Kondisi yang menjadi latar belakang rendahnya minat belajar peserta didik adalah:
- Metode pembelajaran monoton sehingga peserta didik merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran
- Rendahnya motivasi belajar peserta didik
- Peserta didik kurang mengetahui tujuan pendidikan dan pembelajaran
- Peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
- Peserta didik tidak menuntaskan proses pembelajaran dengan baik
Menurut saya, praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena dari berbagai permasalahan yang ada di sekolah terkait permasalahan peserta didik, masalah ini juga dialami oleh guru lain. Ketika saya membagi praktik pembelajaran ini, saya bisa berkolaborasi dan sharing pendapat dengan berbagai pihak guna menemukan alternatif solusi dalam mengatasi permasalahan rendahnya minat belajar peserta didik.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah, saya sebagai guru bertanggung jawab untuk menerapkan pembelajaran yang efektif dan inovatif di kelas. Ketika terdapat permasalahan pembelajaran maka peran saya adalah merancang konsep pembelajaran yang menarik minat belajar peserta didik di kelas dengan menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, menyampaikan tujuan pendidikan dan pembelajaran secara rinci dan terstruktur, menggunakan model pembelajaran HOTS dan metode yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, serta memanfaatkan media pembelajaran yang beragam dan menarik, sehingga hasil pembelajaran sesuai dengan target capaian pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dan kajian literatur penyebab rendahnya minat belajar peserta didik adalah:
- Faktor internal (dari dalam diri peserta didik)
- Rendahnya perhatian siswa, kurangnya ketertarikan pada materi, motivasi belajar rendah, kurang mengetahui tujuan pendidikan dan pembelajaran.
- Faktor eksternal (dari luar diri peserta didik)
- Metode pembelajaran guru kurang menarik, model pembelajaran kurang tepat dalam mengatasi permasalahan belajar peserta didik, guru kurang menerapkan asessmen kebutuhan belajar.
Dari penyebab masalah di atas, maka tantangan yang dihadapi oleh guru adalah:
- Guru diharapkan mampu menguasai kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dengan menerapkan pembelajaran HOTS berbasis TPACK di kelas.
- Guru mampu menjelaskan tujuan pendidikan dan pembelajaran yang spesifik kepada peserta didik
- Guru diharapkan mampu menerapkan metode pembelajaran yang tidak monoton dan variatif yang menarik minat dan antusiasme peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa dari tantangan tersebut di atas, guru perlu memiliki kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang mampu mendesain rancangan pembelajaran HOTS berbasis TPACK yang menarik minat belajar peserta didik.
Praktik pembelajaran inovatif ini melibatkan beberapa pihak, diantaranya:
- Mahasiswa PPG
- Peserta didik kelas XII OTKP 1
- Teman sejawat guru
- Rekan kerja
- Kepala sekolah
- Pengawas
- Guru pamong
- Dosen PPG
Langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh guru berdasarkan tantangan yang dihadapi di atas adalah:
- Melakukan langkah-langkah pembelajaran HOTS melalui:
- Pemilihan metode pembelajaran yang menarik minat belajar peserta didik dan tidak monoton tentunya. Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran HOTS adalah metode Demonstrasi.
- Menentukan model pembelajaran HOTS yang menarik minat belajar peserta didik yaitu model PjBL. Model PjBL dapat membuat peserta didik berinisiatif untuk menemukan informasi terkait permasalahan dan berbagi temuan dengan teman sebayanya. Guru mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran yang menarik menggunakan media audio visual seperti menayangkan berita pada platform youtube sebagai bagian dari materi pembelajaran HOTS dan peserta didik diminta untuk membuat penugasan serta mempresentasikan hasil kerja project melalui aplikasi canva.
- Strategi guru dalam meningkatkan minat belajar peserta didik:
- Memantik motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ice breaking terutama ketika kondisi kelas mulai kurang kondusif sehingga tercipta suasana kelas yang nyaman dan kondusif;
- Memberikan penugasan kelompok sehingga peserta didik saling berbagi dengan rekan kelompok lain. Setiap peserta didik memiliki peran dan tanggungjawab dalam kelompoknya untuk menampilkan hasil kerja kelompok. Sehingga semua peserta didik terlibat aktif dan inisiatif dalam menuntaskan pembelajaran;
- Memberi penghargaan dan pujian atas capaian peserta didik melalui ajang “unjuk prestasi” bagi peserta didik yang terbaik dalam mempresentasikan hasil project.
- Sumber daya atau materi yang diperlukan dalam melaksanakan strategi pembelajaran:
- Materi ajar bersumber pada buku Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian (2019) Tim Darma Aksara, Bogor: Yudhistira;
- Media pembelajaran berupa audio visual melalui tayangan aplikasi canva untuk menampilkan materi pembelajaran dan platform youtube untuk menampilkan video pembelajaran yang didalamnya termuat studi kasus permasalahan sebagai bagian proses pembelajaran;
- Perlengkapan TIK berupa: laptop, smartphone, LCD, microphone, speaker, jaringan internet;
- Sarana dan prasarana sekolah berupa: ruang kelas, alat tulis kantor, dan fasilitas kelengkapan pembelajaran lainnya.
- Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang telah diterapkan pada praktik pembelajaran dapat diketahui keefektifannya berdasarkan:
- Pemilihan metode yang tidak monoton yaitu metode demonstrasi yang membuat peserta didik memperagakan materi pembelajaran dengan caranya masing-masing sehingga menarik perhatian peserta didik.
- Penggunaan model pembelajaran PjBL sesuai dengan kebutuhan peserta didik membuat peserta didik berinisiatif melakukan tugas kelompok secara kolaboratif sehingga peserta didik berminat mengikuti pembelajaran.
- Desain pembelajaran HOTS yang inovatif berpusat pada peserta didik membuat peserta didik aktif dan percaya diri dalam berdiskusi dan berbagi temuan dengan orang lain.
- Setelah mengikuti praktik pembelajaran, dilakukan refleksi hasil pembelajaran dan respon peserta didik adalah:
- Siswa
- Peserta didik merasa senang dengan metode demonstrasi yang digunakan dalam pembelajaran karna melibatkan peserta didik secara aktif, model pembelajaran PjBL mampu membuat peserta didik antusias melakukan temuan permasalahan dan menyusun project secara kolaboratif, media pembelajaran canva dan tayangan youtube menarik minat peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran hingga selesai. Selain itu, peserta didik juga menyukai kegiatan ice breaking yang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
- Teman sejawat
- Guru telah dapat melaksanakan praktik pembelajaran inovatif secara keseluruhan, terbukti dari keterlibatan aktif peserta didik dalam melakukan pembuatan project kelompok. Pembelajaran juga menarik dengan menggunakan media canva dan tayangan studi kasus di youtube. Guru mampu memantik motivasi peserta didik melalui kegiatan ice breaking yang menarik terlihat dari ekspresi peserta didik yang ceria.
Faktor keberhasilan praktik pembelajaran ini bergantung pada kemampuan penguasaan guru pada kompetensi pedagogik dan profesional guru dalam mendesain konsep pembelajaran yang inovatif.
Hasil refleksi dalam praktik pembelajaran ini dapat memberikan pembelajaran kepada guru bahwa perlunya guru menguasai desain pembelajaran HOTS yang inovatif berbasis TPACK sesuai dengan kebutuhan permasalahan peserta didik di kelas sehingga pembelajaran berhasil sesuai dengan target capaian yang diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H