Mohon tunggu...
Ulfi Maranisya
Ulfi Maranisya Mohon Tunggu... -

Penikmat Alam Budaya & Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Cibuntu Desa Wisata di Ujung Gunung

10 Oktober 2013   12:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:44 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cibuntu Desa Wisata di Ujung Gunung

Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam, budaya dan sejarah yang elok. Kebaikan sumberdaya alam yang berlimpah disandingkan dengan keramahan masyarakat suku Sunda yang begitu lembut. Kombinasi keduanya melahirkan suasana nyaman bagi siapa saja yang datang berkunjung untuk menghabiskan masa liburan di sana. Bumi Sunda inimemiliki Gunung Ciremai dengan ketinggian 3078 di atas permukaan laut. Posisi Gunung Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat ini adalah salah satu tujuan pendakian komunitas pecinta alam di Indonesia. Dari kemegahan Gunung Ciremai tersebut terletak suatu desa yang disebut dengan Desa Cibuntu. Desa Cibuntu merupakan desa yang berada di kaki Gunung Ciremai Jawa Barat. Keindahan alam, sumber daya dan hasil buminya membuat siapa saja yang berkunjung ke desa tersebut pasti akan mendapatkan suatu kenyamanan. Keramahan juga dirasakan dari tutur kata dan komunikasi dengan masyarakat sekitar Desa Cibuntu. Masyarakat Desa Cibuntu yang terbuka terhadap pendatang (wisatawan) adalah suatu poin tambahan bagi desa tersebut bisa lebih maju dan mampu menjadi Desa Wisata yang terbaik di Indonesia.

Dua tahun terakhir Desa Cibuntu berusaha berbenah dan mencoba memberikan pelayanan terbaik kepada setiap wisatawan yang datang. Pengarahan dan panduan terbaik dari kepala Desa (Bapak Lurah) desa cibuntu merupakan penghargaan terbaik bagi masyarakatnya. Mepersiapkan sumber daya, mengajarkan mereka dan merubah pola pikir mereka agar menjadi lebih baik lagi menerima wisatawan yang datang ke desa tersebut. Semua pelayanan terbaik selama berada di Desa Wisata Cibuntu akan dirasakan oleh wisatawan yang datang. Disaat tamu datang ke Desa Cibuntu mereka disambut baik dan disuguhkan “welcome drink” yang dikenal denganTesreh yang merupakan singkatan dari Teh Sereh. Minuman kombinasi hangat dan segar ini adalah minuman khas dari Desa Wisata Cibuntu, Kuningan Jawa Barat. Setelah berisrirahat dan menikmati sajian masakan khas Desa Cibuntu, para tamu diantar ke penginapan masing-masing (homestay) yang mana merupakan rumah penduduk asli Desa tersebut. Barang bawaan para tamu akan dibantu oleh beberapa orang lelaki desa yang sangat ramah dan kuat. Pekerjaan mereka hampir sama dengan bellboy kalau di hotel, mengantarkan tamu dari Balai Desa menuju homestay masing-masing dengan selamat.

Keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 15 Desember 2012 diadakanlah suatu kegiatan yang disebut dengan Sedekah Bumi. Sedekah Bumi merupakan suatu prosesi adat yang merupakan bentuk ucapan syukur warga terhadap hasil bumi dan juga untuk menghormati “budak angon”. Prosesi Sedekah Bumi ini merupakan prosesi yang pertama dilakukukan setelah 40 tahun yang lalu tidak pernah diselenggarakan lagi.Sebelum prosesi Sedekah Bumi diselenggarakan, paginya para tamu diajak untuk berkeliling desa dan mengenal desa melalui pengairan dan bercocok tanam padi langsung di sawah. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan keakraban bagi seluruh peserta tur yang ikut. Dipandu oleh Guide Desa yang ramah dan baik, peserta tur diajak langsung turun kesawah untuk membajak dan mengetahui caranya bertanam padi. Berjalan dipematang sawah dan begelimang lumpur sawah adalah pengalaman yang cukup menarik dalam mengawali pagi di Desa Wisata Cibuntu. Setelah puas bermain dan belajar menanam padi di sawah para peserta tur kembali ke homestay masing-masing untuk mandi dan bersih-bersih sebelum mengikuti acara Sedekah Bumi. Sedekah Bumi yang merupakan simbol keakraban warga dengan alam menghadirkan kegiatan yang dinamakan dengan Tetenong. Tetenong adalah alat dimana untuk meletakkan beragam masakan khas Sunda yang sangat komplit. Tetenong biasanya dipersiapkan oleh setiap rumah yang berada di desa tersebut. Tetenong diarak dari masing-masing rumah untuk dikumpulkan di lapangan atau pusat kegiatan Sedekah Bumi dilangsungkan. Keunikan dari tetenong ini adalah kaum pria yang wajib memanggulnya, sedangkan kaum wanita berada disampingnya dan membawa bekal lainnya yang dirasa perlupada saat upacara Sedekah Bumi.

Sedekah Bumi diawali dengan kelompok arak-arakan masyarakat Desa Cibuntu yang membawa tetenong. Sesampai di lapangan, seluruh tetenong dikumpulkan dan kemudian acara Sedekah Bumi dimulai dengan pembukaan doa dan kata sambutan dari beberapa petinggi Desa Cibuntu dan Kuningan Jawa Barat yang ditutup dengan penandatanganan Batu Tulis yang menandakan bahwa Desa Cibuntu resmi menjadi salah satu Desa Wisata Indonesia. Keseriusan dan kemajuan yang pesat terhadap semangat masyarakat Desa Cibuntu untuk membangun desanya tidak terlepas dari campur tangan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti khususnya Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti melahirkan dan memiliki sumber daya manusia yang berkompeten dan bersinergi terhadap pengembanganpariwisata di Indonesia. Acara tetenong hampir sama dengan kegiatan makan bersama disuatu desa, tua, muda, besar, kecil, Bapak Lurah, Bapak Bupati dan warga berkumpul menjadi satu dalam menikmati menu dan masakan yang sama. Saling berbagi dan kerukunan warga dua kata yang dapat menggambarkan prosesi kegiatan tersebut.

Setelah prosesi acara Sedekah Bumi selesai, para warga kembali ke rumah masing-masing dan membawa tetenong yang berisikan masakan yang sudah dibagi dengan rata dengan warga lainnya. Selanjutnya para peserta tur yang sudah kenyang mencicipi masakan warga asli warga melanjutkan perjalanannya mengelilingi Desa Cibuntu. Ditemani dengan pemandu Desa Wisata Cibuntu yang ramah, perjalanan dimulai dengan menyusuri hutan-hutan Desa Cibuntu yang menyimpan puluhan flora. Dari pohon buah-buahan hingga pohon obat-obatan tersedia di sana. Bapak Rahmat selaku pemandu perjalanan mengantarkan peserta tur ke beberapa situs sejarah dan purbakala yang terletak di Desa tersebut. Situs Bujal Dayeuh adalah salah satu situs bersejarah yang terdapat di Desa tersebut. Bujal Dayeuh berarti perutnya Dayeuh. Situs ini ditemukan 5.000 -10.000 tahun yang lalu yang mana artinya masih dalam era zaman batu kasar. Selain itu, pada tahun 1970 juga ditemukan beberapa perkakas bersejarah seperti batu, kapak, gelang dan situs Hulu Dayeuh. Ditelisik pada zaman megalitikum, era penemuan tersebut sudah masuk kedalam era batu halus. Arca Purbakala secara kasat mata dapat dilihat dan ditemukan berbentuk batu kasar. Situs unik lainnya yang terdapat di Desa tersebut adalah situs yang berbentuk arca jenis perempuan atau ratu, warga menyebutnya dengan Situs Saurip yang artinya satu kehidupan atau kebersamaan.Setelah menikmati perjalanan dan berhenti sejenak dibeberapa situs bersejarah Desa Cibuntu tidak membuat para peserta tur lelah. Bapak Rahmat sebagai pemandu wisata membagikan hasil bumi Desa Cibuntu berupa buah nangka yang sudah dikupas. Memang perjalanan yang menyenangkan bukan di Desa Wisata Cibuntu ! .

Setelah beristirahat sejenak peserta tur melanjutkan perjalanan tracking di Desa Wisata Cibuntu. Lelah sedikit terobati ketika para peserta tur menikmati mata air Cikahuripan. Mata Air Cikahuripan konon kata warga setempat dapat menjadi obat yang dapa menyembuhkan beberapa macam penyakit. Selain itu bagi siapa saja yang berdoa dan kemudian mencuci muka di mata air tersebut pasti doa atau pengharapannya akan terkabul. Wah, perlu dicoba tuh teman-teman sekalian ! . Air terjun Cikahuripan yang cukup tinggi juga tidak jauh posisinya berada dari mata air Cikahuripan. Lokasi air terjun yang sudah dirawat dan ditata dengan baik oleh warga ini membuat para peserta tur tidak lupa untuk mengabadikan beberapa foto di sana.

Perjalanan panjang yang sangat seru dan menyenangkan disore hari tersebut ditutup dengan mengunjungi Kampung Kambing. Nama yang unik untuk sebuah kampung, tetapi itulah adanya. Kampung yang ditata dengan baik dan rapi ini adalah kampung yang diisi oleh ternak kambing saja. Tujuan dibentuknya kampung kambing ini adalah sebagai salah satu apresiasi dan perhatian Kepala Desa untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat di Desa Wisata Cibuntu. Warga dan binatang piaraannya seperti kambing ini harus dipisah agar tidak terjadi kontaminasi lingkungan yang kurang sehatsecara langsung. Program penataan Desa yang cukup baik tergambar dari Desa Wisata Cibuntu ini. Program seperti ini seharusnya bisa ditiru oleh desa lainnya di Indonesia untuk menciptakan kondisi Desa yang lebih sehat dan higienis. (@ulfimaranisya).

1381382411369304864
1381382411369304864
1381382553254242561
1381382553254242561
13813827112100950240
13813827112100950240
1381382860104492301
1381382860104492301
1381382969334997365
1381382969334997365

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun