Mohon tunggu...
Dewi Ulil F
Dewi Ulil F Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis untuk berbagi, belajar, dan tumbuh bersama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Landasan Psikologi Dalam Pendidikan: Teori, Aplikasi, dan Tantangannya di Era Modern

29 Januari 2025   09:49 Diperbarui: 29 Januari 2025   09:49 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa. Dalam terminologi yang lebih luas, pendidikan dapat dipahami sebagai upaya yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk membantu orang lain menjadi lebih dewasa atau mencapai tujuan hidup serta kualitas penghidupan yang lebih baik, khususnya dalam aspek mental (Sudirman N, 1992:4). Dalam upaya menciptakan generasi yang mampu beradaptasi dengan tantangan global, sistem pendidikan perlu terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Di era modern yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi, globalisasi, dan kompleksitas kehidupan sosial, pendidikan tidak lagi hanya berfungsi sebagai media transfer pengetahuan, tetapi juga sebagai sarana pengembangan keterampilan hidup, karakter, dan kesehatan mental. Dalam konteks inilah psikologi pendidikan memainkan peran penting.

Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu yang mempelajari bagaimana individu belajar dan berkembang dalam lingkungan pendidikan. Ilmu ini menawarkan landasan teoritis dan praktis untuk memahami proses pembelajaran, perilaku siswa, motivasi, serta interaksi sosial di dalam kelas. Dengan memahami prinsip-prinsip psikologi pendidikan, para pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, efektif, dan relevan dengan kebutuhan siswa.

Di era modern, perubahan signifikan dalam sistem pembelajaran telah terjadi, termasuk pergeseran dari pendekatan tradisional yang berpusat pada guru menuju pendekatan yang lebih interaktif dan berpusat pada siswa. Selain itu, teknologi telah menjadi bagian integral dari pendidikan, dengan munculnya pembelajaran daring, personalisasi pembelajaran, dan gamifikasi sebagai inovasi yang mendukung proses belajar mengajar. Namun, perubahan ini juga membawa tantangan baru, seperti kesenjangan digital, stres akademik, dan kebutuhan akan pengelolaan kelas yang lebih inklusif.

Sebagai jawaban atas tantangan tersebut, psikologi pendidikan tidak hanya membantu dalam merancang metode pembelajaran yang sesuai, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi, budaya, dan kondisi emosional siswa dapat memengaruhi hasil belajar mereka. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, pendidikan dapat menjadi lebih adaptif dan relevan, tidak hanya untuk kebutuhan saat ini, tetapi juga untuk menghadapi masa depan.

ISI

TEORI-TEORI UTAMA DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Teori merupakan kumpulan prinsip yang terstruktur dan menjelaskan peristiwa-peristiwa tertentu yang terjadi dalam kehidupan nyata (Tabun, Y.F., 2022).

Behaviorisme: Teori behaviorisme merupakan pendekatan dalam psikologi yang fokus pada perilaku yang dapat diamati secara eksternal (Miguel et al., 1992). Teori ini menekankan bahwa pembelajaran adalah hasil dari respons terhadap rangsangan eksternal. Pendekatan ini sering diterapkan dalam pengelolaan kelas melalui sistem reward dan punishment. Penerapan sistem reward dan punishment di kelas, seperti pemberian pujian atau poin. Behaviorisme banyak digunakan untuk mengatur perilaku siswa dengan cara yang terstruktur. Contoh konkretnya adalah pemberian penghargaan berupa sertifikat untuk siswa yang menunjukkan perilaku baik. Tokoh utama seperti B.F. Skinner dan Ivan Pavlov menunjukkan bahwa penguatan (reinforcement) dapat digunakan untuk membentuk perilaku yang diinginkan.

Kognitivisme: Pendekatan ini fokus pada bagaimana informasi diproses, disimpan, dan diingat oleh peserta didik. Dalam praktiknya, kognitivisme membantu siswa mengorganisasi informasi baru dengan cara bermakna. Penggunaan metode seperti mind mapping dapat meningkatkan pemahaman materi kompleks. Jean Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitif yang mengidentifikasi empat tahap perkembangan: sensorimotor, praoperasional, konkret operasional, dan formal operasional. Sementara itu, Jerome Bruner menekankan pentingnya scaffolding dalam mendukung pembelajaran.

Konstruktivisme: Konstruktivisme melihat pembelajaran sebagai proses aktif di mana peserta didik membangun pengetahuan mereka sendiri berdasarkan pengalaman. Penerapan teori ini bisa dilakukan dengan pembelajaran berbasis proyek dan diskusi kelompok. Dalam konteks konstruktivisme, guru bertindak sebagai fasilitator. Siswa didorong untuk berpikir kritis dan mencari solusi melalui explorasi mandiri. Lev Vygotsky memperkenalkan konsep zona perkembangan proksimal (ZPD) dan peran interaksi sosial dalam pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun