Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Poligami Itu Bukan Menikah Diam-diam

5 November 2019   14:20 Diperbarui: 5 November 2019   14:46 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diolah dari hipwee.com

Poligami itu bukan menikah diam-diam, bila merasa mampu maka utarakan ke istri sebelumnya berdiskusilah dan please bukan karena lebih bening ya..

Well, ini jalan tol lagi stuck ! mumpung lagi ngak ngantuk jadi pengen menulis sebuah opini mengenai suami menikah lagi ? Kepikiran sejak mengetahui berita tentang salah satu publik figure yang notabene seorang yang suka syiar agama dan ditambah lagi kini #Layanganputus yang sedang viral pun motifnya sama "si suami menikah diam-diam". 

Saya muslimah, tak menyalahkan ketentuan Allah untuk mengijinkan seorang suami memiliki istri lebih dari satu, contoh nyata ya Rasulullah kan? 

Tapi kalo pak ustadz - ustadz yang mengisi pengajian yang kebetulan aku hadir disana alhamdulillah mereka selalu bilang "wah saya ogah poligami, kan kita ini harus mencontoh Rasul, pas saya lihat lagi beuhh berat yang dinikahi Janda tua hehehe" dan ada pula yang bilang ingin meniru perilaku Rasulullah seujung kuku pun saya tak sanggup, tahu berapa banyak Rasul istighfar dalam sehari? Tahu siapa saja yang dinikahi Rasul beserta alasannya? Kalau dibaca dan dipahami inshaallah tak ada alasan nafsu di sana.

Aku pribadi punya prinsip tentang poligami, TIDAK! Sejak berkenalan dengan suami aku sudah menegaskan, bila ketahuan selingkuh dengan alasan apapun maka PERCERAIAN adalah jalan keluarnya. Kalau merasa menyukai seseorang lu harus gentle, sampaikan kepada ku dan aku siap mundur. 

Bukan aku tak percaya lu gak bisa berlaku adil, bukan..bukan itu! Karena aku tahu diriku seperti apa, bahwa akulah yang tak bisa berbagi dan tak mau berbagi, so ketika salah satu sudah tak bisa menjalankan kewajibannya maka arti berumah tangga pun tak akan ada. Berumah tangga itu adalah bisa membahagiakan kedua belah pihak, ada hak dan kewajiban masing-masing.

Kita hidup di zaman yang sudah jauh berbeda dengan para Nabi, segala sarana dan prasarana juga sudah nyaman banget, bahkan cara Rasul menahan lapar dengan mengikat batu di perut nya apakah masih ada dilakukan para suami kita? Ibadah sunnah lainnya apakah rutin dilakukan suami kita? Apakah para istri sudah terbahagiakan dengan cara-cara sederhana ala Rasul? No...buat aku pribadi tak jarang aku meminta suami untuk romantis, terkadang kebahagiaan itu aku ciptakan demi menjaga kehangatan hubungan suami istri.

Poligami selalu saja menjadi bahan diskusi yang memancing debat, ketika seorang muslimah tak siap berpoligami maka ada kelompok yang akan memandangnya sebagai muslimah yang tak paham agama, bahkan ketika seorang muslimah menyatakan tak mau di poligami ada pula yang mengingatkan jangan membuat agama islam mempunyai aura negatif. Poligami itu ending nya akan baik bila dilakukan dengan benar, jadi pertanyaannya kenapa orang menganggap jelek poligami? Jelas jawabannya karena dilakukan dengan cara yang tak benar.

Aku ingat betul sebuah tayangan ekslusif Aa gym (maaf terpaksa ambil contoh dari kasus beliau) bersama metro TV, beberapa tahun lalu, beliau diwawancarai mengenai poligami nya, saat itu mendadak usahanya sepi, lalu disaat itulah Aa Gym mengakui apa yang dipertontonkann ya kepada Jamaahnya adalah sebuah kepalsuan, bahwa dia tertarik dengan istri mudanya diawali dengan pengajian rombongan umroh yang dilaksanakan travel nya, kala itu saya melihat seorang muslimah yang cantik! See! Itulah awalnya, so apa yang mau diselamatka ? Tak ada, kecuali hatinya memang mendua. 

Aa gym sudah mendekati cara rasul, menginformasikan kepada istri tua bahwa beliau ada niat berpoligami, sikap istrinya yang paham agama meminta waktu dan butuh 5 tahun barulah kata setuju itu keluar, tapi ternyata ada permintaan bercerai setelah satu tahun hidup berpoligami, maknanya apa? 

Saya belajar banyak dari kasus ini, keduanya eh ketiganya mungkin memiliki pemahaman ilmu agama yang lebih dari saya, dan pada akhirnya mereka menyerah, meski sekarang sudah bersama lagi tapi apakah saya berani untuk mencoba berbagi? TIDAK, saya tak sanggup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun