Mohon tunggu...
Uli Elysabet Pardede
Uli Elysabet Pardede Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Inspirasiku dalam menulis adalah lagu indah, orang yang keren perjuangannya, ketakutanku dan hal-hal remeh-temeh yang mungkin saja bisa dibesarkan atau dipentingkan… Tuing! blog : truepardede.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Beda Agama Bag. 3

30 September 2011   04:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:29 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sebelumnya, Cinta Beda Agama Bag. 1, Cinta Beda Agama Bag. 2 ....

"Darahku berdesir kemudian aku tahu agamamu, Kenapa tidak sebaiknya dahulu aku tau agamamu? Mungkin aku bisa menahan darahku untuk tak berdesir"

***********************************

Peri Cinta 1

Hari demi hari dijalani Laura masih dengan bayang-bayang Romeo, tapi ada yang menimpa bayangan itu kembali yaitu bayangan Sahlan yang semakin hari selalu mendekatinya. Sudah ada 1 bulan dia mengenal Sahlan dan Laura terlihat biasa saja. Dia tidak mau terlalu terhanyut kedalam rayuan perasaan yang semakin hari makin terasa. Dia tau siapa dia, seorang wanita yang tidak akan bisa meraih hati seorang lelaki yang beda agama dengan dia. Laura selalu berdoa pada Tuhan agar dia tidak jatuh cinta pada Sahlan sekalipun dia sudah 3 kali melewati malam minggu dengan Sahlan. Sekalipun banyak yang bilang dia dan Sahlan sedang berpacaran. Sampai-sampai Romeo sempat kirim SMS yang berisi begini.

“Akhirnya kamu dapat pacar baru juga… Aku harap dia mau menerima kamu apa adanya.” Itu bunyi SMSnya tapi Laura tidak peduli, dia tak membalas SMS itu walau Romeo sengaja mengirimnya berulang kali.

Huft, Laura berhenti dikoridor Kampus, dan meluruskan kakinya. Matanya menerawang entah kemana. Tiba-tiba dari kejauhan Romeo lewat dengan menggandeng seorang wanita cantik. Melihat itu Laura kembali naik pitam dia rasa sudah hampir gila, baru ini pertama kalinya dia melihat wanita yang telah merebut kekasihnya. Dia mendatangi mereka yang sedang memandang dirinya kebingungan.

“Eh, Laura… Ini Farrah yang aku ceritakan itu…” Kata Romeo gugup.

“Oh, ini wanita itu? Selera kamu jelek juga Romeo. Dia gak punya mata seindah aku. Dia juga gak punya rambut yang berkilau seperti aku.” Kata Laura memancing amarah perempuan itu.

“Ih, sok kecantikan ini cewek.” Omel perempuan itu seperti ingin mencakar Laura tapi ditahan Romeo.

“Apa???!!!!!!!!” Laura membentak Farrah sambil mengacak-acak rambutnya. Farrah terlihat memberontak dan berhasil mendapatkan lengan Laura. Laura menepisnya dan makin menarik rambut Farrah. Mereka tidak sadar banyak orang yang mengerumuni mereka. Romeo sudah habis kesabaran. Dengan emosinya dia mendorong Laura ke lantai, dan Laura pun terjatuh.

Laura terkejut sangat terkejut dia tidak menyangka Romeo melakukan itu padanya. Laura mencoba berdiri walau sedikit susah tapi tiba-tiba ada tangan yang menggapainya dan membantu untuk berdiri. Dan itu adalah Sahlan. Bak drama korea, Sahlan menolong Laura sambil memberi senyum tulusnya. Romeo terdiam melihat suasana itu. Dia merasa bersalah melakukan itu. Laura hanya bisa menangis saja. Dia tak mampu berkata apa-apa lagi. Laura menyembunyikan wajahnya di dalam jaket Sahlan.

“Sahlan, dia jahat sama aku….. hiks….hiks…..hikss……” Tangis Laura. Sahlan sedikit terkejut melihat Laura yang sifat manjanya sudah keluar. Sahlan hanya menepuk-nepuk pundak Laura. Dan dia segera mengajak Laura pergi sambil membawa tas Laura yang terjatuh.

Besoknya, Laura menyendiri didalam kamar. Hatinya menangis mengingat kejadian yang terjadi kemarin. Dia memeluk boneka beruang pemberian Romeo waktu pertama kalinya Romeo menyatakan perasaan cinta, setelah ada 5 kali dia menyatakan perasaan cinta barulah Laura menerimanya.

“Romeo bodoh!!!! Aku udah bisa melupakan kamu. Tega-teganya kamu memamerkan kemesraan didepan aku.” Laura sangat kesal sampai-sampai dia meninju boneka beruang pemberian Romeo. Dia melempar boneka itu jauh keluar jendela. Sambil mengelap sisa airmatanya.

Tiba-tiba pintu ada yang ketok. Ternyata Mamanya. Laura segera membuka pintu itu sambil memasang wajah malas agar kesedihan yang tadi tidak terlalu dilihat oleh Mamanya.

“Laura… Ada teman kamu nunggu diluar.” Kata Mama.

“Siapa Ma?” Tanya Laura bingung.

“Sahlan katanya namanya.” Jawab Mamanya sambil berlalu menuruni tangga. Diikuti oleh Laura yang kebingungan kok Sahlan datang? Ngapain?

Laura keluar menuju teras. Dilihatnya Sahlan sudah duduk manis anehnya disamping Sahlan sudah ada boneka yang baru saja dibuang Laura dari jendela kamar atas. Sahlan tersenyum kecut sambil menunjukkan boneka itu.

“Tadi aku datang, masih digerbang rumah kamu, tapi udah disambut sama lemparan boneka imut ini. Aku tau pasti tuan putrid ini lagi marah-marah lagi.” Jelas Sahlan mengenai boneka itu.

Laura hanya terdiam membisu dia duduk disamping kursi yang Sahlan duduki. Dia mengambil kembali boneka itu dan meninju-ninju pipi boneka itu dengan kesalnya.

“Lho kok dikasarin gitu? Kasihan tau… Dia udah mau nangis….” Kata Sahlan sambil menarik boneka itu dan menghusap-husap pipi boneka itu.

“Ih, sok lembut.” Kata Laura sinis.

“Bukan sok lembut. Tapi memang kasihan khan bonekanya.” Kata Sahlan.

“Hmmm, iya iya….. Oh iya mana sepeda motor hebat kamu itu?” Tanya Laura.

“Gak bawa…”

“Jadi kamu naik angkot” Tanya Laura bingung.

“Iya… Kita jalan-jalan yuk. Biar kamu yang bonceng aku.” Ajak Sahlan.

“Oh, berarti itu alasan kamu ga bawa sepeda motor?” Tanya Laura keheranan melihat kekonyolan Sahlan.

“Hehe.. iya….” Kata Sahlan tertawa jelek.

“Yah…… Jalan-jalan sih bisa aja… Tapi aku lagi ga ada duit loh…” Kata Laura kecewa.

“Aku yang bayarin… semua akuu…” Kata Sahlan semangat.

“Oh, gitu yah? Kalo itu aku mau.” Kata Laura senang sambil berlalu. “Aku ganti baju dulu yah!”

Singkat cerita mereka sudah ada diatas sepeda motor kesayangan Laura. Jika tubuh Sahlan mengenai punggung Laura pasti Laura segera memberhentikan sepeda motornya dan mengetok helm yang dipakai Sahlan. “Awas kamu….” Omel Laura. Sahlan hanya memasang wajah bodoh.

“Kita mau kemana sih? Udah ada 30 menit tapi gak nyampe-nyampe juga.” Omel Laura.

“Kita mau ke taman aja…” Kata Sahlan.

“Jiiiaaaahhhh……………. Taman udah lewat. Kenapa mulai dari tadi engga bilang?” Omel Laura sambil mencoba berbalik arah.

“Hehe… Sorry…Abis aku terpesona sama kecantikan kamu.” Goda Sahlan.

“Preeettttttttt……………..”

Mereka sampai di taman, Laura bingung melihat keadaan taman yang agak ramai dilengkapi balon-balonan dan ada pentasnya pula. Padahal biasanya sangat sepi. Mereka berjalan memasuki taman yang ramai itu. Sahlan terlihat senyum-senyum, sementara Laura bingung.

Tiba-tiba ada beberapa gerombolan perempuan menarik-narik tangan Laura dan memasangkan rangkaian bunga di atas kepala Laura. Laura terkejut apalagi saat ditarik menuju ke atas pentas kecil itu. Muka Laura pucat pasi, kebingungan masih menyelimutinya. Sahlan hanya tersenyum penuh rasa puas. Sahlan juga naik ke atas pentas…. Laura makin canggung apalagi dilihatnya orang-orang yang menonton mereka ternyata anak kampus semua. Mati aku! Laura menepok jidatnya….

Ada anak cowok yang memberikan gitar pada Sahlan, dan Sahlan mengambil posisi duduk di kursi kecil. Dia mulai memetik gitar dan menyenandungkan lagu ‘Peri Cintaku’ punyanya Marcell.

“Didalam hati ini hanya satu nama

yang ada ditulus hati kuingini

kesetiaan yang indah takkan tertandingi

hanyalah dirimu satu peri cintaku.

Benteng begitu tinggi sulit untuk ku capai

Aku untuk kamu

Kamu untuk aku

Namun semua apa mungkin?

Iman kita yang berbeda

Tuhan memang Satu

Kita yang tak sama….

Haruskah aku lantas pergi

Meski cinta takkan bisa pergi…

Bukankah cinta anugerah

Berikan aku kesempatan

Tuk menjaganya sepenuh cinta……”

Laura tertegun mendengarnya… Walau sebenarnya dia masih bingung apa maksud dari semua ini? Apa maksud dia menyanyikan sebuah lagu padanya? Sahlan memandangnya penuh harap, tiba-tiba Sahlan berlutut didepan Laura. Laura terkejut.

“Laura… kamu harus tau kalau aku ini…. Melakukan semua ini hanya untuk kamu……” Sahlan sedikit gugup saat Laura bertanya.

“Sebenarnya apa maksud kamu?” Tanya Laura.

“Hehehe, sebenarnya aku sudah lama ingin mengatakan ini sama kamu… Tapi selalu terhambat karena kamu udah pacaran sama Romeo, tapi sekarang aku kayaknya udah bisa ngungkapinnya….” Kata-kata Sahlan terpotong karena Laura.

“Tunggu dulu… Jangan bilang kamu mau nembak aku…” Laura menunjuk-nunjuk jarinya.

“Lho? Tapi memang benar aku mau nembak kamu.. Aku suka kamu.. Banget..” Kata Sahlan sambil berdiri dan menarik tangan Laura untuk menerima bunga yang sedari tadi ada ditangan Sahlan. Laura menggeleng dan mengembalikan bunga itu.

“Aku gak bisa..” Kata Laura memelas. Orang-orang yang ada disitu menjadi kebingungan.

“Kamu pasti bisa. Jangan bilang kamu gak bisa hanya karena perbedaan kita.”

“Tapi memang karna itu Lan.” Laura menunduk. “Dan pada dasarnya aku memang enggak pernah suka sama kamu. Pertemanan kita yang lebih dari satu bulan ini bukan berarti bisa membuat aku suka sama kamu begitu aja. Apalagi dengan adanya perbedaan. Itu mustahil. Maaf….” Kata Laura sambil melepaskan genggaman Sahlan. Laura mengambil tas dan berjalan perlahan meninggalkan Sahlan yang terabaikan begitu saja.

“Laura….!!!!! Aku gak bohong… Aku gak apa jika memang kita memiliki perbedaan..” Pekik Sahlan dari atas pentas kecil itu. Tapi Laura hanya menoleh sebentar dan kemudian berjalan lagi. Matanya berkaca-kaca. Dinyalakan mesin sepeda motornya. Dan pergi berlalu.

Sementara Sahlan terdiam untuk sesaat, tak berkata-kata untuk sesaat. Dan kemudian dia melempar bunga itu ke bawah dan menginjak-injaknya. Diambilnya gitar tadi dan dicampakkannya.

“Arrgghhh!!!!!! Brengsek!!!!” Jeritnya. Walau disitu banyak orang yang melihatnya.


***************************************

***Bersambung…. ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun