Mohon tunggu...
Uli Elysabet Pardede
Uli Elysabet Pardede Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Inspirasiku dalam menulis adalah lagu indah, orang yang keren perjuangannya, ketakutanku dan hal-hal remeh-temeh yang mungkin saja bisa dibesarkan atau dipentingkan… Tuing! blog : truepardede.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Lion Air Bisa Jadi 'The Next Generation of Adam Air'???

28 November 2011   02:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:07 1719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_152173" align="aligncenter" width="580" caption="Image - yfrog.com"][/caption]

Walaupun operator penerbangan mengklaim bahwa harga tiket pesawat yang merakyat tidak ada sama sekali hubungannya dengan pelayanan yang ada. Namun, tetap saja buruknya pelayanan, rentannya kecelakaan di dunia penerbangan masih seperti mimpi buruk. Apa mungkin ini monopoli dari pihak maskapai penerbangan sampai keselamatan dinomor duakan? Namun, hal yang masuk akal juga jika permasalahan ini terjadi ada hubungannya dengan masalah tiket murah. Karena keterbatasan anggaran sehingga hal-hal penting lainnya keteteran.

Masih kita ingat kasus Adam Air, yang kita tahu bahwa Adam Air yang sekarang hanyalah sebuah nama. Kecelakaan pesawat Adam air DHI 574 di perairan Majene  Sulawesi Barat pada Januari 2007 bukan hanya karena persoalan kinerja pilot yang gagal dan cuaca buruk saja tetapi juga kerusakaan alat bantu navigasi internal reference system atau IRS. MenHub mengindikasikan bahwa pihak Adam Air tidak melakukan perawatan secara layak. Setelah kisruh cukup lama, pada akhirnya Adam air ini resmi ditutup dan membuat 3000 pekerja kehilangan pekerjaannya. So sad! Tetapi, itu memang harud dilakukan mengingat keselamatan penumpang nomor satu dan Adam Air terlalu lalai untuk hal yang satu ini.

Lalu, apa mungkin setelah Adam Air maka menjadi warning bagi maskapai penerbangan yang lain untuk meningkatkan pelayanan terbaik? Sementara harga tiket murah masih saja marak?

Kemarin siang, Minggu 27 November 2011 Lion Air bermasalah dengan para penumpang. Ironisnya lagi pesawat dengan nomor penerbangan JT0028 dan rute Jakarta-Denpasar, pihak Lion Air  menganggap masalah ini ringan-ringan saja. Berawal dari kasus matinya AC pesawat yang membuat para penumpang kegerahan. Wajar jika para penumpang protes, bagaimana mungkin melakukan perjalanan dengan sesak nafas di dalam kabin begitu? Beberapa penumpang memilih keluar dari pesawat.

Aksi penumpang yang turun dari pesawat ini menjadi ramai di media sosial twitter kemarin siang. Dengan akun yang bernama @9emiano mengatakan: "RT @9emiano: Ada rumor disini bahwa #LionAir tdk menyalakan AC pada saat boarding u/ menghemat bahan bakar! *semoga cuma rumor" Lagi, : "RT @9emiano: Yg kami hawatirkan bkn hanya AC yg rusak, tapi kemungkinan kerusakan sistem sirkulasi oksigen pesawat #LionAir" Dan masih banyak lagi para tweeps yang berkicau masalah ini.

Seperti yang dituliskan pada website detikNews, bahwa pesawat pada akhirnya sudah terbang. Direktur umum Lion Air, Edward Sirait mengatakan bahwa masalah AC yang mati itu adalah hal yang tidak luar biasa, penumpangnya saja yang terlalu ekstrim.

Seperti kicauan berikut ini : "Baru aja baca berita, Direktur #LionAir bilang AC mati saat boarding itu hal #biyasa , dia juga bilang penumpang #LionAir aja yg ekstrim"

Kalau dengan perawatan AC saja sudah begini. Bagaimana dengan bagian-bagian pesawat yang lain yang sangat vital? Bisa jadi tidak diperhatikan juga. Atau mungkin masih sama karena masalah tiket murah maka kinerja perusahaan ada yang tidak tertutupi? Masalah keterlambatan berangkat pun sering kali terjadi. Akankah Lion Air menjadi 'the next generation of Adam Air'? Mudah-mudahan saja tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun