"Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga daripada mendapat perak."
Sewaktu membeli suatu barang, saya mempunyai kebiasaan untuk memilih dengan teliti dan hati-hati barang yang hendak dibeli. Barangkali ini pun terjadi pada Anda. Bukankah, hampir semua orang di seluruh dunia selalu mencari yang lebih baik? Dari sekedar membeli buah hingga memilih tempat tinggal. Seringkali kita harus menguji, menimbang, membandingkan, dan akhirnya membuat pilihan berdasarkan apa yang kita yakini sebagai yang lebih baik.
Kitab Amsal sarat dengan perbandingan-perbandingan yang mengarahkan kita pada jalan yang benar di dalam hidup. Dalam pasal 16:16, kita membaca bahwa lebih baik memperoleh hikmat daripada emas, mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak. Di sini, Salomo tidak hanya menegaskan bahwa lebih baik mendapatkan hikmat daripada emas, tetapi ia mengatakannya dengan yakin, bahwa itu jauh lebih baik, lebih baik secara tak terhingga. Memang ada pilihan-pilihan yang nampaknya jauh lebih baik yang ditawarkan dunia ini, namun dengan tepat Salomo telah memilih dan berujar: "Berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham menimbang perkara ... dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat (1 Raj. 3:9). Sehingga perkara yang sulit menjadi mudah dipecahkan, karena hikmat yang diberikan Allah kepada Salomo.
Jika pilihan yang terbaik adalah hikmat, maka kita tentu harus berusaha sedemikian rupa untuk mengejar dan mendapatkannya. Ini tidak mudah, karena:
(1) hikmat hanya diberikan kepada mereka yang memintanya kepada Tuhan, sumber hikmat itu;
(2) hanya mereka yang memiliki hubungan karib dengan sumber hikmat itulah yang mendapatkannya -- "Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku"(Amsal 8:17).
Sejauh mana Anda bertekun mencari hikmat dari Tuhan? Mintalah kepada-Nya dengan kerendahan hati, dan bangunlah persekutuan yang karib dengan-Nya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H