Mohon tunggu...
Ullul Azmi Lestari
Ullul Azmi Lestari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masih Percaya Dengan yang Alami?

6 Januari 2014   20:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:05 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Obat – obatan dengan berbagai merek, kosmetik yang bermacam – macam keunggulannya, terus hadir dan semakin banyak. Bahkan obat – obatan atau kosmetik yang aspal (asli tapi palsu) juga tak mau ketinggalan hadir membujuk konsumen untuk menggunakannya. Orang – orang semakin meninggalkan tumbuhan alami yang dapat berfungsi sebagai obat ataupun kosmetik . Dengan alasan obat / kosmetik yang ada di apotek, swalayan ataupun warung – warung lebih praktis. Walaupun banyak orang yang sudah mengetahui keunggulan bahan alami, mereka cendenrung meninggalkannya. Untuk hal – hal yang simple , sebenarnya bahan alami tak kalah ampuh dengan obat / kosmetik dan cenderung tak memiliki efek samping.

Jika saya ditanya “Masih percaya dengan yang alami?” , maka saya akan menjawab “Ya”. Dikeluarga saya masih percaya dengan yang alami, terutama Budhe saya. Dia menggunakan bahan – bahan alami untuk obat, karena mengetahui khasiatnya dan lebih percaya dengan tumbuhan – tumbuhan dari pada obat – obatan. Terlebih mengetahui info tentang adanya obat – obatan yang asli tapi palsu / abal – abal , tentunya membuat cemas dengan efek yang akan ditimbulkan. Jangankan obat, jamu yang terbilang alami dan dijual dengan kemasan – kemasan praktis terkadang juga mengkhawatirkan untuk dikonsumsi. Mungkin efek yang ditimbulkan terkadang cepat menyembuhkan, namun jangka panjang yang akan dirasakan sunguh mengkhawatikan. Kami lebih memilih untuk meracik sendiri dengan bahan – bahan yang alami , selain mudah didapat juga harganya yang terjangkau.

Di musim hujan seperti ini misalnya, batuk melanda dimana – mana. Racikan alami sebagai obatnya ialah perasan jeruk nipis dan kecap. Racikan kuno memang, namun lebih aman dan berkhasiat. Kalau bisa kecap tersebut diganti madu, atau langsung air perasan jeruk nipis. Sejatinya air perasan jeruk nipislah yang mengobati batuk. Karena jaman dahulu adanya kecap yang paling mudah dijangkau, untuk menawarkan rasa asam dari air perasan jeruk nipis. Maka sampai sekarang dipercaya air perasan jeruk nipis dan kecap untuk menyembuhkan batuk. Di musim seperti ini juga tak jarang orang terkena diare, dan bahan alami yang dapat dipilih ialah dengan memakan pucuk daun jambu biji . Dan biasanya ditambah garam untuk mengurangi rasa sepet dari pucuk daun jambu biji. Selain itu masuk angin dan flu juga sering menghampiri di musim penghujan, wedang jahe lah salah satu solusinya. Selain nikmat jahe juga memiliki banyak khasiat , seperti untuk menghangatkan badan, dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Selain untuk obat, tanaman – tanaman yang terbilang umum / mudah ditemui juga memiliki khasiat untuk kosmetik. Seperti tanaman lidah buaya yang dapat menghilangkan jerawat, mungkin tak secepat produk – produk kosmetik yang ditawarkan di media. Namun secara perlahan akan menghilangkan jerawat, dan lebih aman untuk muka karena juga dapat melembabkan.Potongan – potongan tomat / jeruk nipis yang diusapkan ke muka juga akan memberikan vitamin C yang tentunya bermanfaat bagi muka, untuk mencerahkan dan menghaluskan kulit muka. Namun terkadang untuk muka yang sensitifakan merasakan gatal – gatal jika menggunakannya. Hal – hal diatas hanya sebagian contoh kecil tentang bahan alami yang mudah ditemukan, terjangkaudan berkhasiat. Yang sudah sejak dulu dipercaya khasiatnya.Masih banyak bahan alami yang dapat dimanfaatkan dan tak kalah mujarab dengan obat / kosmetik yang dijual di apotek, swalayan atau warung- warung. Sangat disayangkan jika bahan – bahan yang mungkin ada disekitar kita tak dimanfaatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun