Are you happy being working mom? Absolutely not, sejujurnya aku ingin sekali hanya menjadi ibu yang bisa dirumah. Dulu selepas kuliah bekerja adalah sebuah bentuk tanda jasa atas jerih payah kedua orang tua yang sudah rela tak mengganti sepatunya, bajunya hanya demi bisa mengantarkan kami anak-anaknya menjadi sarjana. Tahun berjalan keadaan berubah, papa terserang stroke maka bekerja menjadi sebuah bentuk tanggung jawab meneruskan upaya mamak papa menjadikan dua adikku sarjana juga. And then tibalah masa ku harus menjadi seorang istri, diiringi mata berkaca-kaca restu dari mamak papa didapat. Aku sangat tahu keinginan hati mereka, dalam doa-doa mereka pastilah aku ini akan menikah dengan pria yang mampu memberikanku kebahagiaan, tak munafik kebahagian didunia ini sejatinya terbiasa diukur dengan "uang". Matre banget ortu lu  ?BUKAN jangan katakan itu, ini hanya karena mereka ingin melihatku istirahat dari rasa penat bekerja, aku tahu mereka ingin aku menikmati hidup, selama ini aku harus rela tidur jauh didalam hutan hanya demi uang tak seberapa, hanya demi melanjutkan perjuangan mamak papa mengantarkan 2 anaknya yg terakhir. Well , sementara aku hanya merasa seperti ditantang oleh Allah SWT, "aku tau keinginanmu, aku dengar isi doa mamak papamu" tapi aku hanya mau memberimu seorang pria yang badannya tak segagah manager2 yang kau kenal, pria yg tidak memiliki kedua orang tua seperti inginmu yang tak mau repot dengan urusan mertua, dan seorang pria dengan uang yang tak banyak", justru aku mendengafnya seperti itu, aku ingin menerima tantanganNYA, kalau kemarin aku bisa dengan senang hati berjuang untuk mamak papa, masak iya aku keberatan tetap seperti itu demi anak2 ku?.
[caption id="attachment_408592" align="aligncenter" width="300" caption="Kanda dan Kayama"]
Dan kini aku sudah memiliki 2 anak laki-laki yang super cute (emak2 kasih testimoni anaknya sendiri hehehe), are you happy as working mom ? Yup i am, bahagia bangetpun, rasanya semua lelah selama perjalanan pulang dan pergi menuju dan dari kantor semuanya hilang, tetiba aku bak HP yang baru dicas, full of energy, melihat sosok mungil berlari kecil sambil manggil mi..mi..tersenyum lebar..how lucky i am. Mungkin kalo aku dirumah momen seperti ini tak akan bisa kurasakan #mungkinlohya. Begitu masuk kekamar terlihata anak keduaku yang baru berusia 3 bulan, mencium bauku matanya yang sudah terpejam terbuka mengintiku sebentar lalu dia akan memasak raut sedih seolah bilang "ihh mami kemana aja" lalu aku akan bilang assalamualaikum sayang udah jangan sedihlah ya..mamikan sudah dirumah sepereti biasa oom jakarta itu macet nak...seperti memahamiku maka diapun mengganti raut sedih itu menjadi senyuman lalu dia melanjutkan tidurnya. Dua bocah ini selepas maghrib pasti sudah mengantuk akan tetapi keduanya baru akan lelap tertidur bila emaknya sudah sampai dirumah...mashaallah..terima kasih anak-anakku.
[caption id="attachment_408593" align="aligncenter" width="960" caption="#duoKYH"]
Sebenarnya aku hanyalah perempuan yang terpenjara didalam sebuah istilah "working mom" sama seperti buruh cuci, para pengemis wanita yang berjuang membantu suami untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga i am only an ordinary working mom, bekerja demi uang bukan jenjang karir, andai ada yang masih berkomentar "lu gak kasihan lihat anaklu dititipkan? kenapa sih lu ngotot tetap kerja" Maka akupun bingung mau jawab seperti apa? Apa iya diamau membayarkan cicilan rumahku yang masih tersisa 8 tahun lagi ? apa iya dia mau membantuku membelikan susu dan popok anakku ? itu saja kebutuhan lain aku yang penuhin deh, mau ? Rasa-rasanya TIDAK! Andai kata diantara pembaca ada yang akan menawarkan " Mau gak berhenti kerja?segala kebutuhan lu akan gue bayarin dan lu akan gw beri uang sejumlah gaji yang lu dapat selama ini", tak usah mikir jawabnya aku akan segera loncat "yeeeiiiiii alhamdulillah finally i can get my time wif my boys" tapi apa ada ? Bossku dikantor juga selalu mengingatkanku bahwa ketika istri bekerja maka 1+1 bukan sama dengan 2 melainkan tetap 1, tapi kalau istri dirumah maka rezeqi istri dititipkan ke suami katanya..iya pak saya tahu itu benar tapi saya hanyalah manusia dengan hitungan diatas kertas yang tak punya keberanian. Dan dalam melalui kemacetan sepanjang jalan sering berkhayal aku menelpon Pak presiden dan wakilnya , "Hallu..halluu" Pak jokowi ya ? bisa saya bicara dengan Pak JK ? Gini loh pak saya ini seorang wanita yang sangat terpaksa bekerja hanya demi kelangsungan hidup, bisa gak pak buat program untuk negara kita dimana pemerintah membuka lowongan bagi perempuan yang sudi berhenti bekerja demi mengabdi kepada keluarga, untuk memastikan generasi penerus bangsa dibesarkan dengan sosok ibu yang baik, maka negara akan memberinya gaji. Bapak suruh tim bapak membuat serangkaian tes dan persyaratan lainnya, yainlah tidak semua wanita pekerja akan melamarnya, karena banyak juga yang membutuhkan pekerjaan sebagai ajang eksistabilisasi (om vicky ini sudah benar belum ya?) tapi tidak dengan aku pak. Bila ini bisa terwujud maka generasi penerus akan hidup penuh kasih sayang, mereka akan lebih bahagia, anak-anak tidak perlu terbebani dengan rasa iba melihat ibunya pergi kerja dipagi hari dan baru tiba malam hari dirumah. Haiyyooo teriakan kernet didalam bis mengkahiri lamunan ku...lumayan lamunan seperti itu kadang membuat pikiran sedikit relax..mengkhayalkan gak butuh modal hahhaha
Perjalananku menuju kantor lumayan memakan waktu dan biaya, setelah mengantar anak-anak ke daycare maka aku berjalan kaki 500 meter untuk naik angkot, 15 menit kemudian berlari kecil berebut omprengan lalu 90 menit kemudian menyebrangi jalan dengan sesekali jalan cepat mengejar bis mayasari (bis yang ongkosnya suka ngaco kadang 5000 kadang mau 4000) selanjutnya 20 menit kemudian aku juga masih berjalan 500 meter untuk naik metromini, dan 15 menit berikutnya aku turun dari metromini berjalan 500 meter barulah sampai dikantor, fiiuuhhh akumulasi bangun dari jam 3 pagi sampai jam 8 kurang dikantor maka membuat badan terasa capeeeekkk bingit, alhasil sampai dikantor yang ada istirahat sampai menjelang makan siang hahahha. Rasa lelah hadir dalam diriku namun beruntung Allah selalu mengingatkanku "eh yang capek bukan lu doank kali" tetiba aja Allah mempertemukan aku dengan makhluk lainnya yang membuat aku ber-istighfar-lalu mengucap syukur. Rumahnya dimana mbak tanyanya, aku jawab disini diapun lalu membalas ohh dekat atuh mbak , aku mah masih 1 kilometer lagi dari mbak, lalu kantor mbak dimana tanyaku, "saya di sana" ya rabb rumahnya dan kantornya lebih jauh 1 kilometer dariku, makasih ya rab masih mempertemukanku dengan makhlukMU ini sehingga aku bisa bersyukur bahwa aku lebih tidak capek darinya meski perbedaan itu hanya 1 kilometer namun rasa syukur bisa terucap.
Inti tulisan ini adalah poto diatas, ada sembilan poto (1-9) ini adalah rutinitas saya setiap hari, weekday from monday to friday, tulisan ini hanya berupa rasa syukur saya dan saya berharap bisa bermanfaat bagi yang membaca dan memberi efek bahwa hidup kita memang wajib disyukuri apapun keadaannya..
#picstory
1. poto ini adalah ketika aku bangun jam 3 pagi, anak-anak dan suami masih tidur dan aku sudah harus kedapur. Waktu mamak menemaniku maka mamakpun sedih meilhat anak gadisnya yang dulu mesti bangun sepagi ini hehehe, tapi aku bilang ke mamak " mak jangan gitu ahh , kan aku bangun jam 3 sudah dari dulu, beda kelakuan aja mak, dulu bercengkrama dengan sang pencipta, kalau sekarang bermain dengan kompor dan kawan-kawanya. Iya pulak kata mamak ku :D
2. Jam 3.30 suami bangun dan melakukan ritual dini hari hahaha maksudnya bermunajat kepada Allah, biasanya akan langsung menemani anak kami Kayama yang sudah ikutan bangun juga, mereka akan berceloteh tawanya sampai kedapur menambah semangat mami memasak.
3. jam 4.20 makanan harus sudah selesai dimasak, menu sarapan wajib berbeda dengan makan siang karena suami agak pembosan, makan malam biasanya sama dengan makan siang. Sore hari suami yang manasinnya buat disantap ulang malam hari. Mewadahi bekal cukup memakan waktu, ada 3 bekal aku, suami dan kanda, sebentar lagi 4 bekal deh kayama akan MPASI
4. Â Setelah beres mewaadahi makanan maka selanjutnya adalah beberes dapur, mencuci piring bekas masak, melap kompor dan baru kemudian terdengar adzan shubuh , kalau lagi memungkinkan berjamaah ya berjamaah tapi kalau salah satu harus menjaga anak maka solat sendiri-snediri.
5. Menyapu dan membersihkan ruang tamu, setelah beres maka aku akan menyiapkan pakaian yang akan dikenakan anak-anak ke daycare, dari popok, kaos dalam, kaos kaki popok dan perlengkapan lainnya. Sementara suami memasak air dan menyiapkan air mandi yang super hangat buat anak-anak.
6. Aku akan langsung memandikanKayama dijam 5.10 setelah beres aku lap dengan handuk kemudian suami sudah menunggu untuk melanjutkan memakaikan bajunya, kemudian aku memandikan Kanda, lap dengan handuk pakaikan popok dan lagi papinya yang memakaian baju, aku pun meneruskan mandi dan berpakaian siap-siap ke kantor. Baru masuklah sesi pemotretan hahaha semua dokumentasi harian akan dikirim untuk nenek dan kakek anak-anak dipalembang.
7. 5.40 waktunya berangkat ke daycare (khusus senin aku berangkat lebih awal jam 5.15 dari rumah nanti anak-anak dibantu urus oleh mama diah yang punya daycare, alhamdulillah ada yang kasihan ama emak rempong ini hehehe), dan biasa kita putu-putu dulu, teuteup ya booo'
8. 5.45 tiba didaycare, Kayama bisanya langsung digendong mama diah
9. Kanda langsung menonton kartun sembari kami akan memberikan ciuman dan berpamitan, Kanda baik-baik ya, makan yang banyak tadi mami masak ini (sebutkan menunya) ,main-main sama adek ya..dan Kayama harus banyak minum susu ya..love u anak-anaku assalamualaikum..maka kanda akan berdiri "dadah..dadah...katanya sambil memberi senyuman..
Jam 5 dari kantor dan menuju perjalanan pulang, banyak rute yang sudah dicoba untuk bisa lebih mempercepat perjalanan pulang tapi sepertinya hasilnya sama 7.20 malambaru bisa landing dirumah. MAsalh mencuci pakaian kami lakukan sendiri juga, biasanya aku mencuci 2 hari sekali, pagi sudah aku rendam dan sorenya suami akan melanjutkan memencet2 tombol dan begitu aku sampai dirumah cucian beres, bermain sebentar dengan anak setelah mereka lelap maka aku akan menjemur cucian tadi. Dulu menyetrika juga masih tertangani namun tiba saatnya give up maka berbagi rezeqi dengan orang lain, alhamdulillah sekarang sudah ada yang bantu nyetrika.
Bu apa gak capek semuanya dikerjain sendiri tanya siteteh yang bantu nyetrika ? Hehehe yo capeeeeeekkk teh, tapi ini hidup yang harus dilalui bukan ? kalau bukan aku siapa lagi ? Â Salut deh ama ibu, yah itulah hidup dia salut, aku juga salut ama dia, yang masih bisa mengasihani aku, yang aku bayar hanya untuk menyetrika tapi dia sering kali membantuku merapihkan kamar tidur yang ditinggal beserak, mengganti seprei bila sudah waktunya, terkadang dia mencucikan rendaman kain lap ku, dan sering mengepel rumah, bahkan mencucui sandal anakku kanda, terima kasih ya teh, jawabnya "saya kasihan lihat ibu, gapapa bu jangan khawatir saya gak minta naik gaji untuk kerja tambahan itu.
Semoga kemudahan allah terus menyertai ku dan semuanya sehingga kita menjadi makhluk yang bersyukur atas semua kejadian didunia ini...aamiin ya rab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H