Mohon tunggu...
Ulil Hidayah
Ulil Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Walisongo Semarang

Ulil Hidayah Mahasiswa Ekonomi Islam UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

12 Maret 2022   09:48 Diperbarui: 12 Maret 2022   10:03 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Inovasi pembelajaran dibutuhkan bisa menaruh solusi pula pencegahan Covid-19. Oleh lantaran itu, kerjasama orang tua, pengajar & pemerintah sangat dianjurkan demi mewujudkan pendidikan yang efektif & efisien pada tengah pandemi penyakit yang melanda global diwaktu ini. Krisis sungguh datang tiba-tiba, pemerintah di belahan bumi manapun termasuk Indonesia harus wajib mencari keputusan yang getir menutup sekolah buat mengurangi hubungan orang-orang secara masif & buat menyelamatkan hidup atau tetap wajib membuka sekolah pada rangka survive para pekerja demi menjaga keberlangsungan ekonomi. Ada 2 pengaruh bagi keberlangsungan pendidikan yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19. Pertama merupakan pengaruh jangka pendek, yang dirasakan dari kebanyakan keluarga di Indonesia baik pada kota juga pada desa.

Wabah COVID-19 mendesak pengujian pendidikan jeda jauh hampir yang belum pernah dilakukan secara serempak sebelumnya. Mengingat dalam era pandemi, waktu, lokasi & jeda sebagai persoalan terbesar waktu ini. Sehingga pembelajaran jeda jauh sebagai solusi buat mengatasi kesulitan dalammelaksanakan pembelajaran secara tatap muka langsung. Ini menaruh tantangan pada seluruh elemen & jenjang pendidikan buat mempertahankan kelas harus tetap aktif meskipun sekolah sudah ditutup. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah & perguruan tinggi juga forum-forum pendidikan. Penyelenggara pendidikan baik itu sekolah, perguruan tinggi serta forum pendidikan bisa melakukan proses belajar mengajar menggunakan memakai media daring (online).

Pembelajaran  pada  masa  Covid-19  dapat menggunakan  aplikasi  media  sosial  seperti facebook,  aplikasi  Zoom,  Whatsapp, ataupun  media pembelajaran lainnya yang merupakan sarana pembelajaran, agar pendidik dapat mengetahui peserta didik tetap melakukan pembelajaran di rumah. Aplikasi yang dapat digunakan dalam pemebelajaran secara online yaitu (1) Rumah Belajar, (2) Meja Kita, (3) Icando  , (4) Indonesia X, (5) Google for Education,  (6)  Kelas  Pintar,  (7)  Microsoft  Office  365,  (8)  Quipper  School,  (9)  Ruangguru,  (10) Sekolahmu, (11) Zenius, (12) Cisco Webex ataupun media sosial lainnya  sebagai  suatu  sarana  pembelajaran  jarak  jauh akan membuat pendidik dan peserta didik dapat  belajar  diwaktu  bersamaan  walaupun  berada  ditempat  yang  berbeda.

Variasi platform dan seumber daya yang tersedia membantu menunjang proses pembelajaran selama pandemic COVID-19. Aktifitas pembelajaran yang dapat dilakukan mulai dari diskusi, presentasi hingga pemberian tugas. Pembelajaran online memungkinkan akses fakta & pengetahuan dirumah & dimanapun yg menyesuaikan menggunakan ketenangan peserta didik. Belajar online menuntut seperti pendidik mengevaluasi efektivitas & menyesuaikan  seperti kebutuhan belajar. Mengingat bahwa perubahan ke pembelajaran online secara tidak langsung berpengaruh dalam daya serap peserta didik.

Hal ini kemungkinan semakin besar pada pembelajaran secara online akan membuat peserta didik tahu materi relatif lambat yg menyebabkan kurikulum relatif sulit kita capai, sebagai akibatnya hal yang krusial pada proses belajar mengajar secara daring ini peserta didik akan tetap melakukan aktivitas belajarnya. Pendidik bias menerapkan pembelajaran kontektual yang dialami siswa supaya siswa bisa lebih memahaminya. Semua pendidik akan mengalami keresahan ini, hal ini tidak dirasakan pendidik dan peserta didik juga para orang tua, namun kita akan tetap optimis bahwa apapun yang terjadi proses belajar-mengajar tetap berlangsung dilakukan. Dalam hal dilakukannya proses belajar mengajar secara online dimana harapannya pendidik juga tidak memberatkan peserta didik, lantaran mereka juga harus tahu serta melakukan belajar secara otodidak agat tidak ketinggalan pelajaran.

Dengan menerapkan teknologi ini kita tidak mengalami ketinggalan zaman dimana pada sekolah-sekolah luar negeri telah melakukan pembelajaran secara online, sehingga tidak ada istilah proses belajar mengajar tidak bisa dilakukan lantaran adanya hambatan. Pembelajaran secara online tidak hanya bisa dilakukan secara individu tetaqpi juga bisa dilakukan secara kelompok. Dengan dilakukan pembelajaran daring ini siswa lebih mecari tahu & ingin mengetahui juga jadi bertanya-tanya dengan sesuatu yag diberikan oleh pendidik, sehingga peserta didik menjadi lebih mandiri pada belajar, yang selama ini hanya terfokus apa yang diberikan oleh pendidik. Peserta didik akan semakin kreatif pada membuat video, presentasi, public speaking & memakai teknologi, yang selama ini tidak mau tahu akhirnya peserta didik jadi mengetahuinya. Dengan diminta siswa buat melalkukan presentasi pada bentuk video & diunggah ke media sosial seperti Youtube, Facebook, Linkedin, Line, ataupun yang lain. Penilaian akan dari jumlah views (berapa kali ditonton), berapa jempol (like), & berapa banyak komentar/interaksi yang muncul berdasarkan unggahan tersebut. Manfaatnya akan lebih terasa bagi siswa; kentara akan mengurangi taraf stres para orangtua pada rumah, menghilangkan kegagapan pendidik pada aplikasi pembelajaran daring, & yang dipercaya mengembalikan dunia pendidikan ke arah yang seharusnya dituju, yaitu belajar buat belajar, bukan apa yang wajib dipelajari.

Ragam manfaat yang diperoleh, tentu memiliki kendala yang dirasakan pendidik maupun peserta didik dalam pembelajaran online. Kendala yang dihadapi yakni kondisi wilayah di Indonesia yang beragam menyebabkan tidak semua wilayah terjangkau oleh layanan internet dan sebaran jaringan internet yang lamban sewaktu waktu.Ini juga memungkinkan penggunaan internet yang tinggi berpengaruh pada kesehatan peserta didik. Kendala lain yang ditemukan yakni kemampuan orang tua untuk memberikan fasilitas pendidikan online seperti penggunaan jaringan internet yang membutuhkan biaya. Permasalahan tersebut tentu harus tetap di evaluasi guna memperoleh pembelajaran yang lebih baik. Kuncinya adalah untuk melakukan pembelajaran online sesaui dengan kondisi setempat. Hal terpenting untuk menciptakan kemandirian dan keterampilan belajar peserta didik di tengah pandemic COVID-19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun