Astaga jauh-jauh dari Sumut cuma datang ke Jakarta Rumah Lembang si Ahok Djarot. Pokoknya girang segirang-girangnya. Saat pendukung sudah semakin banyak, kita kemudian memutuskan cukuplah hari itu di rumah lembang. Kita mau keluar, tapi kita mendengar bahwa Ahok akan menuju rumah lembang. Cuman gue mikir itu gak mungkin, karna barusan gue liat di twitter Ahok lihat hasil quick count di rumah Megawati.
Akirnya kita sudah puas berada di dalam rumah itu dan setelah berdesak-desakan dan hampir terjatuh serta tercepit kita pun sukses berhasil keluar. Saat menuju luar gerbang, terlihat banyaknya pendukung semakin riuh meneriakkan dua dua dua. Wartawan semakin banyak dan mereka semakin menggila, ya ampun beginilah nikmatnya passion bekerja di media pers. Sampai-sampai wartawan manjat genteng dan naik motor orang.
Ternyata Ahok sudah berada di jalan Lembang, gilaak gilak gilaak, kita berdua engga jadi menuju Taman Suropati. Pendukung meneriakkan dua dua dua, gue dan lela tak kalah keras meneriakkan dua dua dua. Badan boleh kecil dan mungil tapi suara bisa diandalkanlah. Saat petugas keamanan berusaha mensterilkan jalan untuk Ahok boleh lewat, kita berdua semakin antusian dan semangat. Gue berusahan untuk mencari spot untuk melihat dengan sempurna. Bagaikan Zakeus, gue dan Lela manjat pagar bonsai rumah lembang. Smartphone sudah siap sedia. Pendukung semakin berteriak dengan keras.
Oh Tuhan gue gak sabaran, gue belum pernah bertemu langsung dengan Ahok. Rasanya ingin menangis saat itu. Gue gak peduli dengan getah bonsai yang membuat baju gue bakalan jelek, gue gak peduli orang liatin kita manjat pagar bonsai. Gue Cuma mau lihat Ahok meski dari kejauhan. Kita berteriak lagi dua dua dua.
Astaga itu dia udah kelihatan. Aaaaaaaaaa....... Tuhan. Ahokk. Gue gak nyangka walau dari jarak 3 m gue liat Ahok berusaha menerobos kerumunan massa. Wartawan semakin menggila, pendukung semakin riuh, dan kita semakin syok. Ahoooooook gue teriak sekencang-kencangknya. Gue lihat Ahok kemudian menaiki tembok dan menyapa pendukungnya dengan salam 2 jari. Astaga Ahok... gue ngak nyangka gue udah liat Ahok. Ahok kemudian tak terlihat oleh mata lagi.
Kitapun pulang dang menuju lokasi berikutnya Taman Suropati.
Sepanjang jalan kita bercerita tetang dahsyatnya hari ini. Pada saat itu gue ngomong ke Lela,
“Kak aku senang kali liat Ahok langsung, ahh cita-cita ku pengen nyalam Jokowi lah”. “Sederhana kali cita-citamu ya?, buat nyalam Jokowi?”.
“Iya kak hehe, bisanya masuk ke Istana orang kek kita ini?”
“Gak tau aku, tapi ayok kita coba”
Intinya sepanjang jalan semangat kita seperti semangat sewaktu masih sebagai mahasiswa, ah andaikan saja waktu itu kita masih mahasiswa.