Mohon tunggu...
Ultimate555
Ultimate555 Mohon Tunggu... Freelancer - writer

reincarnation of a very old soul positive vibes & spread loves

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Membangunkan Mimpi

31 Agustus 2020   22:48 Diperbarui: 31 Agustus 2020   22:37 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku memang punya beberapa  mimpi-mimpi, yang belakangan kuketahui bukanlah mimpiku, tapi mimpi-mimpi orang lain yang kucoba untuk kumanifestasikan dalam hidupku. Guru spiritual itu seolah-oleh berkata:

"Enough with other people's dreams, do your dreams now!" 

Sebenarnya aku sudah mendengarnya berkata begitu sekitar beberapa bulan yang lalu, tapi aku baru bisa merasakan energi yang dia kirimkan melalui videonya itu sekarang ini. Memang benarlah bahwa energi itu timeless, ia akan datang kepada targetnya tepat pada waktunya. Energi itu begitu kuat, seolah-olah konfirmasi atas pertanyaanku sehari sebelumnya setelah melihat satu orang lagi tetanggaku menjadi korban jiwa virus Covid-19.

          "That's it? Life ended that easy?"

Tidak ada yang menyangka bahwa virus mematikan itu akan mendatangi targetnya di tahun 2020 ini, dimana banyak sekali orang mulai membuka daftar-daftar mimpi mereka yang akan mulai mereka coba wujudkan bertepatan dengan bulan pertama di awal tahun itu. 

Tidak ada yang menyangka bahwa virus itu akan berdampak jangka panjang, bukan hanya di sektor kesehatan saja, tapi juga mempengaruhi banyak sektor lainnya.

Aku tidak akan membahas tentang apa-apa saja mimpi mereka yang telah disabotase oleh keberadaan virus ini. Aku yakin banyak airmata yang tertumpah selain dari kabar kematian. 

Mimpi yang dirampas pun bisa menjatuhkan airmata. Bahkan mungkin lebih menyakitkan dari kematian. Jika memang hidup semudah itu berakhir, entah kenapa manusia masih sibuk-sibuk dengan urusan masa depan.

Hah, aku seperti merasa tersindir, aku mengingat kembali mimpi-mimpi orang lain yang aku masukkan dalam daftar mimpi yang harus berhasil aku raih dalam hidupku yang singkat ini. 

Sudah saatnya aku menghapus mimpi-mimpi itu. Ya, jika hidup memang semudah itu berakhir, tidak ada waktu untuk mewujudkan mimpi orang. Aku setuju dengan nasehat guru spiritual itu, berhentilah menjalani kehidupan orang lain, berhentilah meraih mimpi orang lain, mulailah meraih mimpimu sendiri, namun sebelum kau mulai berpacu untuk mewujudkan mimpi-mimpimu, terlebih dulu pastikan kau sudah menemukannya.

Aku meneteskan sedikit airmata, bukan karena bawang yang sedang kukupas, tapi karena semangat yang membara dalam dadaku tentang mimpi baru yang belum sempat kuangan-angankan itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun