Mohon tunggu...
Ultra Man
Ultra Man Mohon Tunggu... -

cinta perdamaian

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Pencitraan, Boleh Asal...

4 November 2015   22:26 Diperbarui: 4 November 2015   23:05 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pencitraan, inilah kata yang sering kita dengar belakangan ini. Hampir semua politisi melakukannya, kebanyakan dengan motif untuk menarik simpati para konstituen dan masyarakat umum. Sebenarnya hal ini sah-sah saja, mengingat terjun dalam bidang politik membutuhkan biaya yang besar sehingga segala cara akan digunakan untuk melanggengkan kekuasaan. Pencitraan sangat berhubungan dengan tujuan politisi tersebut, apa yang menjadi target ambisinya. Jika tujuannya adalah demi kesejahteraan masyarakat maka tidak perlu susah payah memoles diri sedemikian rupa, cukup dengan bekerja keras dan melayani masyarakat maka dia akan dikenang memiliki citra yang baik. Namun jika tujuannya adalah demi kekayaan dan kekuasaan semata, maka pencitraan hanya akan membuka kedok sebenarnya. Satu-persatu aib dan kepura-puraan akan terbuka, ini adalah hukum alam.

Sayangnya di negara tercinta kita ini, lebih banyak politisi yang melakukan pencitraan demi kekayaan dan kekuasaan. Saat kampanye blusukan kesana-kemari meminta dukungan, membawa janji manis yang melenakan masyarakat. Dan setelah terpilih, biasanya lupa diri, berubah menjadi orang yang tidak menepati janji, arogan, sombong dan pamer kuasa. Sungguh masyarakat tidak bodoh, mereka diam bukan berarti lemah, tapi karena kesabaran dan mereka pasti akan menghukum politisi seperti ini dengan jalan tidak memilihnya kembali.

Pencitraan dalam politik boleh saja dilakukan, asal dengan niat tulus untuk mengabdi kepada masyarakat. Tapi lebih baik menjadi diri sendiri, karena waktu akan menjawab siapa diri kita sebenarnya, sebab manusia tidak akan pernah sanggup bersandiwara seumur hidup.

 

Salam

Link Gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun