Mohon tunggu...
Ulfi Wening Nidyastuti
Ulfi Wening Nidyastuti Mohon Tunggu... -

nidyastuti.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja

10 Januari 2012   01:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:06 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

senja masih menemani mereka, atau kah mereka yang masih menunggu senja sampai ia hilang dibalik garis horizontal barat. warna oranyenya se-oranye hati Nadia saat ini. bermakna gelisah dan ingin segera mengakhirinya. di sampingnya masih berdiri Pram. laki-laki yang mengucapkan janji-janji manis 2,5 tahun lalu, saat mereka berdua masih berpakaian SMP di SMA baru tangannya tidak lagi menggemgam tangan wanita disampingnya, bahkan mereka tidak saling menatap. kurasa senja sengaja memperlambat dirinya untuk tidur di balik langit jingga. akhirnya Nadia angkat bicara. "Sebenarnya apa maumu Pram? mengapa kau ajak aku ke sini?". Nadia berkata sambil menatapnya, tapi dia tidak balik menatap. sebagai seorang wanita, feelingnya tidak jarang salah. akhirnya sebelum ia mendengar langsung dari mulut Pram, Nadia lah yang memulai berkata-kata. dan semuanya tercurahkan. dengan kalimat yang dibuat sehalus mungkin, dengan kata yang sebisa mungkin dibuat tidak menyakitinya dan Pram. semua alasan yang dibuat senalar mungkin, berharap semoga Pram mau mengerti. suaranya ditahan agar tidak bergetar dan bernada tetap, semoga Pram tidak mengetahui rasa sedih yang mengganjal. "Aku mengerti Nad. Itulah yang ingin kukatakan, kita satu pikiran. Aku tidak mau ini menjadi halangan bagi kita untuk memulai masa depan kita masing-masing", begitulah jawaban Pram. ternyata keputusannya sama. sudah waktunya menutup cerita yang lama merekabuat berdua. Pram tidak mengatakan satu alasan apaun, dia hanya meng-"iya"-kan pembicaraan Nad. mereka pun saling tatap dan tersenyum. lagi-lagi mereka satu pikiran, meski hari ini pikiran sepasang kekasih itu sama-sama tidak enak. semoga ini yang terbaik. akhirnya senja pun pergi. dan langit jingga berubah normal menjadi lebih kelam. esok tidak lagi ada cerita Pram dan Nadia yang selalu berangkat sekolah bersama, atau pulang bersama. hanya ada Pram dan Nadia yang berdiri di jalannya masing-masing dan menatap masa depannya sendiri-sendiri. Pram akan melanjutkan sekolahnya di Singapura.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun