Mohon tunggu...
Amirullah
Amirullah Mohon Tunggu... Jurnalis - Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya

Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Islam di Bone Sulawesi Selatan. Ig: @amirullah-almufakkir Fb: Amirullah Al-Mufakkir Email: amirullah.saranghae@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Roman

Hujan Lewat

1 Januari 2024   20:20 Diperbarui: 1 Januari 2024   20:38 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Anda adalah pemuda sederhana yang memiliki prinsip tidak mudah tertarik pada perempuan. Hal itu mampu dia pertahankan sampai menyelesaikan studinya S1 di salah satu perguruan tinggi.

Sampai pada suatu hari ia dipertemukan dengan wanita yang menarik perhatiannya pada suatu kegiatan proyek di tempat ia bekerja. Secara tidak langsung Anda menunjukkan ketertarikannya pada wanita tersebut. Dimana ia merasa lebih bersemangat dan merasa menemukan perempuan yang bisa mensupport dirinya. Namun karena prinsipnya ia lebih memilih untuk tidak mengungkapkan dan hanya bisa mengagumi dalam diam.

Sejak hari itu Anda dan Dia sering dipertemukan dalam beberapa kegiatan. Anda tidak bisa menutupi ketertarikannya hingga ia mendapat sorotan dan ejekan dari teman-temannya yang kadang kala membuatnya salah tingkah. Namun hal tersebut ia tanggapi dengan positif dan mengabaikan perasaannya yang hanya sampai batas mengagumi.

Pada suatu ketika bunyi dering teleponnya mengagetkannya karena gawai yang ia gunakan jarang mendapat pesan masuk. Ternyata itu pesan dari Dia yang tiba-tiba menanyakan sesuatu hal tentang kegiatan di tempat ia bekerja. Pesan demi pesan terkirim sampai masuk pada pembahasan umum terkait kedekatan mereka yang sering dibicarakan di tempat kerja. Sampai pada akhirnya Dia mengungkapkan ketertarikannya kepada Anda. 

Anda yang selama ini tidak pernah begitu dekat dengan perempuan merasa senang bercampur aduk dengan rasa tidak percaya dengan ucapan Dia. Namun dia terus bercerita sampai akhirnya Anda juga mengungkapkan perasaannya kepada Dia. Wanita yg selama ini ia kagumi dalam diam.

Keduanya pun sering mengirim pesan dan sering bercerita tentang masa lalu dan pandangan masa depan mereka. Keduanya sudah merasakan hubungan yang begitu dekat. Keduanya sering mengirim pesan dan menarih harapan pada wanita tersebut.

Namun lambat laun sang wanita jarang memberikan kabar dan Anda yg merasa terlalu sering mengganggu Dia , memutuskan untuk memberikan waktu si Dia untuk menenangkan diri sembari menunggu kabar. Anda selalu memantau keseharian si Dia walaupun mereka dipisahkan oleh jarak. Kejanggalan demi kejanggalan mulai bermunculan sampai pada tahap mulai tidak yakin ke Dia. Anda merasa hanya menjadi sebuah persinggahan, yang awalnya sangat semangat tiba-tiba redup.

Yang Anda tunggu pun tiba. Telponnya tiba-tiba memberikan notifikasi ada pesan masuk dari dia. Ia pun mengabari bahwa dirinya beberapa waktu lalu memang butuh waktu sendiri, ia sengaja untuk tidak memberikan kabar. Segala kejanggalan pun Anda jelaskan ke Dia, sampai akhirnya ia menanyakan mau melanjutkan perbincangan ini atau tidak. Respon baik pun datang dari Dia bahwa hal tersebut hanyalah salah paham dan berharap kedekatan mereka tetap berlanjut. Mereka pun kembali sering bercerita dan berbagi keluh kesah masing-masing.

Anda pun memantapkan hatinya untuk terus melanjutkan hubungan tersebut. Namun harapan itu tidak bertahan begitu lama. Segala kemungkinan terburuk yang dipikirkan Anda terjadi, kegelisahan pun menyelimuti hari-harinya. Ia terus menghubungi Dia namun tidak ada kabar sama sekali. Anda sudah mencoba dengan berbagai cara namun hasilnya nihil. Tiba-tiba keduanya loss kontak dan tanpa kabar.

Anda terus bersabar dan terus berharap ada kabar dari Dia namun penantiannya hanya tinggal sebuah harapan. Hubungan mereka putus di jalan tanpa ada kata maupun kabar. Untuk pertama kalinya Anda merasa ada kekosongan dalam dirinya, ia terus merasa ada yang hilang dalam kehidupannya.

Kekecewaan selalu datang di akhir karena adanya sebuah pengharapan. Anda pun memutuskan untuk tidak menghubungi si Dia, tidak ingin mengganggu kehidupannya.

Pada akhirnya Anda kembali mengagumi sosok perempuan tersebut namun ada goresan kekecewaan dan harapan yang tidak terwujud. Si Dia datang bagaikan badai yang menggebu namun perlahan memudar dan hilang tertiup angin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun