Bicara tentang Ulama, tentu di Indonesia banyak ulama dan menurutku ulama yang masuk televisi sudah kebanyakan bukan mikirin umat sih melainkan mikirin cari duit buat tujuannya, entah untuk memperluas pesantren, melancarkan dagangannya atau apapun dengan motif ekonomi dan ini sangat manusiawi, sah-sah saja.
Tapi ketika memilih pemimpin harus dengan dikte ulama rasanya ada yang salah. Apalagi ulama yang bersatu di 212 kebanyakan orasinya berbau kepentingan kelompoknya, dulu hanya karena Ahok nerjemahin ayat alqur'an kita maka satu Indonesia mengamuk.
Di sisi lain ketika Jokowi solat dan menjadi imam maka geng 212 ribut membredeli rakaat demi rakaat seolah benar adanya sebuah kesalahan. Namun di sisi lain para ulama ini sangat memaklumi ketika Prabowo salah mengucapkan SAW, memaklumi enggak bisa ngaji, malah bangga ketika ngaku enggak bisa sholat, aneh bukan?
Banyak Ulama Pensiun Dini dari Geng 212
Dalam suatu kesempatan Tuanku Guru Bajang (TGB) juga pernah mengaku bahwa beliau selaku ulama bersama ulama lainnya memang sempat menilai Jokowi adalah pemimpin yang bukan akan memihak ummat Islam, namun TGB beruntung karena beliau adalah Gubernur maka otomatis beliau bisa berkomunikasi secara langsung dengan Jokowi, dan dalam perjalannya TGB merasakan hatinya berkata lain tentang Jokowi.
Hal ini disampaikan juga kepada Ulama lainnya dan ternyata memang banyak yang sepaham dengan TGB namun tak semua ulama berani bersuara. Dan benar sih ya ges apa yang disampaikan Ali Bin Abi Thalib bahwa "Kezhaliman akan terus ada bukan karena banyaknya orang-orang jahat tetapi karena diamnya orang-orang baik."Â
Karena mengingat itulah TGB merasa harus bersuara menyampaikan bahwa Jokowi bukanlah seperti apa yang sudah sampai ketelinga para Ulama, namun banyak teman TGB yang memilih diam entah untuk apa?Â
Sebagai Alumni Al Azhar Mesir TGB punya tanggung jawab untuk menjaga persatuan ummat islam di Indonesia, Islam di Indonesia sangat beragam dan persatuan adalah kunci yang membuat ummat islam di Indonesia masih bisa saling menjaga maka sebelum persatuan terpecah belah TGB mengambil sikap untuk menyampaikan bahwa Jokowi adalah pemimpin yang baik.
Beberapa kali TGB menjadi makmun sholat ketika Jokowi menjadi Imam, bacaan surah Jokowi juga layak menjadi imam, yang suka komplain malah bukan makmum kan aneh ges!Â
Nah kalau ulama sudah bilang begitu maka aneh kalau ada ulama yang mengklaim Prabowo sebagai pemimpin yang islami, padahal Prabowo saja disuatu pertemuan pernah mengakui sebagai islam abangan, yah sholat enggak sholat ges.
Sejak TGB menyatakan sikap maka banyak juga ulama yang pensiun dini dari 212, bahkan setelah bertemu Presiden beberapa ustadz juga menjadi Alumni. Intinya 212 sekarang benar-benar diisi oleh ulama garis keras, dalam ceramah enggak segan memaki, dalam berorasi hanya bilang takbir tanpa dia mengucapkan "Allahu Akbar".