Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

4 Penyebab WFH Berantakan

23 Juli 2020   13:44 Diperbarui: 23 Juli 2020   13:36 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

\Ada yang merasakan bahwa WFH membuat hidup lebih kaco? Bukannya santuy malah makin capek?

WFH itu ribet! Mungkin akan ada banyak testimoni sejenis, bagi yang tak biasa kerja remote memang butuh trik dan tips untuk menyiasati WFH. Working From Home mendadak muncul ketika Pandemi covid19 menyerang hampir seluruh negara di bumi ini.

Bahkan ketika kantorku oada bulan April mengizinkan karyawan untuk melakukan WFH tapi faktanya hanya sedikit yang bisa menjalaninya dengan sukses, selebihnya malah memutuskan untuk hadir di kantor dengan berbagai alasan kegagalan WFH.

Bagiku pribadi, WFH bisa jadi tak sesulit yang aku rasakan andai tak berbarengan dengan anak-anak yang harus belajar di rumah juga. Namun karena bukan hanya bekerja saja yang dari rumah melainkan ibadah dan sekolah juga di rumah jadilah riweh bin ribet.

Ditambah pula keberadaan Ibu di dalam rumah otomatis menjadi pusat perhatian anak-anak. Buatku apalagi nih yang terbiasa berpisah dengan anak-anak saat office hour dan kini harus stay at home maka anak-anak akan caper kebangetan everything harus emaknya.

Lantas apa sih penyebab WFH jadi berantakan? So lets check ya, kalau sudah tahu penyebabnya maka biasanya bisa nemuin celah buat menghindari faktor Kekacauan WFH.

  • Rutinitas Kegiatan Berubah, nah ini nih yang bikin kacau, mentang-mentang WFH eh jadi merasa santuy. Biasanya tidur jam 8 malah berubah jadi begadang. Semula nyiapin persiapan anak-anak sejak shubuh tapi  karena merasa di rumah saja ya sudahlah. Aku sendiri tak mengubah apapun, anak-anak tetap tidur seperti biasa, bangun dan mandi pagi seperti jadwal akan berangkat sekolah dan mereka menggunakan pakaian rapi. Jagalah rutinitas harian selayaknya di hari biasa, jangan rusak rutinitas harian hanya karena anak-anak tak perlu berangkat ke sekolah.
  • Kurang Istirahat, padahal di rumah aja tapi kok bisa kurang istirahat? Kurang istirahat membuat mood jadi gak asyik, akhirnya di rumah bukannya hepi tapi suntuk. Imbasnya malah bete dan marah sama anak dan pasangan.  Istirahat yang kurang akan membuat kita mudah tertekan berakibat lebih mudah capek.
  • Tidak Memperhatikan Penampilan, hayoo siapa yang selama WFH malas mandi dan kerja pakai daster? Hehe. Hal ini bisa jadi penyebab WFH berantakan loh. Penampilan yang rapi bisa membawa suasana yang menyenangkan, sebaliknya kalo kucel bikin bosen. 
  • Tak Disiplin dan Lupa Komitmen, tetaplah menjaga komitmen bahwa meski di rumah jam kerja tak ada berubah. Aku fokus sesuai jam kerja, istirahat hanya saat jamnya dan selebihnya aku standby dengan laptop dan gadget serta berkomunikasi aktif dengan rekan kerja. dengan begini ritme kerja tetap terjaga dan perusahaan kami juga mengharuskan karyawan mengirim laporan harian terkait to do list pekerjaan. Nah kebayang kalo kalian gak disiplin ya jelas WFH gak akan efektif.

Kini kantor tempat aku bekerja sudah tidak melaksanakan WFH dan memang unit bisnis kami belums epenuhnya digital sehingga WFH memang tak efektif. 

Namun kalau kalian harus WFH usahakan WFH itu bikin hepi jangan malah bikin berantakan ya. Hindari faktor penyebab WFH berantakan dan kuncinya adalah disiplin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun