Tulisan ini didedikasikan untuk Bapak Bangsa kita yaitu Almarhum Gus Dur, Bunyai Sinta Nuriyah, dan keluarga besar beliau.Â
Adapun tulisan ini base on salah satu interview bunyai Sinta Nuriyah dan Gus Dur dalam beberapa stasiun televisi dan beberapa media online lainya yang berusaha mengabadikan kisah cinta yang amat keren ini dalam beberapa bulan di tahun ini.Â
Penulis pun begitu kagum pada Gus Dur padahal belum pernah ketemu sama sekali secara fisik, akan tetapi banyak sekali pelajaran, motivasi dan kata-kata bijak beliau yang penulis begitu hafal dan tersimpan secara baik di hati. Semoga lewat tulisan yang amat sederhana ini, penulis ingin menunjukan rasa ta'dzim sekaligus mengshare beberapa pelajaran dari beliau.
Bunyai Sinta Nariyah Muda memang banyak yang naksir, ingin memilikinya,mulai dari santri biasa sampai anak kyai pun berani maju untuk meminangnya, tidak terkecuali dalam hal ini adalah Gus Dur Muda. Kala itu Bunyai Sinta Nuriyah muda belum mau karena memang habis patah hati dengan seorang laki-laki
"Abdur Rahman lagi Abdur Rahman lagi," begitulah kata bunyai Sinta Nuriyah muda kala dirinya tahu Gus Dur muda ingin meminangnya, memang kala itu Bunyai Sinta Nariyah habis patah hati dengan nama yang sama.
Mengetahui dirinya ditolak di langkah pertama, Gus Dur pun pantang mundur, sehingga perjalanan cintanya harus LDR dari Al Azhar Kairo karena ketika itu Gus Dur melanjutkan study di universitas tertua peradaban Islam itu. Surat cinta Gus Dur dari negeri piramid dilayangkan, tapi lagi dan lagi ditolak, hati Bunyai Sinta Nuriyah muda masih tertutup.Â
Sampailah pada akhirnya Gus Dur harus gagal dalam menghadapi ujian semester dikampus Islam tersebut, sehingga dalam surat cintanya
untuk Bunyai Sinta Nuriyah sudah berbau curhat. Ternyata disinilah, di balik kesedihan Gus Dur harus gagal di ujianya, akan tetapi mendapatkan anugrah besar dari Allah SWT berupa terbukanya hati sang pujaan hati.Â
Dalam surat cinta balasanya Bunyai Sinta Nuriyah akhirnya harus ikut terharu dan ingin menghibur Gus Dur muda,kurang lebih redaksinya sebagai berikut:
"Kalau pun gagal di dunia pendidikan, tapi bisa toh di titik yang lain"
Kalimat sederhana yang mengandung makna semangat ini memberikan angir segar ke Gus Dur karena cintanya sudah menuju titik terang.Â
Sehingga setelah menerima surat cinta ini,Gus Dur muda pun meminta kepada keluargnya yang di Jombang untuk meminang pujaan hatinya.