mendengar namanya saja, mereka langsung menunjukkan raut muka tidak suka dan bahkan meremehkan tanpa ingin tahu bagaimana karakter aslinya.
Akibatnya, untuk sekedar bisa diterima oleh masyarakat dan teman-temannya, beberapa mahasiswa dari Madura yang merantau di Surabaya (misal) berusaha menyembunyikan identitasnya kecuali kepada orang-orang terdekatnya atau teman sekelasnya.
STUDI KASUS I
Sebut saja Abdul (Samaran) adalah seorang mahasiswa Surabaya yang berasal dari Madura. Awal merantau, ia tidak percaya pada bagaimana stigma mempengaruhi perlakuan masyarakat terhadapnya karena ia selalu dengan bangga menyebutkan darimana ia berasal. Namun lama kelamaan, semakin kenal lebih banyak orang, akhirnya ia mengetahui kenapa cukup banyak mahasiswa Madura menyembunyikan identitas aslinya atau bahkan lebih parahnya lagi, ada loh yang tidak mau mengakui bahwa dia berasal dari Madura.Â
Mungkin tidak terlalu ketara ketika di lingkungan kampus, namun sangat jauh berbeda ketika berada di lingkungan masyarakat. Ia merasa malu dan takut orang-orang akan melihatnya dengan sebelah mata. Maka dari itu ia memutuskan untuk ikut serta yaitu menyembunyikan identitasnya untuk sementara.Â
Banyak kasus serupa yang terjadi seakan-akan ditakdirkan menjadi orang Madura adalah hal yang memalukan. Padahal hal yang menjadi nilai dalam hidup adalah bukan darimana kita berasal tapi dampak apa yang bisa kita berikan akan eksistensi kita dalam masyarakat.
Dan Seharusnya sebagai orang Madura yang kuliah di tanah orang, bukan malah ikut serta membiarkan stigma itu mengakar, namun harus mampu mencabut stigma yang selama ini masyarakat pegang sampai ke akar-akarnya dengan membuktikan bahwa Madura tak seburuk kata mereka.Â
Tapi nyatanya fakta mengatakan "sekeras apapun kita berusaha membuktikan, seterang apapun sisi yang kita coba untuk perlihatkan, Â Jika mereka tetap ingin melihat sisi gelapnya, kita bisa Apa? karena pada akhirnya mereka akan memilih untuk percaya pada apa yang ingin mereka percayai"