Permasalahan merosotnya karakter anak bangsa didunia pendidikan sangatlah banyak .Masalah seperti itu harus segera diatasi. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang mempunyai peran penting dalam membentuk sumber daya manusia berkarakter. Salah satu cara untuk menerapkan pendidikan karakter di sekolah dasar yaitu melalui budaya Literasi.
Literasi adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, dan menghitung. Literasi memiliki peran dalam membentuk  karakter seorang siswa. Karakter adalah sesuatu yang secara intrinsik terkait dengan semua orang. Karakter seseorang tidak hadir dan lahir sejak lahir, tetapi dibentuk oleh sejumlah komponen.
Literasi sangat penting untuk dikembangkan sejak usia dini, karena dapat mempengaruhi perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak. Literasi juga dapat membantu anak dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai moral dan etika, seperti jujur, bertanggung jawab, toleran, dan peduli.
Literasi dalam meningkatkan kemampuan berpikir siswa bertujuan untuk (1) membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir; (2) meningkatkan daya ingat; (3) menambah kosa kata; (3) membantu meningkatkan daya fokus; serta (4) meningkatkan kemampuan verbal. Dengan membiasakan diri dengan literasi, para siswa akan mendapatkan keuntungan salah satunya memiliki wawasan yang lebih luas. Wawasan yang luas akan membantu seseorang dalam menyelesaikan sebuah masalah dan membantu seseorang dalam menjalani kehidupan.
Namun di Indonesia ini masyarakat dan siswa sangat kurang minat membacanya. Dilansir dari  Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, sejak tahun 2016 sudah 6 tahun Gerakan Literasi Nasional (GLN) kita dicanangkan. Faktanya, hasil berbagai studi pada rentang waktu itu tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok.
Mengapa semangat literasi kita rendah? Pengaruh rendahnya minat baca atau literasi yang terjadi Indonesia ini juga disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama, belum ada kebiasaan membaca sejak dini. Kedua, fasilitas pendidikan yang masih minim. Dan yang terakhir adalah karena masih kurangnya produksi buku di Indonesia.
Dengan melihat kenyataan itu, gerakan literasi pun dilakukan dengan upaya untuk membuat kegiatan membaca buku nonpelajaran setiap hari. Sebagai turunan peraturan menteri, aturan tentang Gerakan Literasi Sekolah tersebut telah disosialisasikan pula kepada seluruh sekolah di Indonesia. Gerakan tersebut meliputi tiga tahapan, yakni (1) menumbuhkan minat baca, (2) meningkatkan kemampuan literasi buku pengayaan, dan 3) meningkatkan kemampuan literasi buku pelajaran (D.D. Kemdikbud, 2016). Gerakan literasi juga dilakukan oleh taman baca masyarakat di berbagai daerah dan desa-desa terpencil.
Dalam rangka membangun pendidikan karakter, maka budaya literasi sangat penting digerakkan di Sekolah. Melalui kegiatan literasi di sekolah tersebut, karakter yang akan dicapai peserta didik; (1) berakhlak mulia, (2) berpikir kritis, (3) kreatif, serta (4) integritas (tanggung jawab). Kesimpulannya dengan menerapkan budaya literasi di sekolah, maka didalam diri seorang siswa akan terbentuk karakter yang baik. Literasi berperan penting dalam meningkatkan karakter anak. Oleh karena itu, perlu juga adanya upaya dari orang tua, guru, dan masyarakat untuk meningkatkan minat dan kemampuan literasi anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H