Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Bukan Surat untuk Jokowi

20 April 2015   08:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14294932642064312025

Tulisan ini terinspirasi dari kejadian pagi tadi, dan beberapa bacaan di social media. Bisa jadi bagi yang membaca ini tidak menarik, bisa jadi tulisan ini juga dinodai komentar tak sedap bahkan bisa jadi juga tulisan ini dianggap pencitraan (eheemm).. Tapi atas nama Allah niat terdalam saya menuliskan isi hati ini adalah untuk mengajak para pembaca menjadi manusia yang tangguh, yang bisa menggali kekuatan didalam diri masing-masing bahwa motivator terhebat itu adalah diri kita sendiri. Dan saya hanyalah seorang ibu rumah tangga yang bekerja bahu membahu bersama suami dengan penghasilan pas-pasan (pas pengen ada aja yang bantuin J) dan sering merasa dagdigdug diakhir bulan melihat atm saldo sudah minimal yang artinya tidak bisa narik uang lagi hiikssss.

=======================================================================

[caption id="attachment_411299" align="aligncenter" width="300" caption="Jokowi masih jadi Gubernur"][/caption]

Kegiatan di Senin pagi yang super setelah semalaman menyelesaikan tugas kantor, bersiap untuk merem jam 11 malam kemudian teringat belum memotret anak no dua yang berulang bulan ke empat diminggu kemarin, bangkit dulu dari kasur menuju dapur mencari balon dan pompa, ada huruf-huruf berserak di lantai punya kakanda, yah cukuplah buat ornamen peringatan ulang bulan ke empat kayama. Tertidur sudah bayiku sejak maghrib tanpa antaran doa dari ku (ibunya), rasa capek hanya bisa memotret 2x saja dan kemudian lanjut tidur selama hampir setiap jam terbangun menyusui kayama dan kemudian alarm berbunyi di jam 3 pagi. Setelah beres maka akupun bergegas berangkat kerja, jam 5.25 dari rumah berlari kecil, melangkah dengan cepat demi penghematan 5 ribu rupiah, baru aku akan memulai lari kembali tetiba ada motor berhenti “bu, ayuk saya antar sampai gerbang “ , akupun mengucap Alhamdulillah..aku yakin ini pertolongan Allah. “Saya lihat ibu tadi lari-lari sepertinya buru-buru ya bu tanyanya, iya maklum biar hemat dan sambil olahraga hehehe.. Yang jelas aku hanya tau suaranya, wajahnya ga terlihat karena masih ditutupi gelapnya pagi serta  helmnya, terima kasih ya Alhamdulillah saya bisa ngojek juga gratis, semoga selamat ya sampai kantornya pak..aamiin.

Pernakah kalian merasakan pertolongan Allah yang sesederhana ini ? Saya sangat sering merasakan pertolongan yang sederhana,  rasanya seperti doa kita terijabah disaat itu juga, seperti kejadian diatas, itu karena saya sudah sempat bergumam dalam hati demi  lima ribu perak, mungkin Allah merasa kasihan dan lalu datanglah pria tadi, pernah juga saya sudah berniat berjalan kaki menuju gerbang untuk naik angkot, belum keringat saya menetes tetiba ada angkot yang rajin mutar sampai ke blok saya sehingga saya tidak perlu capek, atau bahkan ketika saya sedang keruangan kerja teman, mata saya tertuju ke gelas cantiknya berisi teh manis dan saya bergumam dalam hati ihh bagus deh gelasnya, masha allah sampai saya dimeja kerja saya dani bilang “ bu ini teh manis ibu” tau gak, masha allah mengucap hamdalah, hal sepele begitu aja dikabulin Allah, diatas nampan ada gelas yang sama persis dilihat mataku beberapa detik tadi.

Well, ini Indonesiakan ? Yang presidennya Joko Widodo (bekennya Jokowi) , tapi tidak bagi haters “pokoknya sampai kapanpun aku cuman milih prabowo” rasanya ketika membaca hal seperti ini saya bingung, mau dikomen apa coba ? Wong jelas sudah presidennya memang Jokowi, mau diakui atau enggak ya memang begitulah adanya, anehnya ada pula yang memuji2 tempat kantornya bekerja “ini berkat boss gue bukan karena jokowek”..lagi saya makin bingung “lah selama lu PNS artinya bos lu itu diarahkan dan disetujui apa yang dimintanya oleh Presiden, baiklah betul kata nenek jaman dahulu kalau sudah benci coklat pun jadi rasa tai, tapi sebaliknya kalau sudah cinta tai jd rasa coklat…hueekk sama gak enaknya sih yesss !!

Indonesia makin parah, makin terpuruk, yang miskin tambah miskin --à status seorang kawan “baeknyalah kawanku ini dalam hati sempat dia mikirin nasib orang” sementara aku ? ya sebelum Jokowi jadi presiden hidup ya gini-gini aja, makan, tidur, ke mall diawal bulan, dikahir bulan resah gelisah, awal bulan hepi lagi bersedekah ala kadar aja karena sering pelit hanya karena ketakutan kehabisan uang, disebut miskin ya mana aku mau, maunya aku diakui kalangan menengah ke atas, tapi belanja cabai aja masih nawar wkwkwkwkw… Nah giliran jokowi jadi presiden terus aku berharap gitu naik level ? atau mendadak kaya gitu ?

Aku dibesarkan orang tua yang gak banyak mengeluh, dididik supaya selalu bersyukur, kalau gak ada uang diamkan kalo ada beli, begitu selalu kata mamak, bahkan seringkali mampu membeli barang disaat harganya sudah melambung tinggi, tapi kekmana lagi baru itulah ada uangnya. Sehingga dalam menjalani hari-hari gak pernah ngoyo, dan seringkali aku lihat pertolongan Allah itu akan datang kok pada saat yang tepat contoh sewaktu sehabis belanja perlengkapan anak kedua yang mau hadir kedunia, maklumlah yes, kalap kalo sudah belanja terakhir lemas karena mikirin ga ada uang sampai keujung bulan, sudah berdoa tunggang tungging diatas sajadah supaya ada jalannya..tetiba aja mamak nelpon “Pik, keknya kami datang besok ajalah ke tangerang” horrrreeee…pertolongan tiba Alhamdulillah bs makan sampai akhir bulan … Jadi dalam situasi saat ini bukan aku tidak merasakan kesusahan, tapi aku hanya mengabaikannya karena masih ada keyakinan dihati ini bahwa keadaaan akan membaik. Lah kita ini pernah dijajah 350 tahun lamanya pada bisa kan bertahan ? Ayolah masak menunggu beberapa waktu saja kita gak bisa ? Kasih waktu buat pak jokowi untuk membawa Negara ini kearah yang lebih baik. Rupiah makin anjlok pernah mencapai 13 ribu  tapi aku merasa semua fine-fine aja. Apa karena aku hidup dikampung yes ? jadi harga-harga masih berdamai dengan dompet. Kenaikan BBM jujur tidak mempengaruhi keuangan keluarga kami, lah iya Alhamdulillah punyanya roda dua dan sebelum jokowi jd presiden, sebelum jokowi menaikkan BBM, sepeda motor kami jalannya pakai pertamax , sombong?kaya? ENGGAK keles, hanya saja sok-sok idealis, itu premiumkan ada subsidinya itu punya orang gak mampu, kitakan masih mampu so pakai pertamax aja, mumpung roda dua ini :D, selain itu mesin motor juga awet, soalnya testimoni orang-orang sehabis minjem motor papi “ sep motorlu sudah jelek tapi mesinnya msh ok yes ? …bisa jadikan ini dampak dikasih makan yang baik dan bener #maybe. Nah justru saat ini kami merasa bahagia dengan kebijakan Jokowi, lah pertamax jadi turun harganya toh ? Sebelum jokowi jadi presiden harga telur pernah kok 22 ribu, nah setelah jokowi jadi presiden harga telur jadi 19 ribu , kemudian efek kenaikan BBM jadi naik ke 24 ribu (menggerutu sih) tapi ya sudah berarti kalo buat indomie telurnya diorak arik aja ya pi, jadi sebutir bisa buat bedua, sampai lagi harga BBM turun telur ikutan turun ke 17 ribu (yeeeiiii sekarang bisa makan indomie dengan 1 telur per orang), terus ternyata harga BBM naik lagi yang terjadi ? Entah karena bosen dengan naik turun akhirnya pasar pasrah, berapa telurnya sekilo bu “17 ribu mbk”..lah gak naik ya ? kan BBM naik,,,gak mbak harga anteng capek kali naik turun mulu…well jujur disini aku merasakan arah kebijakan jokowi, perlahan namun sepertinya pasti (komat kamit amin..amin..amin ya alllah) pasar kami pasar bonang-bojong nangka tangerang (bisa jadi dipasar kalian bedakan yes?) sudah mulai stabil, tidak ada yang bermain dengan kata-kata “harga naik karena bbm naik”… cabai juga kemarin beli (tgl. 12 April 2015) sekilonya 15 ribu, sayuran juga gak naik, yang naik sedikit adalah bawang merah sekilonya 28 ribu, tomat malah luber cuman 7500 perkilo. Jujur ya ini justru lebih baik dari keadaaan sebelumnya. Lihat lagi status teman “apa-apa naik sekarang” penasaran juga iseng mampir ke pasar di jembatan merah-saharjo-tebet “bu berapa harga cabai (tgl 14 april 2015)” 25ribu jawabnya, bawang berapa ? 35 ribu..ohhh jadi memang beda harganya, wajar ada yang berkeluh kesah, wajar ada yang merasa susah..wajar-wajar saja. Tapi menurutku yang bekeluh kesah di fesbuk itu bukanlah orang miskin, karena aku yakin simiskin tak akan sempat mengalokasikan uangnya untuk mengisi kuota internet, orang-orang yang merasa susah akan berusaha keluar dari kesusahan, akan mencari ide-ide bagaimana bisa bertahan, selama masih bisa update fesbuk maka inshaallah masih dimudahkan rezeqinya, ini hanya berupa rasa kecewa saja kan ?

Menyesal memilih jokowi ? bagiku TIDAK, karena memang sudah terbiasa untuk tak menyesali keadaaan, setiap pilihan tentu sudah ada resiko yang diprediksikan sebelumnya, sama halnya ketika di mall karena nafsu ngebet beli sebuah barang, begitu sampai dirumah merasa menyesal sudah membelinya ? emang bisa gitu kita balikin ? terus minta uangnya kembali ? Gakkan ? jadi jangan pernah menyesal atas apapun yang sudah kita pilih, sikapi dengan bijak bagaimana kita bisa mengolah rasa sesal menjadi sebuah rasa syukur “bisa jadi kita menyesal membeli barang tersebut, tapi bisa jadi ada rasa terima kasih seseorang apabila barang tsb kita hadiahkan bagi orang lain” iyess kan ?

Tapi di timeline fesbukku sih banyak yang menyesal sekarang hidup di INDONESIA, banyak yang malu punya presiden seorang JOKOWI, masih banyak yang kecewa karena pilihannya tidak jadi presiden. Sekarang kita fair-fairan aja andai pilihanmu kemarin terpilih apakah keadaan lebih baik ? bukan—bukan maksudku kalian yang tidak memilih tidak boleh protes, tidak boleh kecewa, tapikan ya ini sama saja istilahnya  bini-bini orang ngapa lu yang sewot ? Sok lu ahh..belagu gitu komen teman ketika mendapati kebanggaanku memiliki jokowi sebagai presiden, banyak yang berubah didunia perpolitakan tahun kemarin, mendadak semua orang jadi melek politik, dari tukang becak sampai eksekutif muda dikantoran, bahasanya politik aje..

Sudahlah, kita semua bersaudara , bisakan kita berpikir sederhana saja, gak usah repot mikirin yang bukan jatah kita, dinegara ini sudah banyak orang hebat, gara-gara pilihan pak presiden ini aku mendelete satu akun temanku, eh dua ding, dan meng-unfollow banyak teman, bukan karena gak suka lagi dengan nya, tapi aku menjaga hatiku untuk tak membencinya, paling gak dengan unfollow kapan aku kangen aku masih bisa lihat-lihat fb nya. Berapa banyak yang saling sakit hati, saling maki, saling klaim hanya gara-gara jokowi jadi presiden. Well..buatku sendiri, mikirin urusan aku, suami 1 orang dan dua anak sudah sangat menyita waktu, bahkan menelpon mamak dari yang setiap hari sekarang hanya tinggal 2-3 kali dalam seminggu. Tenaga, waktu tercurah full buat urusan pribadi, mau complain, mau berteriak untuk urusan kenaikan BBM sudah ga bisa, syukur-syukur dengan nerimo (alias gak sempat aja sih jutekin pemerintah) bisa dianggap ikhlas jadi dikasih kemudahan ama Allah, selalu dipertemukan dengan omprengan yang bisa langsung ke pancoran,alhasil hemat 4 ribu yang impas untuk menutupi kenaikan ongkos, bisa beli sembako buat  masak dirumah, itu aja udah cukup.

Jokowi sudah menjadi presiden, akhir-akhir ini banyak ajakan untuk melengserkannya, karena merasa ditipu, gak usah jadi presiden untuk bisa dituduh penipu, saya aja yang agen asuransi, sudah sering menjelaskan ke nasabah bahwa produk saya merupakan produk jangka panjang jadi jangan harapkan hasil bagus kalau belum sampai masanya, kebanyakan baru setahun sudah nanya saldo saya ada berpa? Giliran diberi jawaban langsung minta tutup polis nya karena merasa ditipu, samalah kek masa kehamilan yang Sembilan (9) bulan kalau kejadian premature lahir sebelum 9 bulan hasilnya juga kecilkan yes? Gak sebagus yang cukup usia kandungannya. Dan lagi yang saya perhatikan kita sering kali mengukur kebahagiaan atau kesusahaan orang lain dengan menggunakan standard diri kita. Boleh saja kita berpikir demikian sebatas untuk ikut merasakan tapi bukan merupakan sebuah analisa untuk menarik kesimpulan. Contohnya berapa banyak pengemis yang kita kasihani ternyata jauh lebih berharta dari kita yang merasa cukup sehingga memberi pengemis ? atau aku sendiri pernah minta tolong OB untuk beli Pizza, kami merasa bahwa OB tersebut harus dikasih beberapa slice hanya karena merasa kasihan dia sudah capek, yang terjadi? Ketika sore hari aku membersihkan tempat sampah yang kutemui adalah pizza yg masih utuh, rasanya pengen diembat juga (hahhaa) ternyata OB tersebut tidak suka pizza, atau ketika aku naik ojek malam hari, rasanya iba ya melihat nasib si tukang ojek tadinya sudah deal bayar 10 ribu karena ib a jadilah bayar 15ribu, sepanjang jalan dia bercerita bahwa penghasilan dari ngojek ini sangat mencukupi kebutuhannya, malah bisa saving setiap bulan 200ribu, aku?boro-boro bisa nabung, gak ngutang aja syukur pake bingit hehehe. Kasus ini sama dengan status orang yang rame mengatas namakan orang susah, yang rame mengatasnamakan kemiskinan, tapi sesungguhnya yang miskin tahu memaknai hidup sehingga derita bisa dimaknai syukur.

Kebaikan hati kita sedang dinanti Allah, pernah kah kalian mendoakan pimpinan kalian? Baik itu bos dikantor, bahkan presiden? Bagiku doa itu adalah boomerang yang akan balik lagi ke sipendoa, doakan atasan kalian untuk selalu sehat dan senang hati, Alhamdulillah tiap ada urusan anak selalu aja kemudahan untuk bisa mendapat ijin atasan. Sudah pernah mendoakan Jokowi? Alhamdulillah aku mendoakannya tidak sesering untuk keluargaku tapi pernah, mungkin itu sebabnya naik ojek dari jaman SBY sampai sekarang masih aja 15ribu, kalo aku Tanya naik ga pak? Ahhh segini juga masih untung kalau dulu untung banyak sekarang untungnya sedikit. So yuk kita menghormati pimpinan kita, mendoakan mereka untuk selalu ingat kepada rakyatnya, stop bilang dia bukan pilihanku tapi dia pilihan saudaramu yang lainnya. Sudah saatnya kita bersama-sama mendoakan pemimpin kita, jangan mengeluh supaya bisa merasakan nikmat Allah yang lainnya, pernah gak buat list berapa doa yang dipanjatkan yang tidak dikabulkan Allah? Dan berapa banyak pula kesenangan yang tanpa kau minta tapi diberi Allah? Meski aku bukan anak pengajian tapi aku suka baca-baca, bahwasanya mendoakan pemimpin adalah sebuah amal kebaikan.

Sebagi muslim kita mempercayai kita Alquran, tirulah apa yang sudah dicontohkan para pendahulu kita, selalu berusahalah menjadi orang baik paling tidak untuk diri sendiri, dengan menggerutu maka itu membawa kita kepada tingkatan emosi yang lebih tinggi.

Semoga kita bisa bertahan disituasi saat ini, saling berusaha, berdoa dan jangan lagi saling menghina, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh…

Beberapa kutipan semoga bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua #salamkebaikan

Kalam Allah An-Nisa 59 “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Dari Ummi sulaim Istri Rsaulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamdari Nabishallallahu ‘alaihi wa sallambahwa sesungguhnya beliau bersabda, “Sesungguhnya akan diangkat diatas kalian para pemimpin, kalian mengenal dan mengingkari (tindak-tanduk mereka), barang siapa yang membenci perbuatan tersebut sungguh ia telah terlepas dari dosa, dan barang siapa yang mengingkarinya sungguh ia telah selamat, tetapi siapa yang redha dan mengikutinya (maka ia ikut berdosa).” Lalu para sahabat berkata,“Ya Rasulullah bukankah kita memerangi mereka?”  Beliau jawab,“Tidak, selama mereka masih shalat”,

Dari Auf bin Malik dari Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamia bersabda, “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai mereka, dan mereka pun mencintai kalian, kalian mendo’akan mereka, mereka pun mendoakan kalian, sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian benci terhadap mereka, mereka pun benci terhadap kalian, dan kalian melaknat mereka, merekapun melaknat kalian.” Lalu ada yang berkata,“Ya Rasulullah apakah kita tidak melawan mereka dengan senjata?,Beliau menjawab,“Tidak selama masih shalat. Bila kalian melihat sesuatu yang kalian benci dari pemimpin kalian, maka cukup kalian membenci tindakannya saja, dan jangan kalian melepaskan tangan kalian dari ketaatan”.

Huzaifah bin al Yaman bertutur; aku berkata kepada Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam:“Ya Rasulullah!, dulu kami berada dalam kejelekan (masa jahiliyah) lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam) yang kami sekarang berda dalamnya, apakah dibelakang kebaikan ini akan ada lagi kejelekan?“, Beliau menjawab;“Ya”.lalu Huzaifah berkata lagi:“Apaka setelah itu akan ada lagi kebaikan?” Beliau menjawab,“Ya”, Huzaifah berkata lagi, “Apakah setelah itu akan ada lagi kejelekan?” Beliau menjawab,“Ya”.Huzaifah berkata lagi, “Bagaimana hal demikian?”,Beliau menjawab,“Akan datang pada suatu masa setelah aku para pemimpin yang tidak berpedoman kepada petunjukku, dan tidak melaksanakan sunnahku, dan akan berdiri di tengah-tengah mereka para lelaki yang hati mereka adalah hati syaitan yang terdapat dalam tubuh manusia.” Lalu Huzaifah berkata, “Apa yang harus aku lakukan ya Rasulullah, jika aku mendapati keadaan yang demikian?“Dengar dan taatlah pada pemimpin, sekalipun ia memukul punggungmu dan mengambil hartamu, maka tetaplah dengarkan dan patuhi perintahnya”.

Bukan berarti kita mendiamkan kemungkaran, hanya caranya bisa diubah menjadi sesuai apa yang dicontohkan Rasulullah, dan saya yakin kesabaran kita akan membuahkan hasil, karena tidak ada usaha yang sia-sia dimata Allah, Wallahu a’lam bishawab…

-13.04.15-

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun