Mohon tunggu...
ulilmaghfiroh
ulilmaghfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Upaya Peningkatan Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas: Edukasi dan Pemantauan Mandiri Jadi Sorotan

16 Desember 2024   21:00 Diperbarui: 16 Desember 2024   20:48 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Promosi kesehatan yang efektif menjadi kunci dalam meningkatkan perilaku perawatan diri pasien diabetes melitus. Sebuah kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di poli puskesmas mengungkapkan sejumlah temuan menarik terkait tingkat perawatan diri pasien diabetes serta efektivitas program edukasi kesehatan.

Dari 10 pasien diabetes melitus yang diambil secara acak, ditemukan bahwa 70% responden memiliki tingkat perilaku perawatan diri yang kurang, sedangkan 30% responden lainnya menunjukkan perilaku perawatan diri yang baik. Hasil ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan besar dalam membangun kesadaran perawatan diri pasien diabetes melitus.

Menurut Chairul Huda I Husna, salah satu narasumber, jumlah tenaga kesehatan dan frekuensi kunjungan pasien menjadi faktor penting dalam keberhasilan promosi kesehatan. "Pasien membutuhkan perhatian lebih dari tenaga kesehatan. Program edukasi yang berkesinambungan sangat penting untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya perawatan mandiri," ujarnya.

Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan dalam pengabdian ini mencakup pemeriksaan kesehatan, pemantauan mandiri, dan pembagian booklet edukasi tentang pengelolaan diabetes. Berdasarkan analisis data, responden program terdiri dari 50% perempuan dan 50% laki-laki. Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan menengah (SMA/SMK), yakni sebanyak 50%, sedangkan 37,4% memiliki pendidikan tinggi, dan sisanya memiliki pendidikan rendah.

Zaqqi Ubaidillah, narasumber lainnya, menyoroti pentingnya pendekatan edukasi yang lebih menarik dan relevan. "Media edukasi harus dirancang sesuai dengan kebutuhan pasien, terutama bagi mereka yang memiliki tingkat pendidikan menengah ke bawah. Buku panduan saja tidak cukup, perlu ada visualisasi dan pelatihan langsung," katanya.

Menariknya, program inovasi keperawatan ini mendapat respons positif dari mayoritas pasien. Sebanyak 87,5% pasien menyatakan puas, sementara 12,5% merasa kurang puas. Hal ini menunjukkan potensi besar program edukasi berbasis booklet dan pemantauan mandiri dalam meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes melitus.

Dinda Oktaviolietha, narasumber lainnya, menekankan pentingnya keberlanjutan program ini. "Program ini bukan hanya soal edukasi satu kali, tapi harus menjadi rutinitas. Dengan begitu, pasien dapat terus dimotivasi untuk menjaga kesehatan mereka sendiri," jelasnya.

Ke depan, diharapkan promosi kesehatan seperti ini dapat diperluas dengan melibatkan teknologi, seperti aplikasi kesehatan yang dapat memantau kondisi pasien secara real-time. Dengan kolaborasi antara pasien, tenaga kesehatan, dan teknologi, angka perilaku perawatan diri yang kurang dapat ditekan secara signifikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun