Bete banget dulu pas tinggal di sebuah perkampungan x yang sebenarnya berada di pinggir kota, setiap Ramadan tiba ampun deh berisik dan akhirnya susah banget untuk bisa tidur dan ujug-ujug waktu sahur tiba. Jadi di kampung itu sudah tradisi setiap Ramadan tiba maka di tengah lapangan di pasang panggung, diatasnya ada sound system, ada bermacam-macam gendang dan bedug. Selepas tarawih anak-anak remaja akan naik ke panggung lalu mereka ada yang mengaji, teriak takbir, memukul gendang bergantian dengan bedug pokoknya berisik aneet lah!Â
Tujuannya hanya berjaga sampai sahur tiba. Begitu jam 12 malam mulai deh mereka teriak sahuuur...sahuuur, saaahuuuurrrr dan itu mengganggu banget. Lalu jam 2 dini hari anak-anak itu turun dari panggung dan berkeliling kampung sembari memukul gendang sahuuurrr bu, sahuuurrr! Bayangkan dari selepas tarawih sampai sahur tiba mereka berisik, dan baru akan berhenti selepas adzan shubuh.
Tradisi membangunkan sahur ini menurut ku lebay, berisik setengah mati dan membuat aku tak tertidur sampai sahur berakhir. Namun namanya sudah tradisi ya memang masih berjalan sampai hari ini. Selama Ramadan warga akan bergantian menyiapkan penganan untuk anak-anak yang dianggap berjasa membuat warga tetap melek.Â
MEMBANGUNKAN SAHUR ITU BIASA AJALAH
In my opinion sebenarnya membangunkan sahur itu biasa sajalah, enggak usah sampai membuat berisik dan membuat warga tak bisa beristirahat. Alhamdulillah saat ini aku tinggal di perumahan dan membangunkan sahur cukup dengan memanggil dari rumah ke rumah 'Pak Yuseeep sahuurrr Pak', cukup dengan demikian maka kitapun terbangun kok, dan jam membangunkan sahur juga enggak usah dari tengah malam, seperti di perumahan kami pak satpam baru membangunkan jam 3 pagi jadi kita juga nyaman bisa beristirahat.
Dulu mungkin kampung memang sepi jadi kalau diberi suara berisik bisa membuat suasana menyenangkan tapi sekarang ? Duh sudah banyak cara kok untuk bisa bangun saat sahur, pakai alarm kek, minta ditelpon pacar kek, atau bahkan yang sudah biasa bangun mah bakalan bangun sendiri. Jadi tradisi berisik saat sahur sepertinya saat ini juga sudah mulai berkurang, selain membuat anak-anak lelah yang mendengar belum tentu juga kebangun untuk sahur yang ada malah kuessell karena berisik.
BANGUN SAHUR ITU SUSAH
Sewaktu aku kecil juga selalu ada yang membangunkan sahur dan biasanya yang mendengar hanyalah mamak dan papa. Sedangkan aku dan adik-adik biasanya dibangunkan oleh Papa, tapi entah mengapa aku bete banget kalau Papa yang membangunkan sahur hehe. Soalnya Papa jarang banget sebenarnya memanggil anak-anaknya tapi kalau tiba Ramadan maka tugas Papa adalah membangunkan kami sahur.Â
Entahlah aku bete kalau dibangunkan sahur, betenya mendengar suara Papa yang memanggil nama kami sambil bernyanyi 'uli...uli bangun yuk, ayok banguun nakku, sahur untuk puasa ayoo nakku ' begitu berulang-ulang sampai kita bangun dari tempat tidur dan menuju meja makan. Sebete-betenya mendengar suara Papa maka lebih serem kalau yang bangunin sahur itu mamak, soalnya satu kali panggilan masih OK, begitu panggilan kedua enggak digubris maka mamak akan merepet 'ya sudah enggak usah pada bangun, enggak usah sahur' dan biasanya kami langsung kaget dan loncat dari kasur haha. Dibangunin Papa bete, dibangunin mamak atuut haha.
Kini aku harus membangunkan anakku untuk sahur dan belajar dari masa lalu maka aku tak banyak bicara saat membangunkan anakku, cukup usap kepalanya, cium keningnya 'bangun yok nak' sembari aku gendong untuk duduk diruang tengah dimana aku sudah siapkan susu hangat dan menu sahur kesukaannya. Alhamdulillah Kanda selalu santap sahur meski sesekali dia mengantuk .
Sahur adalah ibadah yang di sunnahkan selama namanya sunnah maka tak akan berdosa sih kalau tak dilakukan, hanya saja alangkah baiknya bila kita berkumpul saat sahur, bangun untuk menyantap makanan di saat sahur tentu membawa rasa yang berbeda dan di bulan Ramadan aku bisa santap pagi bersama anak-anak dan suami dimana hal ini tak bisa kami lakukan di hari lainnya karena kesibukan bekerja. Nah kalian punya kisah sahur ? Boleh share yaÂ