Nella duduk rapi di jajaran kursi pengisi puji-pujian yang akan tampil di acara natal sekolah minggunya. Berkali-kali dia melirik ke belakang Neneknya yang duduk sendiri menemani Nella yang akan tampil nanti.
"Nella, kamu sudah hapal koornya, khan?" Tanya Joel sambil berusaha memasukkan topi natalnya yang kesempitan ke kepalanya.
"Iyalah. Tiap malam aku selalu berlatih dengan Nenekku." Jawab Nella mantap.
"Mama Papa kamu datang?" Tanya Joel, belum sempat Nella menjawab Joel melanjutkan celotehnya, "Kalau Mama Papa aku datang, akhirnya mereka pulang dari Malaysia." Joel menceritakannya dengan berbinar-binar.
"Oh... Oh ya?" Nella terbata. "Kau lupa Joel?" Tanya Nella.
"Apa?"
"Mama Papaku sudah pergi akibat kecelakaan tahun lalu." Kata Nella pahit.
"..." Joel terdiam dan beralih perbincangan pada Nathan yang ada di sampingnya. Joel betul-betul merasa bersalah.
Orangtua Nella telah tiada, Mama Nella meninggal karena mengalami pendarahaan saat keguguran anak keduanya, sementara Papa Nella meninggal kecelakaan sepulang dari PMI saat mencari donor darah untuk istri tercintanya. Tahun lalu Nella kehilangan 3 orang yang paling dikasihi sekaligus. Kini Nella menghabiskan hari-hari ditemani Nenek kesayangannya, tak banyak yang diharapkan Nella dari Neneknya yang sudah renta. Hanya uang pensiunan Neneklah yang menjadi penyambung hari mereka.
"Adik-adik! Tenang!" Seru Kakak Sekolah minggu menggunakan microphone, 15 menit lagi acara dimulai.
"Tenang, ya! Hayo, siapa di sini yang Papanya datang ke gereja untuk lihat adik-adik tampil nanti?" Tanya Kakak sekolah minggu mengisi kekosangan sebelum acara benar-benar dimulai.