Masih segar dalam ingatan kita dalam kasus pembakaran LP Tanjung Gusta di Medan beberapa waktu lalu, yang mana akibat peristiwa itu menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Korban jiwa sebanyak 5 orang dan kerugian materi diperkirakan 55 milyar rupiah. Salah satu pemicu munculnya peristiwa itu diberitakan adalah diakibatkan karena macetnya aliran air dari PDAM; serta adanya pemadaman aliran listrik dari PLN.
Nah, yang menjadi sorotan dalam tulisan ini adalah tentang kinerja PLN. Untuk diketahui, masalah kelistrikan di kota Medan khususnya, dan Sumatera Utara(SUMUT) sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Sudah merupakan masalah klasik dan akut. Entah sudah berapa kali ganti presiden; gubernur juga sudah bolak-balik berganti, akan tetapi masalah listrik yang byar-pret juga tidak kunjung terselesaikan.Pemadaman listrik sudah menjadi hal yang biasa. Terkadang sudah seperti mengikuti resep dokter saja, maksudnya dalam sehari bisa terjadi pemadaman sebanyak 2 kali, dan lamanya masing-masing pemadaman bisa berlangsung selama 4 jam !!! Saya tidak bisa membayangkan bila hal seperti ini terjadi di Jawa, terutama di Jakarta. Listrik padam beberapa jam saja, langsung menjadi head-line di surat kabar nasional dan media tv.
Dan di saat sekarang ini; di bulan puasa, pemadaman listrik juga masih saja terjadi. Sebulan sebelum memasuki bulan puasa, tepatnya sepanjang bulan Juni, telah dilakukan pemadaman listrik secara besar-besaran dan secara menyeluruh di seluruh wilayah Sumut. Lamanya pemadaman dalam sehari bisa berlangsung selama 4 jam. terkadang bahkan lebih daripada itu. Alasan dari pihak PLN : adanya pemeliharaan jaringan listrik; sedang dilakukan service rutin terhadap mesin pembangkit listrik milik PLN. Hal ini perlu dilakukan agar nantinya di bulan puasa, masyarakat yang sedang melaksanakan ibadah puasa, bisa menjalankan dengan tenang. Ini memang sudah merupakan hal yang rutin terjadi setiap tahun menjelang atau memasuki bulan puasa. Dan pihak PLN BERJANJI, selama bulan puasa TIDAK AKAN melakukan pemadaman listrik.
Ternyata, janji tinggal janji, apa yang diucapkan kemarin sudah terbang terbawa angin hingga ke benua lain. Sampai hari ini, sudah hampir setengah bulan masyarakat muslim menjalankan ibadah puasa, akan tetapi aksi pemadaman listrik masih saja tetap terjadi. Jadi teringat akan tulisan rekan kompasiana yang membahas tentang propinsi terkorup di Indonesia, dimana SUMUT menempati urutan pertama sebagai propinsi TERKORUP di Indonesia. Mungkin pihak KPK perlu melakukan audit internal atas kinerja PLN wilayah SUMUT.
Untuk pihak PLN Sumut, alangkah baiknya belajar dari burung merpati yang tidak pernah ingkar janji (ini judul film layar lebar masa lalu...he..he..). Belajarlah untuk menepati janji. Belajarlah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diucapkan. Janganlah suka menjilat ludah sendiri yang telah dibuang. Ingat, JANJI adalah HUTANG. Dan hutang tentunya harus segera dilunasi, jangan dibawa sampai ke liang kubur !!!!!
Selamat sore rekan-rekan kompasiana...SALAM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H