Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Waspadai Bahaya Iklan Rokok Terselubung dalam Audisi Bakat

4 April 2019   16:05 Diperbarui: 4 April 2019   16:59 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedih Melihat Antusias Anak-Anak Beraudisi, Sumber Photo AntaraNews

Kanda anakku berusia 6 tahun pernah menangis ketika melihat om nya merokok "om, please jangan merokok nanti leher oom bolong". Setiap melihat orang merokok dia akan tegur dan kasih tahu bahwa merokok itu berbahaya.

One day sepupunya habis main bulutangkis dan menggunakan jersey yang ada logo rokoknya, somehow aku gak tahu gimana Kanda anak usia 6 tahun bisa tahu logo rokok ? Dan mengejutkan dia teriak "Mami...aku mau baju badminton yang ga ada logo rokoknya!"

Lalu pertengahan Februari tahun ini ada sebuah berita yang aku baca, dimana Yayasan Lentera Anak (YLA) menemukan dugaan eksploitasi anak dalam sebuah audisi bakat olahraga khususnya untuk Bulutangkis. Pasti pihak tertuduh tak mau mengakuinya, yah bisa jadi karena memang mereka yakin audisi tersebut bebas dari iklan rokok dan murni hanya regenerasi mencari anggota untuk mengisi kuota beasiswa bulutangkis , dan tulisan huruf-huruf brand itu memang nyatanya bukan logo marketing untuk produk rokok melainkan huruf-huruf untuk brand Club nya mereka.

Kenapa YLA Menyoroti Rokok ?

Simple guys, rokok itu adalah zat aditif, zat berbahaya yang bisa bikin kecanduan. Example ya teman sebelah lu merokok maka secara kajian ilmiah yang terpapar bahaya kesehatan 3x lebih berbahaya adalah lo sendiri bukan teman lu. And then bandingkan bila disebelah lu minum alkohol lalu mabuk, apakah lu ikutan mabok ? Big No kan guys ? Hal itulah yang membuktikan bahwa rokok itu jahatnya kebangetan, udah bikin gak sehat bikin candu pula.

Artikel terkait bisa cek disini

Audisi nya OK, Tapi Brand Imagenya Salah

YLA juga support banget sama kepedulian perusahaan-perusahaan yang bikin program beasiswa dan melakukan audisi untuk anak-anak Indonesia. Lewat audisi sejenis maka akan banyak anak-anak Indonesia yang bsia merajut mimpinya jadi sekali lagi YLA enggak mempermasalahkan audisinya tapi kekhawatiran YLA lebih kepada image anak-anak itu sendiri terhadap rokok dan meski di lokasi dan saat pelatihan enggak diceritain tentang rokok, tapi every body know DJARUM is Rokok!

Bahayanya Iklan Rokok Untuk Anak Dalam sebuah kesempatan diskusi Bersama YLA hadir psikolog Liza Marielly Djaprie, beliau sepakat dengan apa yang dikhawtirkan oleh YLA. Bahwa di masa depan anak-anak ini bisa jadi sumber pemasukan bagi industri rokok. Kalau di luar negeri sudah banyak aturan yang melarang iklan rokok dimanapun dan dalam konteks apapun.

Luar Negeri bisa melakukannya karena di negeri barat sana industri rokok itu dimusuhi, beda dengan kita musuhnya hanya sebatas wacana. Wong kalau bosnya merokok saja pada diam dan maklumi saja yak an ? Boro-borolah mau memusuhi industri rokok yang nota bene pemberi cukai terbesar di republikini.

Dari sisi psikolog ada yang namanya Subliminal Advertising dimana individu di ekspos terhadap sebuah brand dan produk tanpa dia sadari namun meninggalkan bekas dalam memorinya dan ada waktunya akan dengan sangat mudah muncul kepermukaan. Khususnya anak-anak mereka memang mudah banget menyerap apapun disekitarnya karena pola pikir yang belum dewasa. Mbak Liza mencontohkan bila dalam sebuah pertemuan seseorang menyebutkan mie ayam berkali-kali maka dipastikan ada diantara yang hadir sehabis pertemuan akan mencari mie ayam, bukan karena kepengen melainkan memorinya menyimpannya sehingga timbullah rangsangan pada otak untuk mencobanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun