Hampir dua minggu ini di lini masa banyak status yang enggak terima atas beberapa statement yang dilontarkan para pejabat negeri, bahwa adalah sebuah fakta telah terjadi penurunan angka kemiskinan, dan adalah nyata bahwa sejak tahun 2007 untuk pertama kalinya Indonesia punya angka kemiskinan hanya 1 digit yaitu 9.82%.Â
Lalu kenapa kita tak gembira? Masalahnya masih banyak yang miskin li ! Saya percaya kita memang merasakan derita saudara kita, tapi bila kita tak berbicara atas data maka akan sulit membenarkan apa yang kita rasa.Â
Rasa saya memang harga-harga mahal bukan karena saya tak mampu membeli toh buktinya setiap weekend aku ke pasar. Keluhan lebih sebagai bentuk empati kepada orang-orang yang kelas hidupnya dibawah saya padahal sudah jelas keranjang belanja saya dan orang yang saya pikirkan itu berbeda. Begitulah saya menyikapi debat kusir tentang penurunan angka kemiskinan ini.
Tuhan maha baik enggak membiarkan saya berandai-andai terlalu lama. Kemarin dalam sebuah kesempatan dan dengan niatan baik diadakan sebuah diskusi menarik yang digagas oleh FMB9 (Forum Merdeka Barat 9). Diskusi tentang "Fakta Penurunan Angka Kemiskinan". Informasi penurunan angka kemiskinan disampaikan langsung oleh Kepala BPS (Badan Pusat Statistik) Bapak Suhariyanto pada tanggal 16 Juli 2018.Â
Adalah fakta BPS mengeluarkan data tersebut berdasarkan hasil sensus pada Maret 2018 dan menggunakan indikator yang disepakati baik nasional maupun Internasional bahwa saat ini angka rata-rata garis kemiskinan adalah Rp. 401.220 per kapita per bulan, lantas kitapun membagikan dengan jumlah hari di kalender yaitu berkisar 13 ribuan per kapita per hari, mungkinkah?Â
Dalam diskusi kemarin pembagian langsung seperti itu bukanlah sebuah kesimpulan, karenanya banyak yang menyimpulkan bahwa seseorang yang bisa belanja lebih dari 13 ribu perhari sudah kaya. Alhasil lini masa sosial media ribut.
Orang Miskin Semakin Sedikit
Siapapun Presidennya maka tujuan mereka adalah sama yaitu mengentaskan kemiskinan, negara mana yang bahagia bila banyak warganya miskin? Karena nya dari masa ke masa siapapun presiden nya maka jumlah orang miskin di Indonesia memang menurun.
Hanya saja sekarang heboh karena memang baru pertama kalinya 1 digit, padahal enggak usah fokus kesanalah gengs lihat saja data-data yang lalu bahwa pemerintah saat ini merupakan kelanjutan masa lalu jadi meskipun saat ini angka kemiskinan satu digit maka pemerintah semakin banyak PR nya, karena semakin sedikit yang miskin akan semakin susah menolongnya. Itulah sebabnya angka kemiskinan terasa sangat lamban bergeraknya.
Sebelum bahas kenapa, sebaiknya kita sepakat dulu pemahaman tentang kemiskinan ? Kemiskinan menurut Kepala BPS adalah sebuah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar yang diukur dari pengeluaran, so bila ada seseorang yang memiliki pengeluaran dibawah rata-rata angka kemiskinan tadi (13 ribu per hari) itulah yang dikategorikan miskin.Â
Selain itu indikator lain yang menunjukkan fakta penurunan kemiskinan adalah membaiknya angka Rasio Gini dimana per Maret 2018 berada di angka 0.389 dibanding tahun lalu 0.391. Jadi saat ini masih ada 25.95 juta rakyat Indonesia dalam kategori miskin dan semakin kecil angka kemiskinan maka akan semakin sulit untuk menurunkannya karena kemiskinan sudah semakin berada dititik terdalam sehingga lebih sulit dijangkau.