Setiap hari orang-orang disibukkan dengan dengan berbagai macam  aktivitas. Bahkan bagi mereka  yang pekerja keras waktu 24 jam seakan  kurang, hingga malam pun sampai dijadikan siang.Â
Dari hal tersebut tanpa  disadari mereka lupa akan tempat paling nyaman diantar tempat-tempat  yang pernah mereka kunjungi, yaitu keluarga. Padahal mereka yang sudah berkeluarga haruslah menyadari bahwa ada aset yang harus mereka bimbing  didalam keluarga, yaitu anak. Mengapa anak disebut dengan aset? karena  anak memiliki potensi yang besar untuk belajar dalam meraih masa  depannya.Â
Setiap anak memiliki masa keemasan (golden age), dimana pada  masa ini proses tumbuh kembang anak haruslah diperhatikan. suatu  kegagalan masih memiliki kesempatan, namun masa keemasan pada anak  apakah bisa diulang? tidak.Â
Karena masa keemasan pada anak hanya terjadi  satu kali dalam seumur hidupnya, apabila pada masa itu dia mendapatkan  pendidikan yang salah maka hal tersebut akan mempengaruhi perjalanannya  dalam meraih masa depannya. Penulis banyak menemui hal dimana orangtua  lebih memilih untuk menggunakan  "Baby Sitter" atau pembantu daripada  mengurusinya sendiri.Â
Mengapa orangtua mempercayakan masa keemasan anak  mereka kepada oranglain? apakah hal tersebut bisa menjamin bahwa anak  akan mendapatkan pendidikan yang baik? padahal pendidikan tidak hanya  dalam segi akademik, melainkan dari segi agama, sosial bahkan budaya.  Meski  penulis belum berkeluarga, tapi  sudah banyak yang penulis lihat  mengenai kejadian tersebut.Â
Bahkan, penulis sering menemui anak yang  diasuh oleh pembantu, anak tersebut lebih nurut dengan pembantunya dari  pada ibunya sendiri. Sedikit penulis akan menceritakan kejadian yang  pernah dialami oleh sepupu penulis sendiri yaitu sepupu penulis adalah  seorang kepala apoteker dan anak pertamanya diasuh oleh "Baby Sitter".
Ketika anak tersebut disuruh ibunya satu sampai dua kali dia tidak  langsung merespon, sampai ibunya harus berteriak dan marah baru anak  tersebut berangkat memenuhi panggilan ibunya. kemudian dari kejadian  itu, sang ibu memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya dan mengurus  sendiri anak-anaknya. setelah ia benar-benar menjadi seorang ibu rumah  tangga dan memegang serta mendidik sendiri anaknya, dia mendapati  perbedaan yang sangat signifikan. anak kedua dari sepupu penulis  tersebut ketika disuruh ibunya sekali saja langsung beranjak dan tanpa  perlu sang ibu berteriak-teriak.Â
Nah,dari hal tersebut saja sesungguhnya  dapat kita lihat bahwa pendidikan dari orangtua sangat dibutuhkan anak  tanpa mereka sadari. Mari,kita mulai memikirkan bagaimana  memprioritaskan  waktu untuk mendidik anak,  karena keluarga merupakan  tempat pendidikan yang utama bagi mereka. Jangan masa keemasan mereka  hilang hanya karena rupiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H