Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Delayed by GOD

7 Oktober 2014   17:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:03 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412653729701819517

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al Baqarah, 2: 186).


*********************************************************************************************

Kali ini ingin berbagi kisah mengenai doa-doa atau harapan-harapan kita. Terkadang ada keinginan yang kita peroleh dengan meminta, ada pula keinginan yang datang tanpa kita minta tau-tau kita dapat, bahkan seringnya kita sudah minta malah belum dikasih-kasih. Hal-hal seperti inilah yang sering mendatangkan tanya dihati ?


Jumat kemarin di kantor ada pengajian, meski aku hanya bisa mendengar ceramah di 5 menit pertama karena selanjutnya aku sudah melangkahkan kaki untuk pulang menemui buah hati :), Ustadz bilang bahwa sebenarnya kalau kita benar-benar memahami dan memaknai dua kalimat syahadat (khusus muslim) maka urusan didunia ini akan beres, namun seringnya kita memang tidak mengenal dengan baik sang pencipta, sehingga muncullah ketakutan-ketakutan yang membuat prasangka-prasangka tersendiri.

Terkait dengan keinginan/doa, mungkin setiap tindakan yang kita lakukan tentu bermaksud hanya semata karena Allah, saya pribadi bahkan sering berbuat meski niat ikhlas tapi jauh diujung sana ada terbersit untuk mendapat ganjaran dari Allah #manusiawi lah ya :). Satu yang pasti berbuat baiklah maka kita akan mendapatkan kebaikan pula, atau kalau bahasa nenek-nenek kita dulu apa yang kau tanam itulah yang kau tuai.

Karena itu saya memaksimalkan semua kekuatan pikiran untuk selalu berkata kepada diri sendiri, kebaikan dan kejahatan akan berbuah pada waktunya. Ketika suatu saat saya mendapatkan hal tidak enak maka saya berusaha sekuat tenaga untuk mengingat kejahatan apa yang sudah saya lakukan ? atau mungkin hanya sebatas niatan ? sehingga saya wajar menerima semua ini ? Kalau kita mau jujur pasti ada jawabannya, pun ketika tidak menemukan jawabannya maka ini bentuk sayang Allah untuk kita.

Tapi sungguh kawan, keinginan atau doa-doa kita yang belum terijabah, yang ditunda oleh Allah semuanya tak akan sia-sia, hanya butuh kelegowoan, kebesaran hati untuk memaknai setiap penundaan. Dan seringnya berakhir dengan ucapan syukur, beberapa kejadian dalam hidupku yang ingin aku kisahakan dengan niatan semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan menjadikannya pembelajaran.

@ Menikah di usia 33 tahun



Semua orang akan bertanya "kapan lu merid? bahkan mamak sering kali menghela nafas, katanya kadang saat iman mamak sdg "up' maka mamak sadar bahwa Allah pasti akan meberikanmu jodoh, cuman kalo lagi "down" rasanya pengen ngubek-ngubek dimana sih salahnya ? Ga ada yang salah mak, mamak tahu aku baru meminta jodoh disaat usiaku 26 tahun, bahkan saat umroh pun aku tak memanjatkan doa untuk diberikan jodoh, yang aku minta hanya menang undian yang banyak, supaya bisa mentraktir mamak , papa, abang dan adek-adek (ekspresi mamak dengan wajah lesu, ya Allah sudah jauh-jauh kesana masak yang diminta cuman menang undian). Dan selama kuliah setiap aku bilang "tuhan kasih aku nilai C untuk mata kuliah fisika (saking aku gak pahamnya dengan ilmu alam yang satu ini) dan alhamdulillah C yang kudapat, bahkan ketika mata kuliha DASTAN (saking tebalnya buku diplesetin dasar-dasar setan) aku minta nilai A ya rab, criiiing dapat A. Jadi mak cuman jodoh ini yang belum diijabah itupun karena aku baru memintanya, jadi wajarlah kalau Allah masih membuat cerita dahulu untuk pengabulan doa ku mak. Dan disaat usiaku 33 tahun Allah mempertemukan ku (lewat kopdar kompasiana pulak :D) dengan seseorang, gak penting bahas seseorang ini hehehe...yang penting dibahas adalah rasa syukurku, ketika itu usia 33 tahun aku memang sudah siap, dua adikku yang kubantu selama kuliah sudah selesai kuliah, bahkan sibungsu sudah bekerja sehingga ketika lamaran itu datang aku sudah siap sepenuhnya, siap memikirkan kehidupanku, dan setahun terakhir aku sudah bersama mamak papa, jadi its time for me mak ! See, coba kalau aku menikah disaat 27 tahun, bagaimana nasib adik-adik ? bagaimana aku bisa menghabiskan waktu dengan mamak papa..ahh memang ini yang terbaik...kalau kata pujangga "indah pada waktunya".

@ Ikut Domisili Suami

Jauh sebelum acara menikah, sudah ada rencana dengan suami bahwa sementara waktu kemungkinan kami akan hidup terpisah (LDR kerennya), toh banyak kok pasangan yang begini. Rencana ini dibicarakan setelah usaha ku menghadap HRD untuk meminta mutasi ke kantor Holding di Jakarta ditolak dengan alasan tidak ada posisi yang sesuai dengan jabatanku di pusat. Namun, setelah resepsi HRD menghubungi "Uli jadi kan mau ke Jakarta biar bisa bareng ama suami ?" Lah bisa pak ? tanyaku. Iya bisa, seminggu yang lalu owner kita menunjuk seseorang untuk menjadi wakil direktur dan beliau belum punya pengalaman dibidang perkebunan sehingga saat ini beliau butuh asisten yang paham akan administrasi kebun #sujudsyukur, alhamdulillah senangnya bukan main, pertolongan Allah datang disaat yang tepat. Alhasil aku langsung bisa hidup bersama gak perlu LDR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun