Mohon tunggu...
Ulul Fahmi Rosyida
Ulul Fahmi Rosyida Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Traveller, Psychology

Selanjutnya

Tutup

Film

Barbie : Dongeng Feminis di Balik Kisah Mainan Ikonik

25 Juli 2023   08:43 Diperbarui: 25 Juli 2023   09:22 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Karolina Grabowska: https://www.pexels.com/id-id/foto/tangan-tempat-tidur-kamar-tidur-imut-4964568/ Input sumber gambar

Boneka Barbie telah menjadi ikon mainan yang mendunia sejak dirilis pertama kali pada tahun 1959. Sejak itu, boneka ini telah menjadi teman setia bagi anak perempuan dari berbagai generasi hingga saat ini. Dengan perkembangan zaman, Barbie tidak hanya berbentuk mainan biasa, namun telah merambah ke dalam dunia game dan film. Salah satu film terbaru Barbie yang sedang tayang di bioskop menghadirkan sebuah dongeng feminis yang menyenangkan dan sekaligus menyampaikan pesan tentang feminisme dan menghilangkan patriarki.

Film ini bercerita tentang Barbie, yang dalam cerita ini diperankan oleh Margot Robbie, yang tiba-tiba mulai mempertanyakan arti dari kehidupan dan kematian yang begitu indah. Namun, tiba-tiba saja hidupnya menjadi kacau. Untuk mencari jawaban atas masalahnya, Barbie mendapatkan saran dari Barbie Aneh, yang diperankan oleh Kate McKinnon, untuk pergi ke dunia nyata.

Barbie kemudian memasuki dunia nyata dan menemukan bahwa ia merasa kurang nyaman di sana. Dia menjadi obyek pandangan semua pria di sekitarnya. Sementara itu, Ken (diperankan oleh versi Ryan Gosling) yang diam-diam menyukai Barbie, mulai menyadari bahwa kehidupan di dunia nyata sangat berbeda dengan Barbie Land.

Di dunia nyata, Barbie mengetahui bahwa setiap boneka Barbie di Barbie Land memiliki hubungan langsung dengan manusia yang menjadi pemiliknya. Barbie pun mencari pemiliknya untuk menyelesaikan gejala malfunction yang menimpanya. Ken, pada saat yang sama, memutuskan untuk mempelajari konsep patriarki yang ada di dunia nyata.

Setelah memahami konsep patriarki, Ken kembali ke Barbie Land dan mengubah segalanya menjadi "Kendom," di mana laki-laki menjadi pemimpin. Namun, Barbie menyadari bahwa kehidupan di Barbie Land yang menginspirasi prestasi feminin setara dengan yang ada di dunia nyata, adalah hal yang lebih berarti dan menggugah hati.

Barbie Land, sebagai dunia fantasi di mana Barbie dapat menjadi apa saja yang diinginkannya, seperti pengacara, dokter, fisikawan, atau bahkan presiden, menjadi simbol kesetaraan dan kekuatan perempuan. Film ini dengan cerdik menyampaikan pesan bahwa semua masalah feminisme dan persamaan hak bisa diselesaikan dengan menginspirasi perempuan untuk menjadi bahagia dan kuat dalam menjalani kehidupan mereka.

Dalam dunia nyata, Barbie telah menjadi lambang kesetaraan dan aspirasi bagi banyak perempuan. Barbie memberikan pesan yang kuat bahwa perempuan tidak hanya harus menjadi obyek pandangan atau objek dari dominasi laki-laki, tetapi mereka juga bisa menjadi siapa pun yang mereka inginkan, mencapai prestasi tanpa batas, dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

Barbie bukan sekadar mainan; dia telah menjadi perwujudan dari kekuatan perempuan yang tak tergoyahkan. Melalui kisahnya yang inspiratif, Barbie terus memberikan pesan penting kepada anak perempuan dari berbagai generasi bahwa mereka memiliki potensi tanpa batas dan dapat mewujudkan impian mereka dengan pantang menyerah.

Seiring berjalannya waktu, peran Barbie sebagai ikon feminis akan terus berkembang dan menginspirasi. Di tengah dunia yang semakin menghargai kesetaraan gender, Barbie tetap berdiri sebagai simbol perjuangan dan perubahan, membawa pesan tentang keberanian, kemandirian, dan keteguhan hati kepada semua perempuan di dunia. Barbie bukan sekadar boneka, tapi juga menjadi pahlawan bagi perempuan masa kini dan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun