Surabaya yang menjadi pertempuran pertama Indonesia dengan pasukan penjajah setelah kemerdekaan. Pertempuran yang terjadi pada tanggal 10 November tersebut merupakan salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia.
Penetapan tanggal 10 November sebagai tanggal yang memperingati hari pahlawan nasional juga sebagai bentuk mengenang peristiwa pertempuran diHari Pahlawan memiliki latar belakang sejarah yang amat mendalam bagi perjuangan bangsa dan rakyat Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan, khususnya arek-arek Surabaya. Lantas, mengapa Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November?. Â Pada tanggal 15 September 1945 rombongan pasukan sekutu, yaitu Inggris dan Belanda tiba di Jakarta, kemudian mulai memasuki Kota Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Kehadiran rombongan sekutu Inggris dan Belanda tersebut mulai memicu polemik dari warga Surabaya, terutama kaum pemuda Surabaya.
Salah satu peristiwa paling menegangkan terjadi pada 19 September 1945. Peristiwa tersebut adalah insiden di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) yang merupakan markas sementara RAPWI. Pada Hotel Yamato dikibarkannya bendera Belanda (merah, putih dan biru) di atas Hotel Yamato yang memantik kegeraman para pemuda Surabaya. Para pemuda Surabaya melakukan upaya berembuk tanpa kekerasan yang dilakukan dengan orang-orang Belanda, tetapi upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Dikutip dari Sejarah Nasional Indonesia : Volume 6 (1984) karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, bahwa beberapa orang pemuda Surabaya kemudian naik ke atas bangunan hotel dan merobek warna biru sehingga menyisakan warna merah dan putih, warna bendera Indonesia. Aksi penyobekan bendera ini membuat kemarahan Belanda karena mereka tidak terima bendera triwarna dihinakan kendati Belanda sendiri seharusnya tidak mengibarkan bendera tersebut karena Indonesia sudah menyatakan diri sebagai negara yang merdeka.
Peristiwa di Hotel Yamato memicu rangkaian konflik berikutnya di Surabaya. Salah satunya adalah insiden pada 30 Oktober 1945 yang menewaskan pemimpin pasukan Inggris di Jawa Timur, Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby. Tanggal 9 November 1945, Mayor Jenderal Robert Mansergh yang telah ditunjuk oleh Otoritas Militer Inggris sebagai pengganti Brigjen Mallaby mengeluarkan ultimatum sebagai respon atas insiden berdarah tersebut. Peringatan itu berisi ; Seluruh pemimpin Indonesia di Surabaya harus melaporkan diri, seluruh senjata yang dimiliki pihak Indonesia di Surabaya harus diserahkan kepada Inggris dan  para pemimpin Indonesia di Surabaya harus bersedia menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Ultimatum tersebut tentu saja tidak diindahkan oleh rakyat dan kaum pejuang di Surabaya. Maka, terjadilah pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945. Pertempuran ini menelan korban nyawa hingga ribuan jiwa, Kota Surabaya pun hancur lebur. Salah satu pejuang yang berperan mengobarkan semangat perlawanan rakyat Surabaya adalah Bung Tomo.
Selain Bung Tomo, terdapat beberapa tokoh yang berpengaruh dalam menggerakkan rakyat Surabaya pada pertempuran di Surabaya, seperti tokoh agama yang juga memiliki peran yang sangat penting untuk mengerahkan santri-santri dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan. Pada saat itu masyarakat tidak patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai atau ulama. Tokoh agama atau ulama tersebut ialah KH. Hasyim Asy'ari. Perjuangan KH. Hasyim Asy'ari untuk Indonesia juga dilakukan saat Belanda membonceng NICA kembali ke Indonesia dengan tujuan ingin merebut wilayah Indonesia lagi walaupun bangsa Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya. Ketika itu, KH. Hasyim Asy'ari bersama dengan para ulama mengeluarkan resolusi jihad yang berhasil memunculkan gerakan perlawanan terhadap Belanda dan sekutu. Salah satunya pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945.
Tepat setahun setelah hari bersejarah itu, Presiden Soekarno menetapkan bahwa setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Maka, Pertempuran Surabaya menjadi alasan mengapa tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan dan terus diperingati setiap tahunnya oleh seluruh rakyat Indonesia hingga saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H