Tak perlu saya jabarkan apa itu covid-19, semua sudah mengenalnya bahkan sangat mengenalnya. Bukan cuma itu, banyak orang dibuat #dirumahaja dengan harus meninggalkan segala aktivitas hariannya.
Bekerja dari rumah, kuliah dari rumah, sekolah dari rumah, bahkan orang yang tak punya aktivitas pun harus dirumahkan. Sebab tak mau, mewabah kemana-mana.
Jelas hal ini sangat menguji sifat adaptif yang dimiliki manusia, perubahan sangat drastis dampak covid-19 ini dapat mempengaruhi seseorang untuk menyesuaikan diri atau terhenti.
Pelajar dan mahasiswa harus berhenti ke ruang-ruang kelas tempat biasa belajar, memulai adaptasi untuk belajar online melalui virtual conference atau melihat informasi penugasan yang diberikan dalam skala besar dan rentan waktu yang singkat.
Bahkan untuk skala terkecil yakni taman kanak-kanak dan sekolah dasar, guru harus memutar otak mencari jalan agar pembelajaran tetap berjalan. Tak jarang pun ada ditemui dengan orangtua yang belum sepenuhnya bersentuhan dengan android, yang biasa menggunakan hp senter, benar-benar harus beradaptasi.
Orangtua yang untuk kali ini anaknya lebih banyak yang dirumahaja, kemampuan orang tua untuk menjadi guru sangat dibutuhkan saat ini. Home schooling seperti mutlak harus dimiliki oleh semua orangtua.
Di sisi lain ada pedagang yang pendapatan ekonomi menurun, bukan hanya menurun bahkan bisa hilang. benar-benar harus menjaga flow pengeluaran
Dari sekian banyak pergeseran aktivitas di masyarakat, ada yang terpukul atas dampak ini yang menuntut insting untuk beradaptasi sangat dibutuhkan. Pernah mendengar penggalan "Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsanya", tapi kali ini berbeda. Kondisinya sangat berbeda. Mutlak harus adaptif.
Satu hal yang saya percaya dapat membuat seseorang bertahan dari badai ini, "Strong why". Iya alasan terkuatmu. Mari saling menguatkan di situasi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H