[caption id="attachment_150467" align="aligncenter" width="601" caption="Ilustrasi - Google"][/caption]
Waspada!!! Akun-akun palsu banyak bertebaran di dunia maya terutama kita pada saat ini para kompasianer. Bukan mustahil lagi jika ratusan dari teman anda di Kompasiana adalah pemilik akun palsu. Yah, bukan tidak mungkin juga bila seseorang tetapi memiliki beberapa akun. Lantas apa kerugian kita? Bukankah kita merasa tertipu dengan tingkah mereka? Photo profil yang palsu, nama palsu dan data-data lainnya pun dipalsukan. Bahkan mereka tidak segan-segan memakai data orang lain untuk dia berkamuflase. Akun yang terverifikasi saja terkadang sangat berpotensi palsu, karena apa susahnya men-scan kartu identitas orang lain atau kartu identitas abal-abal lainnya kemudian mengirimnya ke admin. Toh, beberapa hari kemudian sudah terverifikasi, khan?
Hal inilah yang dilakukan beberapa oknum dengan berbagai motivasi dan lagi toh perbuatan ini tidak susah justru sangat mudah dilakukan. Bikin akun... Sudah! Atau untuk terlihat lebih terpercaya, mereka verifikasi akun tetapi dengan data pulsa. Hmmm... Sama saja!
Lantas apa motivasi mereka sehingga melakukan hal ini dan tak mau jujur?
- Mungkin orangnya tertutup dan tak mau privacy terganggu dan juga tak mau dikenali oleh orang lain
- Bisa jadi ini bentuk penyamaran mereka dari kehidupan nyata mereka, supaya diterima dalam suatu komunitas (Tidak PD sehingga mereka membutuhkan citra baru)
- Membuat akun bukan untuk menulis namun membaca akun orang lain dan kemudian mereka bisa meninggalkan komentar
- Membuat akun clonningan supaya mereka bisa menge-vote tulisan mereka dan terlihat ter-ter di halaman depan
- Memata-matai
- Membuat tulisan sensasi fatal tanpa takut harga diri nyata mereka tidak terinjak-injak. Contohnya, akun palsu si Jagung namanya Dodol. Maka si Dodollah yang dibenci orang, sementara si Jagung santai!
Yah, begitulah beberapa motivasi mereka yang saya deteksi hingga saat ini (Hehe). Saya disini tidak menyebutkan bahwa akun yang tak jelas PP-nya, namanya dan bahkan FB/Twitter yang di-link-kannya pun tidak jelas adalah akun yang memiliki motivasi sama seperti di atas. Namun, mayoritasnya memang begitulah yang saya lihat!
Akun-akun palsu ini dengan nyamannya mengumpat di lapak orang lain seenak jidatnya tanpa memikirkan bahwa mereka akan dicap begini atau begitu. Toh, akun palsu! Mereka juga terkadang lebih senang mengkritik tulisan orang lain tanpa mereka mengkoleksi tulisan di lapaknya sendiri. Terkadang mereka-mereka ini yang buat hati dongkol dan semangat patah! Kita mau apa? Tak ada!!! kecuali menghindar dan bertindak dewasa. Yah, itu lebih baik daripada mengikuti arus mereka. Bukan seperti facebook, khan? Dengan mudahnya kita blokir orang yang membuat kita tidak nyaman. Sementara Kompasiana? Belum berteman saja masih bisa dengan bebas berkomentar di lapak kita. Tidak dapat kita privasi tulisan kita. Ya iyalah! Kalau admin Kompasiana membuatnya sama seperti facebook dan akun jejaring sosial lainnya bisa diprivasi, terus guna kita menulis apa? Bukankah kita ingin pembaca? Hmmm... Serba salah juga khan? Maka itu kita tak usah ikut-ikutan gila seperti mereka, bertindak saja dewasa!
Bisa jadi seorang lelaki berkamuflase menjadi sosok wanita cantik dan menggoda di antara kompasianer pria, ini termasuk pada point nomer 2, khan? Mereka berharap diterima dengan baik di kompasiana ini karena kurang pede pada kenyataan. Bisa jadi juga seorang wanita berkamuflase menjadi akun pria supaya lebih kuat dan tidak dianggap lemah dalam kegiatannya di Kompasiana. Maka, balik lagi ke judul. PD-lah pada kelaminmu!!!
Ada juga seseorang sudah berumur tetapi berkamuflase menjadi remaja. Ada remaja berkamuflase menjadi sosok dewasa. Macam-macam...
Saya kurang sreg sama akun yang baru jadi terus sudah berkoar-koar kemana-mana sementara tulisannya belum ada untuk dibanggakan sama sekali. Heran saya melihatnya. Pemain lama, akun baru! That's right! Saya tidak sedang berspekulasi, namun sudah mendekati fakta malahan. Yang ingin saya sebutkan di sini, perbuatan mereka ini sirik, khan? Jadi, ini dunia maya jadi untuk apa upaya akun palsu begitu karena sirik?
Lihatlah saya! Bukan berarti saya bodoh! Memampangkan photo profile dan link-link akun lainnya tanpa takut kejahatan dunia maya yang marak sekarang. Saya Uli, jenis kelamin wanita dan berumur 20 tahun. Itu segelintir dari identitas saya yang bisa saya sebutkan. Setidaknya saya memiliki kredibilitas dalam menulis di Kompasiana, ketimbang saya menjadi sosok yang ambigu dan mencurigakan?
So, saya ingin bertanya teman. Apa jenis kelaminmu, teman?